• Home
  • Sumatera
    • Aceh
    • Sumatera Utara
    • Sumatera Barat
    • Riau dan Kepri
    • Sumatera Selatan
    • Jambi
    • Bengkulu
    • Bangka Belitung
    • Lampung
  • Jawa
    • DKI Jakarta
    • Banten
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
  • Kalimantan
    • Kalimantan Barat
    • Kalimantan Tengah
    • Kalimantan Utara
    • Kalimantan Timur
  • Sulawesi
    • Sulawesi Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Barat
  • Bali NTB NTT
    • Bali
    • Lombok
    • Sumba
    • Flores
  • Maluku dan Papua
    • Maluku
    • Papua
instagram Email

dodonulis

blog catatan perjalanan

cikini-gold-center

Cikini bagi saya adalah tempat yang paling spesial di Jakarta. Hampir tiap akhir pekan saya selalu mampir ke Cikini. Sudah pasti tujuan utamanya adalah ke Taman Ismail Marzuki (TIM), berkunjung ke perpus, duduk-duduk di selasar TIM, melihat orang latihan teater, puisi, dan ragam seni lainnya. Selain itu Cikini juga banyak tempat kulineran, kapan-kapan kalau luang akan saya ulas. Transportasi ke Cikini sangat mudah, saya tinggal naik KRL dari stasiun Jatinegara kemudian transit ke Manggarai dan mengambil kereta jurusan Jakarta Kota yang berhenti di Stasiun Cikini.

Turun di Stasiun Cikini, itu berarti saya selalu melihat Cikini Gold Center yang berada persis di seberang stasiun. Hampir tiap minggu saya jalan kaki di sekitaran Cikini Raya, namun belum pernah menginjakkan kaki di Cikini Gold Center. Batin saya, nanti menunggu momen yang tepat. Ketika saya benar-benar siap untuk meminang seseorang maka saya akan singgah untuk mencari cincin pernikahan di sana. Pokoknya beli cincinya harus di Cikini Gold Center, sekaligus kenang-kenangan bahwa Cikini menjadi tempat yang spesial bagi saya.

Waktu berjalan, mengungkap perasaan apakah hanya sekedar singgah atau benar-benar lekat. Akhirnya saya mantap untuk ke jenjang yang lebih serius dengan seorang gadis melayu besemah yang sudah saya kenal lama. Sebut saja namanya Em, dirinya tidak setuju jika namanya ditulis lengkap di blog ini. Tanggal lamaran sudah disepakati, setelah  idul fitri atau April 2024. Maka kami berdua menyiapkan banyak hal, termasuk membeli cincin untuk lamaran. 

Cincin untuk Em, kami beli di Palembang karena Jakarta dinilai terlalu jauh dan menguras ongkos. Kebetulan waktu itu sedang ada urusan di Palembang. Lantas untuk cincin pria, kami beli terpisah. Ini yang saya suka dari Em, dia tidak terlalu memaksakan dan mendikte keputusan saya. Bebas mau beli di mana, yang penting sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.

Saya pun berangkat sendirian ke Cikini Gold Center pada bulan januari, atau tiga bulan sebelum lamaran. Tak disangka, gedung ini sangat luas. Kemilau perhiasan terpajang di tiap stan toko, saya tidak sempat riset mau hendak ke toko yang mana. 

Karena baru pertama kali ke Cikini Gold Center, rasa penasaran membuncah. Saya keliling ke tiap lantai untuk mengetahui di tiap lantai jual apa saja. Rupanya capek juga karena gedungnya luas, saya akhirnya datang ke salah satu toko di Lantai dua. Namanya ada unsur Sumatera, saya tidak akan menyebutkan lengkap nama tokonya. 

