• Home
  • Sumatera
    • Aceh
    • Sumatera Utara
    • Sumatera Barat
    • Riau dan Kepri
    • Sumatera Selatan
    • Jambi
    • Bengkulu
    • Bangka Belitung
    • Lampung
  • Jawa
    • DKI Jakarta
    • Banten
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
  • Kalimantan
    • Kalimantan Barat
    • Kalimantan Tengah
    • Kalimantan Utara
    • Kalimantan Timur
  • Sulawesi
    • Sulawesi Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Barat
  • Bali NTB NTT
    • Bali
    • Lombok
    • Sumba
    • Flores
  • Maluku dan Papua
    • Maluku
    • Papua
instagram Email

dodonulis

blog catatan perjalanan

masjid-indah-jakarta

Marhaban ya Ramadhan. Tujuh masjid indah, unik, dan megah di Jakarta ini mungkin bisa kalian datangi untuk mengisi semarak bulan suci. Tidak hanya fasad atau arsitekturnya saja yang unik dan megah, beberapa masjid di daftar ini bahkan punya kegiatan yang menarik. Masjid Agung Sunda Kelapa contohnya, rutin mengadakan ceramah di sela isya dan tarawih. Lalu ada juga Ramadhan Jazz Festival yang diadakan di halaman masjid Cut Meutia. Selamat melakukan safari ramadhan temans.

1. Masjid Istiqlal

masjid-istiqlal

Istiqlal dalam bahasa arab berarti merdeka. Masjid Istiqlal yang berada di tengah jantung ibu kota ini  merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini mampu menampung hingga 120.000 jamaah. Perancang atau arsiteknya adalah Frederich Silaban, seorang penganut Kristen Protestan yang merupakan arsitek kenamaan di tanah air.  Beliau telah merancang banyak bangunan bersejarah di Jakarta. Selain Istiqlal, karya arsitektur lainnya adalah Monumen Nasional, Monumen Pembebasan Irian Barat, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kantor Pusat Bank Indonesia, dll.

Lokasi pembangunan Masjid Istqilal berada di bekas taman Wilhelmina, posisinya berdekatan dengan Gereja Katedral. Mana yang lebih dulu selesai dibangun, Monas atau Istiqlal? Meski sama-sama mulai dibangun pada tahun 1961, Monumen Nasional lebih dulu selesai dan diresmikan pada tahun 1975. Sedangkan Istiqlal diresmikan pada tahun 1978. Masjid Istiqlal sempat ditutup sementara karena dilakukan renovasi pada tahun 2019 hingga 2021. Kini kantong parkir Masjid Istiqlal bisa muat lebih banyak kendaraan yang berada di area basement.

Shalat Tarawih di masjid Istiqlal dilaksanakan dalam 23 rakaat, tetapi jamaah bisa saja memilih untuk berhenti ketika rakaat yang ke-11, tidak ada paksaan :). Ada banyak kegiatan Ramadhan di Masjid Istiqlal mulai dari ceramah, peringatan nuzulul quran, iktikaf, dll. Buat kalian yang berdomisili di Jabodetabek, bisa cobain iktikaf pada 10 hari terakhir di Masjid Istiqlal. Ketentuan dan peraturannya bisa dilihat di laman resmi www.istiqlal.or.id atau media sosial resmi-nya. 

Cara menuju Masjid Istiqlal dengan transportasi umum yaitu dapat menggunakan KRL turun di Stasiun Juanda, jaraknya hanya 650 meteran menuju masjid.  Dapat juga menggunakan Transjakarta turun di Halte Juanda.

2. Masjid Ramlie Musofa

masjid-ramlie-musofa

Masjid bernuansa putih ini berdiri di tengah rumah-rumah mewah kawasan Sunter. Alamat lengkapnya yaitu Jalan Danau Sunter Raya Selatan, Sunter Agung, Jakarta Utara. Masjid ini mempunyai arsitektur yang indah, sekilas mirip dengan bentuk Taj Mahal di India. 

Berada di seberang masjid terdapat waduk sunter yang biasanya ramai oleh warga yang menghabiskan sore hari dengan memancing atau sekedar nongkrong di sekitar waduk. Biasanya ada abang-abang kopi starling yang mangkal di trotoar, tapi cukup jauh dari warung yang menjual makanan. Jadi butuh effort untuk cari takjil atau makanan buka puasa.

Cara menuju masjid Ramlie Musofa dengan transportasi umum yang paling memungkinkan adalah dengan TransJakarta. Ambil jurusan PGC-Tanjung Priok lalu turun di Halte Sunter Kelapa Gading. Setelah itu bisa nyambung dengan ojek online. Masjid ini cukup jauh dengan stasiun KRL, opsi terdekat yaitu Stasiun Kemayoran atau Pasar Senen.

