Solo Traveling ke Lembah Harau dan Jembatan Kelok Sembilan

by - 4/24/2020 08:14:00 PM

Lawatan kedua di Tanah Minang menjadi cerita saya kali ini, sebelumnya pernah ke sini saat ke Bukittinggi (Solo Traveling ke Bukittinggi). Tujuan saya kali ini adalah Kota Payakumbuh untuk melihat kemegahan Jembatan Kelok Sembilan dan keindahan Lembah Harau. Saat itu saya berpergian sendirian saat bulan puasa Ramadan.

Tiba di Bandara Int. Minangkabau pada hari Jumat, 10 Mei 2019 pukul sembilan malam.  saya langsung mengontak salah satu teman yang bekerja di bandara, Dia telah mencari info mobil travel yang akan berangkat ke Payakumbuh pada malam hari itu juga. Syukurnya masih ada, jadi saya tidak perlu menginap di Kota Padang dan langsung berangkat ke Payakumbuh malam itu juga.

Sebetulnya agak berisiko karena berangkat pada malam hari dan saya belum pernah ke Payakumbuh sebelumnya, namun setelah memasuki mobil dan bertemu dengan penumpang lain membuat kekhawatiran itu mereda. Di dalam mobil sudah ada seorang bapak berumur sekitar 50 dan seorang perempuan kisaran 30 tahunan. Setidaknya penumpangnya terisi, tidak sendirian bersama sopir.

saya mengira mobil ini akan segera berangkat, rupanya masih menunggu lagi. "Agak sabar nunggu ya bang, nunggu lion dari jogja bentar lagi landing, mudah-mudahan dapat satu penumpang lagi" utas sopir yang saat itu menggunakan jersey klub bola Semen Padang. Pada akhirnya ada satu orang penumpang tambahan, jadi total saat itu ada empat penumpang termasuk saya.

Penginapan di Payakumbuh
Mobil pun melaju menuju Payakumbuh pada pukul sepuluh malam, sepanjang perjalanan saya hanya tertidur, beruntung saat itu posisi duduk di dekat jendela. Tidak terasa 3,5 jam perjalanan telah ditempuh, saya tiba di Payakumbuh dan langsung meminta di antarkan ke Wisma Flamboyant. 

Saat itu sudah tengah malam, rasa-rasanya tanggung jika langsung check in malam itu juga karena sebentar lagi waktu sahur dan subuh. Lagian saya tidak terlalu mengantuk karena sudah tidur sepanjang perjalanan tadi. Akhirnya saya hanya booking satu kamar untuk keesokan harinya, lalu saya meminta izin kepada staf penginapan supaya diperbolehkan menunggu di lobi penginapan saja malam itu.

Syukurnya diperbolehkan :D, saya pun duduk di kursi lobi sambil memainkan laptop dan gawai. Ada kejadian yang lucu saat saya menunggu di lobi, karena saya duduk berdekatan dengan meja receptionist jadi kelihatan siapa yang akan memesan kamar. Nah, datanglah seorang cowok dan seorang cewek yang ingin memesan sebuah kamar, tetapi ditolak oleh staf penginapan karena setelah ditanya mereka bukanlah pasangan suami istri. Boleh menginap asalkan berada di kamar yang berbeda, mereka pun keluar dan nampaknya mencari penginapan lain :D Sayup terdengar staf penginapannya bilang "maaf da, di sini penginapan syariah, sialhkan cari penginapan lain saja".

Jarum jam menunjukkan pukul empat pagi, saya memasukkan laptop ke dalam tas dan berjalan kaki mencari warung makan untuk sahur. Ketemulah warung makan yang letaknya tidak berjauhan dengan Masjid Ansharullah Muhammadiyah. Selepas sahur saya pun menuju masjid sana untuk salat.

Karena suasana Ramadan, terdapat kajian subuh yang diadakan oleh pengurus masjid. saya pun ikut mendengarkan sembari menunggu langit terang. Setelah pukul enam pagi, saya memesan ojek online untuk mengantarkan saya menuju Jembatan Kelok Sembilan yang terkenal dengan arsitekturnya yang megah. 