Untuk cincin mempelai pria mereka menyarankan palladium dan perak. Lantas  ditunjukkanlah berbagai tipe dan model cincin. Untuk urusan ini, saya meminta saran Em. Saya tidak terlalu pandai memilih barang, intinya budgetnya sesuai saja. Ketika sudah menentukan cincin yang hendak dibeli, selanjutnya adalah mengukur lingkar jari manis, lalu kita bisa custom nama di lingkaran bagian dalam cincin. 

Buat kamu yang belum tau tempat membeli cincin untuk pernikahan, cobalah datang ke Cikini Gold Center. Mengutip dari situs jakarta-toursim.go.id , Cikini Gold Center berdiri pada tahun 1962. Selain menjadi tempat penjualan perhiasan, di sini juga ada tempat penjualan aksesoris untuk seserahan seperti hiasan bunga, keranjang artistik, dan box hampers.

Cara ke Cikini Gold Center

stasiun-cikini

Cara paling ringkas ke Cikini Gold Center adalah menggunakan KRL. Waktu itu dari kosan saya terlebih dahulu naik mikro trans atau jaklingko Jak86 jurusan Rawamangun-Manggarai. Lalu dari Stasiun Manggarai saya naik kereta jurusan Jakarta Kota. Kemudian nanti turun di Stasiun Cikini. Bisa juga naik mikro trans atau jaklingko nomor 10A jurusan Cikini - Gondangdia.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
pertama-kali-naik-bus-dari-terminal-pulo-gebang

"Libur panjang 23 s.d. 26 Mei ke Bromo yuk" ajak saya ke seorang 'temen'. "Hah ! Bromo? mendadak banget, memangnya masih ada tiket ke Malang?" tanya dia. Harusnya sih bukan masalah besar buat cari transport ke Malang. Tentu pilihan naik pesawat bukan prioritas utama karena harga tiket melonjak gila-gilaan. Dengan cekatan langsung buka tiket.com, traveloka, dan KAI. Tiket kereta ke Malang ludes. Baiklah kami sepakat beralih naik bus. Biasanya bus ke Malang atau daerah lain di Jawa itu naik dari Terminal Pulo Gebang. Pengalaman pertama kali selalu spesial, berikut ceritanya.

Armada bus Jakarta ke Malang banyak pilihan. Fasilitasnya juga oke banget. Seperti Juragan 99, Agra Mas, Sinar Jaya, Trans27, dll. "gimana kalau naik yang suite class saja? harganya mahal sih, 560 ribuan tapi  kualitas, fasilitas, kenyamanannya dijamin bakal puas" tawar saya ke dia. "Suite class itu yang kayakmana?" tanya dia. Waduh, saya lupa dia belum pernah naik bus dengan berbagai tipe. 

"Kalau suite class itu yang biasa orang-orang nyebutnya dengan istilah sleeper bus. Penumpang bisa rebahan meski gak sepenuh badan." saya pun menjelaskan sambil menunjukan foto bus sinar jaya yang pernah saya gunakan. Pernah saya posting ceritanya, bisa baca di : Sleeper Bus Palembang Jakarta . "Oh baiklah, tapi pas ke Bromonya memang masih ada sewa jeep?" tanya dia lebih lanjut. 

Ah, saya lupa ini musim libur panjang. Bromo pasti penuh dengan lautan pengunjung. Saya pun menghubungi agen jeep hasilnya nihil, mereka sudah ada yang booking. Baiklah, saya coba cari informasi agen trip ke Bromo. Nyaris semuanya penuh dan sudah ada pelanggan yang booking. 

"Dahlah nanti saja mikirin jeep ke Bromonya, kita selesaikan dulu urusaan transport ke Malang. Ntar kalau misalnya dah habis semua jeep-nya, kita keliling kota Malang dan Kota Batu saja." ujar saya tanpa menyerah, pokoknya libur panjang ini harus kita lalui bersama deh.  Eh pas ngecek tiket bus suite classnya malah kehabisan. Padahal tadi masih ada. Ah terlalu lama mikir. Kami pun sepakat ambil yang tipe bus eksekutif / double decker milik Agra Mas. Harganya 400 ribu.