3. Masjid Agung Sunda Kelapa

masjid-agung-sunda-kelapa

Kali ini saya mengajak kalian ke masjid Agung Sunda Kelapa di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Salah satu masjid yang selalu saya datangi minimal sekali dalam bulan Ramadhan. Alasannya karena letaknya yang tidak begitu jauh dari kos dan selalu rutin mengadakan sesi ceramah di malam Tarawih. Berada di depan pintu masjid terdapat banyak warung kaki lima yang menjual beragam makanan, jadi tidak perlu repot mencari jajanan buka puasa. 

Cara menuju masjid Agung Sunda Kelapa dengan transportasi umum yaitu bisa menggunakan Transjakarta lalu turun di Halte Halimun. Jika menggunakan KRL bisa menggunakan rute Manggarai-Jakarta Kota lalu turun di Stasiun Cikini.

4. Masjid KH Hasyim Asy'ari

masjid-hasyim-asyari

Masjid berarsitektur indah berikutnya adalah Masjid Hasyim Asy'ari yang berlokasi di Jakarta Barat. Saya pernah beruntung mendapatkan potret masjid ini dengan latar pemandangan langit sunset yang indah, selepas pulang dari kegiatan bookfair di JCC Senayan.

Terdapat lima tower yang menjulang serta fasad masjid yang bercorak betawi dan timur tengah terlihat mengagumkan. Selain area ibadah, terdapat juga area perkantoran yang masih menyatu dengan bangunan masjid.

Terdapat areal kolam dan amphiteater yang biasa digunakan warga untuk menghabiskan sore hari di sana. Untuk kegiatan di Bulan Ramadhan saya belum pernah mampir ke masjid ini, terlalu jauh. Sepertinya ada banyak kegiatan menarik di sana.

Cara menuju Masjid Hasyim Asy'ari dengan transportasi umum yaitu dapat menggunakan Transjakarta turun di Halte Rusun Pesakih. Jika menggunakan KRL dapat turun di Stasiun Rawa Buaya atau Kalideres, lalu dilanjutkan dengan naik grab/gojek.

5. Masjid Agung Al-Azhar

masjid-agung-al-azhar-indonesia

Beralih ke Selatan Jakarta, terdapat Masjid Al-Azhar yang megah dan indah. Halaman masjid cukup luas karena masih dalam satu area yang sama dengan Universitas Al Azhar Indonesia. Masjid ini mempunyai banyak kegiatan semarak ramadhan yang bisa kalian ikuti.  Cara menuju masjid ini dengan transportasi umum yaitu dengan MRT lalu turun di Stasiun ASEAN. 

6. Masjid Cut Meutia

masjid-cut-meutia

Masjid berikutnya adalah masjid Cut Meutia yang lokasinya paling dekat dengan transportasi umum dibandingkan dengan masjid-masjid yang saya ulas di daftar ini. Kalian dapat ke Masjid Cut Meutia dengan KRL lalu turun di Stasiun Gondangdia. Jaraknya paling hanya 120 meter saja, bisa jalan kaki dari stasiun. 

Bentuk masjid ini unik karena tidak seperti bentuk masjid pada umumnya yang mempunyai kubah. Wajar saja, dulunya masjid ini merupakan bekas perkantoran yang beralih fungsi menjadi masjid. Kalian pernah mendengar Ramadhan Jazz Festival? kegiatan bertema musik yang digelar di halaman masjid Cut Meutia ini telah berlangsung tahun ke tahun (kecuali tahun 2020-2021 karena pandemi). 

Selain festival musik, tentunya kegiatan semarak ramadhan bertema keagamaan juga digelar seperti iktikaf dan ceramah rutin.

7. Masjid Al-Alam Marunda

 masjid-al-alam-marunda

Masjid indah di Jakarta berikutnya versi saya adalah  Masjid Al-Alam Marunda. Bentuk masjidnya sederhana dan lokasinya berada di dekat bibir pantai. Saya pernah mengunjungi masjid Tua ini ketika hendak mencari spot sunset di dekat Pantai Marunda, lalu mampir sejenak untuk salat ashar. Transportasi umum ke sini cukup rumit, saya justru menyarankan naik kendaraan pribadi saja agar lebih fleksibel. 

--

Semoga list ini bermanfaat bagi kalian yang ingin berwisata ramadhan dengan jelajah masjid di Ibu Kota. Saya pernah membuat postingan secara khusus tentang beberapa masjid di atas seperti : Masjid Istiqlal setelah Renovasi, Sunset di Masjid Hasyim Asy'ari, Masjid Cut Meutia dengan bentuknya yang unik, dan Kemegahan Masjid Ramlie Musofa.

Kalian punya rekomendasi masjid lain? sepertinya masih banyak ya, silahkan sebutkan di kolom komentar ya :).

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
pempek-nelly-10-ulu-di-jalan-garuda-kemayoran

Jarang sekali saya mengulas tentang kuliner, alasan utama karena saya bukan seorang food enthusiast yang sering membuat review makanan. Namun saya rasa perlu membahas ini, karena topik ini mungkin akan bermanfaat buat kalian "wong Palembang" yang kebingungan mencari tempat makan pempek di Jakarta. Saya akan mengenalkan / merekomendasikan tempat makan pempek yang paling sering saya kunjungi yaitu Kedai Pempek Nelly 10 Ulu di Jalan Garuda Kemayoran.