Waktu bergerak lambat, saya sudah tidak sabar road trip pertama kali dengan-nya.  Syukurlah masih ada satu agen tour ke Bromo yang mempunyai slot Jeep. Namanya Compas Petualang dengan jargon Open Trip Bromo Everyday. Kalian bisa cek instagramnya. Ntar kalau ada waktu luang lagi, akan saya ulas review menggunakan jasa mereka. 

Hari H keberangkatan ke Malang pun tiba. Saya sudah pernah nyoba naik bus dari Terminal Pulo Gebang sebelumnya. Ketika tahun 2017 sewaktu hendak ke Lampung. Waktu itu naik bus Arimbi. Ketika Pulo Gebang masih "anyar-anyar-nya". Tujuh tahun berselang saya kembali naik bus dari Pulo Gebang, tentunya saya masih awam dengan terminal ini. Kebiasaan naik bus di Kampung Rambutan sih.

Kami berdua berangkat ke Pulo Gebang dengan grab. Ketika hampir sampai, si dia baru sadar kalau dompetnya tertinggal di kos-kosan temannya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, sedangkan jadwal bus tertera pukul tujuh sore. Mana jauh pula kosannya di daerah Roxy, dari barat ke timur Jakarta. 

indomaret-terminal-pulo-gebang

Mau marah tapi kok percuma, ntar aja deh pas suasana udah agak tenang. Dompet pun dikirim via gosend. Ini ntah saya harus kecewa atau senang dengan perilaku drivernya. Waktu sudah mepet malah beliau singgah dulu untuk salat maghrib :D. Yasudahlah ya, yang terjadi terjadilah. Biar gak tegang-tegang banget saya pun foto tiap bagian terminal, sekalian mikirin konten artikel ini bentuknya kayak gimana. 

"insiden ketinggalan dompet ini harus masuk ke cerita" ujar saya ke dia. "ya terserah" jawabnya dengan singkat sambil melihat layar aplikasi yang menunjukkan keberadaan driver yang baru jalan lagi setelah selesai salat. 

Sekilas, fasilitas di terminal Pulo Gebang terbilang lengkap. Terminal bus megah yang menjadi sentra bus menuju daerah lain di Pulau Jawa. Di lantai satu terdapat deretan ruko dan warung makan. Ada juga gerai indomaret.  

tempat-sholat-terminal-pulo-gebang

Masih di lantai satu ada masjid besar yang dilengkapi dengan fasilitas penitipan barang. Biar aman saya langsung cetak tiket terlebih dahulu ke lantai dua, terminal bus pulo gebang kayaknya satu-satunya di Indonesia yang dilengkapi dengan eskalator. Meski sudah membeli tiket online di aplikasi, kita tetap wajib mencetak boarding pass di loket lantai dua. Kemudian kita juga harus cetak registrasi di area checkpoint Dishub.

area-checkpoint-penumpang-terminal-pulogebang

scan-tiket-di-terminal-pulogebang

loket-agra-mas-terminal-pulo-gebang

Pukul 6.58 sore, akhirnya driver gosend yang soleh akhirnya tiba juga. Lega rasanya, nyaris loh ketinggalan bus. Namun kok tadi rasanya pingin marah malah gak jadi ya. Soalnya dia berulang kali bilang "maaf", ah luluh juga rasa marah itu :)

ruang-tunggu-penumpang-terminal-pulo-gebang

Pukul tujuh malam. Bus Agra Mas beringsut keluar dari Pulo Gebang. Perjalanan belasan jam dimulai.

Bersambung : review bus double decker agra mas jakarta malang

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Saking penuhnya isi kepala, bingung mau bilang atau nulis apa. Biasanya dalam satu bulan saya menulis dua artikel di blog ini, namun di Bulan Juni ini baru bisa posting di minggu terakhir bulan kelahiran saya. Setelah mendapatkan kabar pindah tugas, tangan saya gemetar, bibir saya kelu, hanya batin yang memberontak semua perasaan yang campur aduk. 