Prolog...

2016, Ketika pertama kali menetap di Jakarta, sebagai pendatang baru saya harus menyesuaikan banyak hal, beradaptasi. Pada bulan pertama tinggal di sini, ketika akhir pekan atau libur kerja saya sering berpergian di sekitaran Jakarta, mempelajari hal-hal penting dan mendasar ketika tinggal di sini. 

Hal pertama adalah mempelajari transportasi umum. Saya ingat sekali sering nyasar menggunakan transportasi publik di Kota ini. Salah naik jurusan angkot, celingukan mencari rute Transjakarta, lalu salah transit ketika naik KRL di Stasiun Manggarai. Belum punya kendaraan waktu itu justru menyenangkan dan seseru itu, meskipun sering nyasar sana-sini dan (repot).

Adaptasi lain yaitu mencari spot taman dan area olahraga. Lokasi favorit saya adalah Stadion Atletik Rawamangun yang dulu masih dibuka untuk umum. Running track-nya nyaman dengan bantalan khusus atletik. Sayangnya semenjak covid-19 hingga sekarang stadion atletik hanya diperuntukan untuk latihan para atlit saja. 

Hal berikutnya adalah tentang makanan. Sebagai warga Palembang coret yang terbiasa makan pempek (kadang sarapan pun dengan pempek :D), saya perlu mencari tempat makan pempek yang enak dan harganya masih terjangkau di Jakarta. Lokasi pedagang pempek terdekat dari kos yaitu di sekitaran Jalan Pisangan. Rasanya lumayan namun menu-nya kurang lengkap dan tempat duduknya terbatas (karena kaki lima).

Tempat makan pempek yang paling komplit sih Sari Sanjaya di Kelapa Gading. Tidak perlu diragukan lagi. sudah enak, menu yang lengkap, dan tempatnya luas untuk makan di tempat.  Lalu selain Sari Sanjaya, tempat makan pempek di Jakarta yang rekomendasi di mana saja ya? Setelah searching sana-sini, ternyata di kawasan Kemayoran terdapat banyak kedai pempek di sana, tepatnya di Jalan Garuda.

Ulasan / review Pempek Nelly 10 Ulu

pempek nelly 10 ulu di jalan garuda

kerupuk palembang di kemayoran

Pempek Nelly 10 Ulu terletak di Jl. Garuda No. 59, Kemayoran, Jakarta Pusat. Lokasinya berdekatan dengan Kedai Pempek Garuda dan Pempek Sayangan. Beragam varian pempek tersedia di kedai Nelly 10 Ulu, seperti pempek lenjer, pempek kapal selam, pempek kulit, pempek keriting, pempek adaan, dan lenggang. Menu khas Palembang lain juga tersedia seperti model, tekwan, pindang, dan kerupuk kemplang.

daftar-menu-pempek-nelly-10-ulu

Untuk harganya bervariasi, seperti yang ada pada gambar menu di atas (harga dapat berubah sewaktu-waktu). Saya biasanya memesan pindang ikan patin dan paket pempek ketika datang ke sini. Kadang juga memesan model ataupun tekwan, sesuai selera atau lagi pingin yang mana. Kalau menu favorit sih semuanya :D kecuali rujak mie, saya tidak terlalu suka. 

Pindang Palembang Nelly 10 Ulu

pindang-patin-kemayoran

Pindang adalah makanan khas Melayu Palembang dan kota-kota sekitarnya seperti Jambi dan Bengkulu. Makanan berkuah ini biasanya dibuat dengan bumbu dapur seperti serai, lengkuas, kunyit, cabai, dan kandis. Lalu untuk lauk utamanya beragam macam ikan, ayam, dan daging. Biasanya pindang juga ditambahkan dengan buah nanas sebagai pelengkap. Lalu beberapa daerah juga menambahkan bumbu tempoyak (olahan durian) sebagai penyedap rasa.

Ada beberapa jenis ikan yang biasanya dibuat dengan pindang.  Ikan Patin paling banyak dipakai karena mudah ditemukan di pasar dan harganya lebih murah dibanding ikan Baung. Mungkin 10 tahunan yang lalu Ikan Baung masih mudah ditemukan di sungai-sungai Sumatera Selatan, untuk saat ini sudah mulai sulit. Ikan ini juga sulit untuk diternak, membutuhkan waktu hingga 9 bulanan untuk siap panen. Hal itulah yang membuat harga Pindang Baung lumayan mahal.

Untuk kalian yang tertarik datang ke kedai pempek Nelly 10 Ulu jangan lewatkan mencoba menu pindang khas palembang ini, untuk menu penutup cobain es kacang merahnya :)

Penutup...