Akhirnya nama saya muncul di salah satu kep paling sakral di instansi kami. Kep yang ditunggu sebagian orang, sementara mungkin sebagian orang lain mengutuk supaya tidak keluar. Namun yang pasti kep itu harus diterima dengan lapang. Nasihat lama bilang kalau senang jangan terlalu terbawa perasaan, kalau sedih jangan terlalu murung. 

Kabar pindah tugas itu menyebar cepat, ada yang mengucapkan selamat, ada juga yang mengucapkan semangat. Pindah tugas itu banyak yang perlu disiapkan, project becerite harus tertunda karena saya mengurus banyak hal, mulai dari pekerjaan kantor, mengemasi barang, memilih jasa cargo yang murah dan terpercaya, hingga menyiapkan rencana tinggal di kota tujuan. Ke mana saya pindah? saya tidak perlu mengatakannya karena sebagian sudah tau. 

Terima kasih Jakarta atas kenangannya selama sewindu. Love-hate banget dengan kota ini. Bakal bingung bakal mampir ke mana kalau main ke Jakarta. Terlalu banyak tempat tempat dan orang-orang baik yang punya kenangan bersama. Terima kasih semua semua yang telah menemani #rupasewindudijakarta yang tertangkap kata dan lensa. Terima kasih orang-orang baik. Salam takzim, mohon maaf lahir batin.

Kepada para pembaca di blog ini, di manapun dan kapanpun saya akan berusaha tetap menulis di sini. Bagaimana mungkin saya membiarkan blog ini dihuni sarang laba-laba. Banyak sekali kenangannya, mulai dari pembacanya yang hanya dua orang (saya sendiri dan teman dekat), selang beberapa bulan lima sampai sepuluh orang berkunjung karena saya share di sosial media, hingga pada akhirnya berjumpa dengan pembaca setia.

Sebagai cover postingan ini, saya lampirkan foto buku hujan bulan juni karya mendiang Sapardi Djoko Darmono. Di tempat saya sedang hujan, bagaimana dengan kabar langit Jakarta? salam :)

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
baju-kurung-melayu-di-tanah-abang

Sebuah event besar menanti beberapa bulan ke depan, mengharuskan saya dan seorang teman menggunakan gaun khas daerah. Keputusaan pun kami sepakati bersama yaitu menggunakan baju kurung khas melayu. Ada alasan khusus mengapa kami memilih baju kurung. Pertama karena kami berasal dari suku melayu, ada rasa bangga dan takjub dengan budaya kedaerahan asal. Pertimbangan kedua karena baju kurung mudah dipadukan dengan kain dan beragam aksesoris. Biasanya masyarakat Sumatera Selatan memadukannya dengan songket dan tanjak.

Ada lagu khas sumatera selatan yang salah satu liriknya menyematkan kata baju kurung.  Judulnya petanglah-petang. 


Petang lah petang menyilap lampu

Ambik kusitan di pucuk mija

Petang lah petang kemane aku

Dunie umbang dek bebadah

Baju kurung bekancing tige

Di batak endung ke selangis

Amunlah urung ancaman kite

Alangkah panjang karang tangis

Kepiat berlinang-linang

Mati disambar burung binti

Siang tekinak malam tekenang

Dibatak tiduk menjadi mimpi

Kembali ke topik awal. Tidak sulit menemukan baju kurung khas melayu, tinggal buka saja aplikasi belanja online. Semua serba mudah di era digital. Namun saya mau coba cari langsung di pasar. Sekalian mengisi aktivitas di sela libur panjang. Pikiran saya langsung mengarah ke Pusat Grosir Tanah Abang, pusat grosir yang katanya terbesar di Asia Tenggara. 

pusat-grosir-tanah-abang-terluas-di-asia-tenggara

Apakah ada yang menjual baju kurung untuk pria di Tanah Abang? Ada, meskipun saya mesti berkeliling dulu dari gerai ke gerai, blok ke blok, dan lantai ke lantai. Sekalian cuci mata, rupanya di sini lengkap ada pusat belanja batik, pusat belanja bahan, pusat belanja kebaya, dan sebagainya.