Postingan ini tidak dibuat karena saya bekerjasama atau berkolaborasi dengan kedai ini. Pun jika ada sebuah postingan di blog ini untuk tujuan komersil / promosi saya akan mencantumkan kode adv atau advertorial. Alasan saya mengulas kedai ini sebagai bentuk terima kasih dan nostalgia saya jika nanti sudah tidak lagi di Jakarta. Karena Pempek Nelly 10 Ulu sering saya kunjungi ketika saya kangen dengan masakan khas kampung halaman. Sesederhana itu alasannya.

 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
backpacker-ke-ijen-dan-baluran

Perencanaan yang matang sebelum backpackeran penting dilakukan, namun sematang apapun rencana itu tetap saja tidak bisa lepas dari faktor-faktor yang di luar kendali. Pada postingan kali ini Saya akan membagikan cerita backpacker ke Ijen dan Baluran selama dua hari satu malam. 

Malam itu, selepas salat isya di masjid tengah kota, Kami melaju menuju basecamp Gunung Ijen. Semua berjalan aman-aman saja, sebelum hujan mengguyur dengan deras. Tengah hutan, kabut membuat jarak pandang memendek, tubuh yang sudah menggigil, ahh pengalaman yang sangat membekas. Rasa lelah terbayar tuntas ketika melihat sunrise of java yang memukau, matahari terbit dari ujung pulau Jawa. 

Tiba di Bandara Banyuwangi, Green Airport di Indonesia

Pukul delapan pagi. Bandara Blimbing Sari di Banyuwangi terlihat sibuk karena kedatangan dua maskapai yang mendarat dalam waktu yang berdekatan. Baggage claim area terlihat ramai, cukup lama saya menantikan tas keril consina mount baldy 60 liter terlihat di conveyor belt. keril tersebut berisikan tenda, nesting, dan tiga helai baju-celana ganti. 

Bila bandara lain fasad luarnya dominan kaca dan berdinding semen, berbeda dengan Bandara Banyuwangi yang berkonsep tropis atau green airport pertama di Indonesia. Kalian akan melihat kolam ikan di beberapa sudut ruangan. Juga tanaman sulur yang menghias koridor. Pada bagian atap juga tak lepas dari pengaruh rumah adat Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi. 

Kali ini saya tidak solo traveling, melainkan ditenami seorang teman bernama Faliq yang sudah pernah berkunjung ke Banyuwangi. Katanya sih tujuannya mengulang ke sini karena ingin memotret banyak hal, kunjungan pertamanya tidak membawa kamera yang memadai. 

Setelah keluar bandara, kami memesan taksi online menuju tempat penyewaan sepeda motor di kawasan Stasiun Karang Asem. Ada banyak pilihan motor di sana, tinggal sesuaikan budget dan kebutuhan kalian saja. Kami menyewa Jupiter Mx dengan tarif Rp 90 ribu per hari. 

Itinerary Backpacker ke Banyuwangi

Waktu dua hari di Banyuwangi kami manfaatkan untuk eksplor dua tempat saja yaitu Baluran dan Gunung Ijen. Bisa saja memasukkan Desa adat Osing, Taman Alas Purwo, atau tempat lain di itinerary. Tetapi waktunya sangat mepet, tidak akan puas menikmati keindahan alamnya karena berburu waktu. 

Mengunjungi Taman Nasional  Baluran, Africa van Java

Tujuan pertama kami adalah Taman Nasional Baluran yang memakan waktu satu jam perjalanan dari pusat kota. Sepanjang perjalanan, saya sudah bisa melihat lautan selat dan pulau Bali. Kami tiba pukul sepuluh pagi, matahari sudah beranjak naik ke atas kepala, entah sudah berapa kali saya menyeka keringat di wajah.

Biaya tiket masuk ke Taman Nasional sebesar Rp 17 ribu per orang, lalu ada biaya tambahan Rp 5 ribu untuk sepeda motor. Waktu itu jalanan di Baluran masih beralas bebatuan keirikil dan tanah. Saat ini pengunjung bisa lebih nyaman berkendara karena sudah beraspal.

Waktu terbaik berkunjung ke Baluran adalah saat musim kemarau. Ketika padang rumputnya bewarna cokelat, lebih berasa africa van java-nya. Tapi ya harus siap-siap mengeluh karena gerah, mataharinya panas pollll apalagi di sana jarang ada pepohonan, namanya juga sabana :D. 

Luas Taman Nasional Baluran sekitar 25 ribu Ha, tidak semua kawasan taman nasional bisa leluasa dimasuki pengunjung. Jika beruntung kalian dapat melihat beragam jenis burung, kawanan rusa, hingga kerbau.

Spot foto Baluran

1. landmark Savana Bekol dengan latar gunung Baluran.

savana-bekol-baluran

2. Fosil Kepala Kerbau dan banteng

fosil-kepala-banteng-di-baluran

3. Pepohonan yang jarang

spot-foto-baluran

4. Fauna di Baluran

pohon-di-baluran

5. Pantai Bama

pantai-bama-di-baluran

lah di Baluran ada pantai? ada dong, namanya Pantai Bama dengan pemandangan yang lumayan bagus. Pasir pantainya bersih, lalu di dekat pantai ini bergerumul pohon bakau. Fasilitas penunjangnya juga lengkap, ada kamar mandi untuk bilas, toilet, mushola, dan warung. 

Pukul tiga sore, Saya beranjak kembali ke kota untuk persiapan mendaki Gunung Ijen. Tidak disangka, Perjalanan semakin seru menanti...

Berkemah di Pos Paltuding Gunung Ijen

Kami tiba di kota sebelum azan maghrib berkumandang. Kami singgah sejenak di Masjid Agung Banyuwangi, masjid terbesar di kota ini. Syukurlah di dalam masjid juga terdapat kamar mandi yang bersih dan terawat. Saya menumpang mandi di sana lalu menunaikan salat. Setelah itu beranjak ke alun-alun untuk makan malam.

Kami singgah ke minimarket untuk membeli perbekalan, termasuk membeli gas portbale yang tidak bisa dibawa ke dalam bagasi pesawat saat berangkat dari Jakarta. Tabung bensin motor juga wajib terisi penuh, oleh karena itu kami singgah sebentar di SPBU. 

Pos Paltuding merupakan titik awal pendakian Gunung Ijen. Di sanalah kami berencana mendirikan tenda untuk bermalam, lalu keesokan paginya mendaki ke Kawah Ijen. Perjalanan menuju pos Paltuding memakan waktu sekitar dua jam saja dari pusat kota. Saya memakai baju yang hangat dan jaket berbahan polar untuk mengantisipasi dinginnya malam. 

Perjalanan berjalan lancar, sebelum hujan melanda dengan deras di sisa 30 menit perjalanan. Kami kelabakan, langsung mengambil ponco di dalam jok lalu bergegas memakainya. Tidak ada pilihan lain selain terus melaju ke depan, karena tidak ada tempat berteduh di tengah hutan. 

Kabut yang menggelayut memperburuk keadaan, jarak pandang memendek. Kami berkendara dengan amat pelan di tengah penerangan yang minim. Waktu 30 menit berasa berjam-jam karena diiringi rasa khawatir. 

Kami tiba pukul sepuluh malam di parkiran pos Paltuding. Hujan mulai berhenti, menyisakan rintik-rintik yang awet. Kami langsung mendirikan tenda dan berganti pakaian kering.  Salahnya lagi si Faliq tidak membawa sleeping bag, alhasil tubuhnya menggigil kedinginan. "nih anak udah tau mau berkemah malah gak bawa sleeping bag :(" 

ojek-gerobak-di-gunung-ijen

Jam 2 dini hari, kami bersiap memulai pendakian. Waktu normal pendakian dari basecamp paltuding ke puncak gunung ijen sekitar dua jam. Treknya yang lebar memungkinkan untuk taksi gerobak beroperasi, tarifnya berkisar 150 ribu rupiah untuk sekali jalan. Kalau PP tinggal dikalikan dua saja.

Saya tiba pukul 4 pagi di Puncak Gunung Ijen, lalu berjalan menuruni lereng ke arah kawah untuk melihat blue fire yang katanya hanya ada di dua gunung, satu di Ijen dan satunya lagi ada di Islandia. Blue fire menyala karena reaksi gas belerang yang bertemu dengan oksigen pada suhu tertentu (koreksi jika salah ya).  

view-gunung-ijen

Di sepanjang perjalanan, saya melihat para penambang belerang yang sedang memikul bongkahan belerang dari bawah kawah. Pemandangan yang membuat perasaan saya luluh, sungguh. Bau belerang masih menyengat meskipun sudah memakai buff. Oh ya bagi yang tidak membawa masker, di puncak juga banyak warga yang menyediakan sewa masker anti asap. harganya berkisar Rp 25 ribu. 

blue-fire-di-kawah-ijen

sunrise-of-java

Setelah melihat blue fire, Saya bergegas kembali naik ke puncak Gunung Ijen. Pemandangan matahari terbitnya sayang untuk dilewatkan. Apalagi langit sedang cerah dan mendukung untuk memotret banyak foto.  Perjuangan semalam yang berat terbayar tuntas, langit berwarna jingga menyemburat anggun, indah sekali. 

foto-kawah-ijen

Saya turun ke Basecamp Paltuding pukul 8 pagi, lalu bersiap kembali ke Bandara mengingat jadwal keberangkatan pukul dua siang.  Harga tiket pesawat reguler Jakarta Banyuwangi berkisar satu jutaan sekali pergi. 

Jika ingin lebih hemat bisa menggunakan kereta api, namun keberangkatannya hanya ada dari Surabaya atau Yogyakarta. Oleh karena itu kita harus menuju dua kota tersebut terlebih dahulu (transit kereta). Saat menunggu waktu transit, kalian bisa kulineran atau mengunjungi tempat wisata di tengah kota.

Pilihan transportasi lain yaitu menggunakan bis dari Jakarta ke Banyuwangi. Ada bus Pahala Kencana, Lorena, Handyo, yang tiketnya bisa dilihat di traveloka. Saya tidak bisa mengulas banyak mengenai bus ini, karena belum pernah mencoba. 