Saya rasa tidak perlu menjelaskan detail cara menuju Pasar Tanah Abang, mudah sekali karena sudah terkoneksi dengan stasiun KRL. Keluar dari stasiun Tanah Abang kita bisa berjalan menyusuri jembatan penyeberangan yang langsung mengarah ke Pusat Grosir Tanah Abang. Namun hati-hati dengan barang yang kita bawa. Dalam situasi ramai pengunjung, banyak copet yang beraksi. 

jembatan-penyeberangan-pasar-tanah-abang

Setelah melewati jembatan penyeberangan kalian akan memasuki blok CTA atau central tanah abang. Di lokasi ini banyak gerai yang menjual baju kebaya dan gamis, harganya juga terjangkau mulai dari seratus ribuan. Ada berapa blok di Pasar Tanah Abang? Kalau searching di internet jawaban yang paling sering muncul yaitu tujuh. A sampai G.

Untuk yang baru pertama ke Pasar Tanah Abang bakal bingung sih karena luas banget, perhatikan saja papan penunjuk jalannya. Untungnya setiap gerai selalu mencatumkan alamat blok, lantai, dan nomor gerainya. Blok yang paling ramai itu Blok A dan B. Saya pun fokus mencari barang yang dicari hanya di blok A saja. Kalau kalian dari stasiun KRL, agak jauh berjalan ke blok A.

Blok A lantai Basemen Tanah Abang, Grosir Tekstil atau Bahan

grosir-bahan-di-pasar-tanah-abang

Setibanya di Blok A, karena penasaran saya mulai menjelajah dari lantai Basemen. Kalian kalau mau cari bahan di sini berlimpah, ada juga gerai yang menjual kain songket. Namun barang yang saya cari tidak ada di sini. "kalau di basement yang dijual banyak bahan bang, kalau mau cari baju kurung coba ke lantai SLG" kata seorang penjual.

Gerai Ramayana di Tanah Abang yang menjual Baju Kurung

baju-kurung-pria-di-pasar-tanah-abang

Saya pun beranjak ke lantai SLG. Kalau keterangan di direktori lift menyebutkan lantai SLG khusus untuk fashion remaja, Busana kerja, dan busana muslim. Setelah berjalan mengamati tiap gerai, baju kurung yang saya cari belum ketemu juga. Tidak ada gerai yang memajang baju kurung pria. Akhirnya saya menyerah, bertanya kepada salah seorang penjual. "Oh kalau mau cari baju kurung pria coba deh ke Ramayana di dekat eskalator". Eh saya membatin kenapa tidak nanya dari tadi ya :( 

Pas nyampe di gerai Ramayana, langsung melihat pajangan baju kurung pria berwarna hijau. Lega, akhirnya nemu juga. Ada varian warna putih, merah, cokelat, dan navy. Harganya 150 ribu dengan satu set baju dan celana. Baiklah langsung bungkus deh. 

Blok A Lantai 2, Grosir Batik

grosir-batik-di-pasar-tanah-abang

Setelah dapat barang yang dicari, saya tidak langsung pulang. Mampir sebentar ke lantai 2 di mana banyak pilihan batik. Tapi kalau mau mampir ke semua lantai pasti bakal capek, apalagi mampir ke semua blok di Tanah Abang. Saran saya kalau kalian mau ke sini tentukan dulu mau fokus ke blok yang mana. Misal mau cari barang oleh-oleh khas haji dan umroh bisa melipir ke blok F. 