Semoga bemanfaat, salam takzim.

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

stadion-soemantri-brodjonegoro-kuningan-jakarta

Stadion Soemantri Brodjonegoro di Kuningan Jakarta Selatan pernah beberapa kali menggelar laga Liga Super Indonesia 2009 (ISL). Tercatat Persitara pernah menjadikan stadion ini sebagai markas mereka kala menjamu tim tamu. Nama-nama pemain seperti Tantan, Prince Kabir Bello, dan Amarzukih pernah membela panji Laskar Si Pitung.

Bagaimanakah kondisi Stadion Soemantri Brodjonegoro saat ini? Saya tertarik mengulasnya karena stadion ini berdiri di tengah kawasan pusat bisnis di Jakarta. Bangunan pencakar langit mengelilingi stadion berkapasitas lima ribu penonton ini, termasuk Gama Tower yang pernah memegang predikat bangunan tertinggi di Ibu Kota (sebelum Thamrin Nine Tower selesai dibangun). 

Siapa Soemantri Brodjonegoro yang dijadikan nama stadion?

pintu-masuk-stadion-soemantri-brodjonegoro

Soemantri Brodjonegoro merupakan seorang cendikiawan yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era presiden Soeharto tahun 1973. Soemantri pun sempat menjabat sebagai rektor Universitas Indonesia dan termasuk dalam susunan panitia persiapan pendirian Institut Teknologi di Kota Bandung. Nama Soemantri digunakan sebagai nama stadion di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Pernah dipakai untuk Kompetisi Sepakbola Tertinggi di Indonesia

foto-stadion-soemantri-brodjonegoro-jakarta-selatan

Indonesia Super Leauge 2009/2010 mungkin bagi sebagian orang membekas, karena saat itu liga kita berjalan baik-baik saja, bahkan masih menjadi liga terbaik di ASEAN. Jadwal yang tertata rapi, pemain-pemain negara tetangga banyak beredar di banyak klub, sang juara Arema Indonesia yang dihuni duo singapura Noh Alamsyah dan Ridhuan, serta adanya verifikasi kelayakan stadion untuk menggelar laga.

Persitara pun terpaksa mencari alternatif stadion setelah Stadion Kamal Muara dan Stadion Tugu dianggap tidak memadai. Stadion Soemantri menjadi pilihan utama mengingat biayanya yang lebih murah dibandingkan dengan GBK yang menjadi markas Persija saat itu. Sayang, Persitara kandas di dasar klasemen dan harus terdegradasi. Tahun 2009/2010 merupakan kali terakhir Laskar Si Pitung berlaga di kompetisi tertinggi.

Kini menjadi lapangan latihan dan fun football 

tribun-stadion-soemantri

Kapasitasnya yang minim (lima ribu) membuat stadion ini tidak pernah lagi dipakai untuk gelaran kompetisi tertinggi. Praktis tim Ibu Kota hanya tersisa Persija Jakarta yang lebih banyak bermarkas di stadion Patriot, GBK, dan Wibawa Mukti. Sebenarnya ada Bhayangkara yang ber-homebase di Ibu Kota pada tahun 2018, namun tim pakpol punya stadion sendiri yaitu PTIK di Jakarta Selatan.

Kini Stadion Soemantri digunakan sebagai tempat latihan tim profesional dan SSB. Stadion ini juga terbuka untuk umum dengan sistem sewa lapangan.

Tempat Lari Favorit di Tengah Kota

tempat-jogging-stadion-soemantri

Lokasinya yang strategis membuat stadion Soemantri menjadi salah satu tempat favorit untuk jogging atau lari di Jakarta.  Sayang, lintasan atletiknya masih beralaskan tanah merah yang dipadatkan.  Saya tidak menemukan penyewaan loker di sekitar stadion, jadi barang bawaan harus dijaga sendiri. Biar aman disimpan di dalam kendaraan saja.

Berdekatan dengan Gama Tower dan Plaza Festival

gama-tower-dilihat-dari-stadion-soemantri

Stadion Soemantri berada di pusat bisnis kawasan Kuningan. View yang kontras terlihat dari stadion, di mana bangunan-bangunan menjulang berdiri di sekililing stadion. Termasuk Gama Tower yang dulu pernah menjadi bangunan tertinggi di Indonesia. Saat ini predikat tersebut beralih ke Thamrin Nine Tower yang mempunyai tinggi hingga 382,9 m.

Selain stadion sepakbola, masih di kompleks yang sama terdapat sarana olahraga lain seperti lapangan basket, voli, tenis, hingga kolam renang. Lapangan basketnya terletak di dalam Plaza Festival dan menjadi markas klub basket Pelita Jaya.

Transportasi Umum ke Stadion Soemantri

stadion-soemantri-di-kuningan-jakarta-selatan

Stadion Soemantri Brodjonegoro berlokasi di Jalan HR. Rasuna Said Kav C-22, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Bagaimana cara ke Stadion Soemantri? Transportasi umum menuju stadion bisa menggunakan bus Trans Jakarta, KRL, dan LRT (on process). Untuk TransJakarta dapat turun di Halte GOR Sumantri. 