Tulisan kali ini tidak direncanakan dengan matang. Foto yang saya ambil seadanya. Ketika berada di dalam gerbong KRL, terpintas di kepala kayaknya seru juga kalau dipost. Saya teringat teori membentuk premis, karakter + tujuan + halangan. Di sini karakternya adalah saya, tujuannya ingin menggunakan baju kurung di sebuah event, halangannya susah menemukan baju kurung di Pasar Tanah Abang. 

Keresahan-keresahan inilah yang bisa menjadi ide tulisan di blog ini, keresahan yang kadang menjadi keresahan orang lain. Bisa jadi jalan bagi pembaca blog ini mampir. Mudah-mudahan postingan ini bisa membantu. Salam.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
asinan-betawi-kamboja-rawamangun
 "Mas, kira-kira asinan betawi yang paling terkenal di dekat sini (rawamangun) apa ya?" tanya saya ke mas robi, beliau asli orang Jakarta. Kalau mau nanya suasana Jakarta Timur tempo dulu saya sering nanya ke beliau. "Kalau asinan yang paling ramai di Jakarta Timur namanya Asinan Kamboja mas, saya bilang paling ramai ya bukan paling enak. Kalau soal rasa selera masing-masing" Jawab Mas Robi. 
 
Baiklah, jam lima sore selepas pulang kantor saya cari lokasi asinan kamboja. Ngikutin petunjuknya mas robi, Sebelum perempatan rumah sakit persahabatan belok kiri, terus perhatiin aja gak jauh dari sana ada belokan ke kanan. Eh ini mah dekat dengan lokasi IKAPI Jakarta Timur. Tidak perlu pakai google maps, saya pede saja.  
 
Pas nyampe di lokasi, saya kaget kok sudah ramai banget yang ngantri. Untungnya halaman parkir luas,  jadi tidak perlu repot cari parkir buat yang bawa kendaraan roda empat. Saya pun berdiri di barisan antrian. Karena suasana ramadhan, meja dan kursi makan ditepikan ke dinding, sepertinya asinan kamboja tidak melayani makan di tempat pada saat bulan puasa ramadhan.

asinan-betawi-haji-mansyur

Nama kedai lengkapnya itu adalah Asinan Betawi H. Mansyur. Namun karena lokasinya berada di jalan kamboja jadinya nama asinan kamboja lebih melekat. Ada dua varian asinan kamboja yang dijual, yaitu asinan sayur dan buah. Asinan sayur isinya ada tauge, tahu, selada, timun, kubis dan tentunya dibalur dengan bumbu kacang. Makan asinan betawi paling enak ditambah dengan kerupuk kuning asinan yang khas. "Kalau asinan itu yang bedain rasanya itu ada di bumbu kacangnya mas. Kalau sayur-sayurannya kayaknya sama aja." ujar Mas Robi.

asinan-buah-kamboja

asinan-sayur-kamboja

Lalu varian yang kedua adalah asinan buah. Isinya ada buah kedondong, nanas, mangga muda, bengkoang, dan timun. Eh Bengkoang itu termasuk sayur apa buah ya? entahlah haha. Kalau asinan buah tidak pakai bumbu kacang. Ada bumbu khas berwarna kemerahan. Aduh saya susah jelasin rasa bumbunya, ada asam-asamnya, ada pedasnya. 

Biar komplit ngulas di blog, saya beli kedua varian yang dijual. Asinan sayur Kamboja harga seporsinya 20 ribu. Lalu asinan buah harga satu porsinya 18 ribu. Buat kalian yang lagi cari rekomendasi tempat makan asinan betawi yang paling ramai, mungkin bisa coba Asinan Betawi Kamboja. Meminjam kalimatnya Mas Robi "saya bilang yang paling ramai ya, bukan yang paling enak. Kalau enak atau tidaknya tergantung selera masing-masing".

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
pertama-kali-naik-bus-di-terminal-kampung-rambutan

Baru pertama kali naik bus di terminal Kampung Rambutan? semoga tips ini bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin mencoba naik bus di salah satu terminal terbesar di Ibu Kota. Testimoni buruk tentang terminal dan bus memang membuat perasaan gusar. Namun tidak ada salahnya mencoba, barangkali kalian justru menemukan perasaan senang dan seru ketika road trip dengan bus.

1. Pahami Lokasi Terminal Antar Kota Antar Provinsi di Kampung Rambutan

terminal-antar-kota-kampung-rambutan

Saya menyarankan kalau baru pertama kali ke Kampung Rambutan mending naik taksi online saja ke sana. Karena terminalnya luas sekali, Tipe A atau paling besar. Minta Pak Sopir untuk mengantarkan kita masuk ke dalam terminal supaya tidak jalan kaki jauh.

2. Cara ke Kampung Rambutan dengan TransJakarta

transjakarta-kampung-rambutan

Alternatif lain ke kampung Rambutan yaitu dengan transportasi umum, lebih murah namun agak repot dikit. Saya pernah membahas Rute Transjakarta yang berhenti di dalam Terminal Kampung Rambutan. Bisa baca selengkapnya di artikel berikut : Cara Hemat ke Kampung Rambutan dengan Bus Transjakarta.

3.  Beli tiket bus jauh sebelum hari keberangkatan

tiket-bus-sinar-jaya-lewat-traveloka 

Sekarang beli tiket bus serba online, tidak perlu datang langsung ke loket di terminal. Biasanya tiket bus akan tersedia satu bulan sebelum keberangkatan. Armada andalan saya kalau balik ke Palembang yaitu Sinar Jaya (Sinjay). Sudah berkali-kali naik Sinjay, alhamdulillah memuaskan dari segi fasilitas, keamanan, dan ketepatan waktu.

Meski sudah beli tiket secara online, kita harus datang satu jam sebelum keberangkatan.  Sama seperti naik pesawat yang harus check in, kita juga perlu melakukan proses yang sama ketika naik bus. Biasanya kalau beli tiket bus online itu kita belum dapat nomor kursinya, jadi kita harus konfirmasi ke customer service/loket kalau kita sudah tiba di terminal.  Saya ambil contoh ketika saya naik bus Sinar Jaya ke Palembang. Tiketnya sudah sepaket dengan voucher makan. Tapi kita harus menukarkan tiket ke loket mereka yang berada di lantai dua.

4. Lokasi konter Check in Terminal Kampung Rambutan. 

loket-bus-terminal-kampung-rambutan

Terminal Kampung Rambutan terus berbenah untuk kenyamanan penumpang. Kalau dulu loket terminal semrawut di lantai satu, kini lokasi penukaran tiket di Terminal Kampung Rambutan terletak di lantai dua. Di sana berjejer konter bus antar kota antar provinsi (AKAP) Nomor konter bus Sinar Jaya berada di nomor 11.

5. Hindari Calo dan Preman Terminal yang Kadang Menjengkelkan

ruang-tunggu-terminal-kampung-rambutan

Saya tidak mempermasalahkan adanya calo di terminal, hal yang lumrah. Saat kita turun dari mobil/transjakarta biasanya sudah ada Calo yang berkedok petugas armada bus menghampiri. "Mau berangkat ke mana kak? Sudah punya tiket atau belum?". Kadang meski kita sudah menjawab mereka tak henti mengikuti kita.

Pengalaman buruk pernah saya alami di Kampung Rambutan, seingat saya percakapan saya dengan seorang calo seperti ini.

Calo : Mau berangkat ke mana dek?

Saya : Ke Palembang pak.

Calo : Sudah punya tiket?

Saya : sudah pak

Calo : Naik apa?

Saya : Naik bus ------ (sensor)

Calo : Wah kalau bus itu sudah mau berangkat dek, kamu udah ditungguin dari tadi.