Jika menggunakan KRL, stasiun terdekat adalah Stasiun Sudirman yang berjarak sekitar 4 km dari stadion Soemantri. Saat ini sedang dalam masa pembangunan jalur LRT yang nantinya akan melintasi kawasan stadion Soemantri dan Plaza Festival. Pembangunan diperkirakan rampung dalam waktu dekat, hal ini akan mempermudah akses menuju stadion Soemantri. 

Jika menggunakan kendaraan pribadi, lokasi parkir Stadion Soemantri yaitu di dalam basement Plaza Festival. Lokasinya yang berdekatan dengan banyak pusat hiburan membuat kantong parkir melimpah. 

Bagaimana tertarik untuk berolahraga di Stadion Soemantri? Akhir-akhir ini saya sedang giat-giatnya mengulas stadion dan taman di Jakarta, jika kalian punya rekomendasi tempat yang ingin diulas silahkan berkirim email atau berbagi di kolom komentar. Semoga sehat selalu semuanya :)


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

#CeritadariTaman kali ini saya akan membahas taman bertema literasi di Jakarta. Namanya adalah Taman Literasi Marta Tiahahu yang lokasinya berada di dekat pusat perbelanjaan Blok M. Setiap taman mempunyai cerita dan ciri khas tersendiri, selain konsep literasi yang ditonjolkan, taman ini juga terintegrasi dengan Transportasi umum loh.

Sebenarnya taman ini sudah lama eksis, namun baru populer setelah program pemprov yang memugar banyak taman di Ibu Kota. Pemprov menginisiasi taman menjadi ruang ketiga warga Jakarta, yaitu tempat berkumpul dan berinteraksi warga setelah ruang pertama (rumah) dan ruang kedua (sekolah dan tempat bekerja). Wajah baru taman Literasi Blok M membuat tempat ini ramai dikunjungi warga, menyusul taman lain yang lebih dulu diresmikan yaitu Tebet Eco Park.

1. Nama taman diambil dari Pahlawan Nasional Perempuan

pintu-masuk-taman-literasi-blok-m

Nama taman diambil dari pahlawan nasional perempuan yang berasal dari Maluku yaitu Martha Chirstina Tiahahu. Terdapat anjungan melingkar yang berada di tengah kolam, lalu ada jalan setapak menuju anjungan tersebut yang membentuk sebuah garis lurus. Garis tersebut mengarah ke tanah kelahiran sang pahlawan di Nusalaut, Maluku Tengah. 

Lalu mengapa nama taman ini bertema literasi? Dalam situs jakartamrt, saya mengutip pernyataan Pak gubernur waktu itu "Taman ini dibangun untuk menjadi tempat bertemunya para penggiat literasi, para penulis, para penerbit, dan ekosistem penerbitan dengan masyarakat umum yang memiliki minat pada karya literasi. Dengan taman ini, kami berharap ada kegiatan rutin menyangkut literatur yang masyarakat dapat akses dengan mudah".

2. Cara menuju taman

stasiun-terdekat-taman-literasi-blok-m

Berada di kawasan Blok M membuat taman ini sangat mudah diakses dengan transportasi umum. Lokasinya berjarak kurang lebih 350 meter dari halte Integrasi Centrale Stichting Wederopbouw (CSW). CSW merupakan tempat di mana halte bus TransJakarta dan Mass Rapid Transit (MRT) berada di lokasi yang sama. Hanya dipisahkan lantai atas dan bawah saja. Sebelum ke taman, kalian bisa melihat kemegahan CSW terlebih dahulu, skybridge-nya keren banget. 

foto-transjakarta-dan-mrt

m-bloc-space

Jika tidak ingin berjalan ratusan meter, jika kalian menggunakan MRT bisa turun di stasiun Blok M BCA. Saat keluar stasiun kalian akan langsung bertemu dengan pintu masuk taman di sisi timur. Lokasi taman sangat strategis, berada di kawasan perbelanjaan Blok M Square dan Blok M Plaza. Selain itu lokasinya juga berdekatan dengan M Blok Space, tempat nongkrong kawula muda. 

3. fasilitas taman

Fasilitas taman literasi terbilang lengkap. Saya menyukai konsep landscraper yang diusung, bangunan di sekitar taman menyatu dengan area hijau pohon dan rerumputan. Taman Literasi Blok M mempunyai luas sekitar 9.710 m2. Terdiri dari bangunan dua lantai yang melingkar dan mengelilingi kolam. 

  • Perpustakaan mini dan Bookhive

bookhive-taman-literasi-blok-m

Perpustakaan yang ada di taman literasi Blok M memang tidak sebesar perpustakaan daerah, koleksi bukunya juga tidak begitu banyak. Namun fasilitas penunjuangnya adalah terdapat area co working space dan bean bag. Taman ini juga sudah berkolaborasi dengan bookhive, perpustakaan mini yang dapat ditemukan di beberapa taman Jakarta.

  • Coffee shop
coffee-shop-taman-literasi-blok-m

Bentuknya yang melingkar dan mempunyai sudut pandang mengarah ke area kolam menjadi daya tarik bagi pengusaha kedai kopi untuk menyewa gerai di area taman. Mosslife coffee dan Djournal Coffee bisa menjadi tempat nongkrong kalian sambil mengerjakan tugas kuliah ataupun pekerjaan.

  • Amphiteater

tempat-duduk-taman-literasi-blok-m

Berada di pinggir kolam terdapat tempat duduk berbahan semen yang dibuat bertingkat dan melingkari area kolam. Tempat duduk itu juga bisa berfungsi sebagai amphitheater jika sedang ada event musik atau pertunjukan di anjungan kolam.

  • Jak Habitat

jak-habitat-di-taman-literasi-blok-m

Ada sebuah bangunan yang dibuat terpisah di taman ini. Pada dinding bangunan tersebut tertulis Jak habitat. Setelah mencari informasi, bangunan ini difungsikan sebagai pusat pemasaran aset dan properti Jak Habitat yang salah satunya hunian DP Nol Rupiah. Saat saya ke sana sih keliatan sepi, mungkin dikarenakan libur imlek. Justru bagian atap bangunan ramai oleh pengunjung karena disediakan tempat duduk, cocok untuk tempat bersantai dan nongkrong.

  • Mushola dan toilet
mushola-taman-literasi-blok-m

Taman ini juga menyediakan fasilitas Mushola dan toilet. Jadi tidak perlu repot-repot mencari tempat salat. Kalian bisa nongkorng lama-lama di taman ini tanpa khawatir ketinggalan kewajiban.

  • Playground

playground-taman-literasi-blok-m

Taman ini juga dilengkapi dengan area bermain anak-anak, wah makin komplit deh fasilitasnya :)

  • Taman Atap Abubu
lantai-dua-taman-literasi-blok-m

Awalnya saya sempat bingung mengapa dinamakan Abubu, mungkin masih berkaitan dengan tanah kelahiran Martha Christina Tiahahu yaitu Desa Abubu, Nusalaut, Maluku Tengah. Lantai dua taman Literasi merupakan tempat terbaik untuk melihat lanskap taman secara keseluruhan.

4. Tempat parkir taman Literasi Blok M

tempat-parkir-taman-literasi-blok-m

Saya menyempatkan datang ke lokasi taman setelah menyelesaikan ujian. Butuh refresh sejenak setelah bergelut dengan soal-soal Ketentuan pajak dan PPh. Saya rasa berkunjung ke taman merupakan opsi yang bagus, suasana sejuk akan membuyarkan pikiran yang masih menyesali "kenapa ya periode sanksi-nya salah isi :(". 

Karena saya menggunakan sepeda motor, saya sempat kebingungan mencari tempat parkir. Jika hendak ke Taman Literasi Blok M, Saya sarankan kalian parkir di Blok M Square saja dengan tarif yang standar (Rp 2.000 per jam). Lebih aman dibandingkan dengan parkir liar di tepi jalan sekitar M blok space. 

5. Alamat Taman

Taman Literasi Blok M beralamat di Jl. Sisingamangaraja, RT.3/RW.1 Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

6. Jam Operasional Taman

Taman Literasi Blok M buka setiap hari Senin-Minggu. Mulai buka pada pukul 07.00 s.d. 22.00 WIB.

Demikian #Ceritadaritaman kali ini, semoga makin banyak taman yang keren dan multifungsi di Jakarta. 


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Official Logo

Official Logo
Pada tanggal 8 Oktober 2022, blog ini mempunyai logo resmi untuk pertama kali. Sudah lama saya berkeinginan untuk membuat logo sebagai identitas blog, terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mengkreasikan logo yang luar biasa ini. Logo ini sebagai bentuk semangat untuk terus konsisten dalam membagikan hal-hal yang bermanfaat. Dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak ucapan dan respon yang baik dari para pembaca. Terima kasih atas energi positifnya :)

Popular Posts

  • Sleeper Bus Palembang Jakarta, Memangnya Ada?
  • Taman Literasi Blok M, Ruang Ketiga Warga Jakarta
  • Road Trip Jakarta ke Palembang dengan Bus Epa Star
  • Car Free Day Jakarta Hadir Lagi Dengan Wajah Baru
  • Kolam Renang Bojana Tirta, Murah dan Nyaman

Tentang Penulis

Halo para pembaca, penulis adalah seorang pemuda kelahiran tahun ’97. isi blog ini seputar cerita dan catatan penulis ketika berkunjung di beberapa provinsi di Indonesia, tujuan membuat blog ini supaya dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai hobi traveling. penulis dapat dihubungi dengan berkirim email ke dodonulis1@gmail.com

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

recent posts

    Pages

    • Privacy Policy
    • About Me
    • Disclaimer
    • Contact

    BloggerHub

    BloggerHub Indonesia

    Created with by ThemeXpose