Saya : Loh di tiket keterangannya masih satu jaman lagi pak

Calo : Ayo cepet sini saya bantu bawain barangnya ke loket, sudah mau berangkat busnya.

Si Calo pun membawakan barang bawaan saya yang sebetulnya tidak terlalu banyak dan berat. Sampai di lokasi loket rupanya jadwal keberangkatan tidak berubah. Si Calo pun minta upah karena sudah membawakan barang bawaan saya. Sial, sudah nipu minta upah pula. Saya bergumam kesal, berjanji pada diri sendiri kejadian ini sebagai pembelajaran ketika naik bus di Kampung Rambutan lagi. Waktu itu saya kasih 20 Ribu, ikhlas? ya gitu deh sambil menggerutu. Saya lupa kejadiannya tahun berapa, sudah lama.

Sudah punya tiket seperti itu saja masih bisa dikibuli, apalagi jika belum punya. Bisa-bisa kalian dapat tiket yang harganya berkali-kali lipat. 

6. Bertanya kepada orang yang tepat

terminal-kampung-rambutan

Lalu kalau baru pertama kali pasti celingukan di terminal, mau nanya ke siapa baiknya? Saran saya cari petugas Dishub. Paling aman deh tanya ke mereka. Kalau tidak melihat petugas dishub bagaimana? Cari sampai ketemu hehe. Tapi dibanding nanya ke calo, saya lebih suka bertanya ke pedagang atau yang punya warung. Buat buka omongan atau pertanyaan, beli dulu dagangan mereka supaya enak bertanya.

7. Jangan tinggalkan barang berharga di dalam bus

rumah-makan-bus-sinar-jaya

Ketika berada di kapal atau bus berhenti di rumah makan, jangan pernah tinggalkan barang berhara di dalam bus. Sebaiknya kita bersama-sama menjaga keamanan di dalam bus, jangan hanya mengandalkan kernet bus atau alat cctv. Jangan mengundang maling karena ulah kita yang teledor meletakkan barang berharga.

Saya dulu orang yang paling takut naik bus, sudah jiper duluan mikirin hal-hal buruk. Bus dan terminal selalu dikaitkan dengan seliweran permasalahan yang menghantui orang-orang seperti saya yang belum pernah mencoba. "ntar gimana ya kalau ditipu calo", "ngeri banget di terminal banyak premannya", "waktu keberangkatan bus gak nentu, lama nunggunya". Semoga tips dari saya bermanfat bagi kalian yang baru pertama kali naik bus di Terminal Kampung Rambutan.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Official Logo

Official Logo
Pada tanggal 8 Oktober 2022, blog ini mempunyai logo resmi untuk pertama kali. Sudah lama saya berkeinginan untuk membuat logo sebagai identitas blog, terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mengkreasikan logo yang luar biasa ini. Logo ini sebagai bentuk semangat untuk terus konsisten dalam membagikan hal-hal yang bermanfaat. Dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak ucapan dan respon yang baik dari para pembaca. Terima kasih atas energi positifnya :)

Popular Posts

  • Solo Traveling ke Banda Neira
  • Review Open Trip Overland Sumba Bersama Indonesia Juara
  • Travel Blogger di Bangka Belitung
  • Naik Kapal Dari Muntok ke Tanjung Api-Api Membawa Mobil Pribadi
  • Perjalanan ke Banda Neira Dengan Pesawat Sam Air

Tentang Penulis

Halo para pembaca, penulis adalah seorang pemuda kelahiran tahun ’97. isi blog ini seputar cerita dan catatan penulis ketika berkunjung di beberapa provinsi di Indonesia, tujuan membuat blog ini supaya dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai hobi traveling. penulis dapat dihubungi dengan berkirim email ke dodonulis1@gmail.com

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

recent posts

    Pages

    • Privacy Policy
    • About Me
    • Disclaimer
    • Contact

    BloggerHub

    BloggerHub Indonesia

    Created with by ThemeXpose