Setelah pengemudi gojek tiba menjemput, saya menawarkan ke beliau untuk menjadi tour gudie berkeliling Payakumbuh. Cara ini cukup praktis dibandingkan harus mencari sewa motor, drivernya juga bisa menjadi teman ngobrol. Sepakatlah kami di angka Rp 100.000, nama pengemudinya bernama Pak Wan.

Pemandangan Jalan Terindah di Indonesia, Kelok Sembilan
pemandangan jembatan kelok sembilan
Menurut pendapat saya pribadi, Kelok Sembilan merupakan jalan terindah yang pernah dilihat di Indonesia. Sebuah Jembatan yang megah dan memiliki tikungan-tikungan tajam yang berdiri di tengah-tengah perbukitan hijau. Suasana pagi saat itu sangat sejuk, embun belum sempurna menguap, masih ada yang menempel di rerumputan dan dedaunan.

Hanya sedikit mobil dan motor yang saat itu berlalu lalang. Warung-warung dipinggir jalan nampak kosong, tidak ada yang berjualan karena saat itu sedang bulan ramadan. saya pun agak lama duduk menikmati pemandangan indah ini, membelalakkan mata dan terkagum-kagum dengan kemegahan jembatan. Beruntung sekali saat itu datang tidak ada kabut, saya dapat melihat gugusan bukit nan jauh di ujung sana.
jalan jembatan kelok sembilan
Jembatan ini diresmikan pada Bulan Oktober 2013 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu. Jembatan ini menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau, dari sini hanya sekitar empat jam saja sudah sampai menuju Pekanbaru loh :D. Seketika muncul hasrat untuk melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru, tetapi setelah menimbang-nimbang lagi rencana tersebut urung. Alasannya karena Sriwijaya Air tidak menyediakan rute Pekanbaru-Jakarta, jadi harus balik lagi ke Padang untuk terbang ke Jakarta.

Lembah Harau, Tinggi Sekali Tebingnya !
lembah harau sumatera barat
Saya diantar Pak Wan menuju Lembah Harau sekitar pukul sembilan saat itu. saya tak terlalu memperhatikan Pak Wan yang sedang menjelaskan tentang lembah ini, saya fokus memperhatikan dinding tebing yang tinggi dan mengelilingi lembah.  Lembah Harau juga mempunyai air terjun yang mengalir dari atas tebing. Viewnya mengingatkan saya dengan air terjun yang ada di film Up.
air terjun di lembah harau
Nama "Harau" diambil dari kata lokal yang berarti "Parau". Ceritanya dulu penduduk yang tinggal di atas bukit sering dilanda banjir dan longsor yang membuat penduduk berteriak kencang ketakutan sehingga membuat suara mereka parau.
tebing di lembah harau
Setelah berkeliling lembah dengan sepeda motor, saya lalu diajak Pak Wan untuk singgah melihat Harau Dream Park yang menyajikan spot foto instagrammable. Karena saat itu sepi dan tidak ada yang menjaga pintu tiket masuk, saya langsung saja masuk dengan gratis :D 
harau dream park
menara eiffel di harau dream park
Wow ada Menara Eiffel di Harau :D, selain itu ada rumah warna-warni dengan air sungai di depannya. Refleksi warna rumahnya memantul di atas air dan membuat saya tertarik memotretnya, lalu terdapat deretan perahu dengan warna menarik sedang bersandar. 
rumah gadang di lembah harau
saya melihat sebuah Rumah Gadang yang sangat menarik di taman ini, dengan latar belakang tebing yang tinggi menjulang lalu terdapat sebuah kolam yang panjang di depannya. Saya banyak mengobrol dengan Pak Wan, driver gojek yang membawa saya keliling Payakumbuh. Dari beliau saya mengetahui kalau putrinya baru saja menyelesaikan kuliah hukum di salah satu universitas di Payakumbuh. Anaknya juga berbakat dalam bernyanyi. Salam takzim untuk Pak Wan, semoga sehat selalu dan terima kasih sudah mengantar saya keliling Payakumbuh.

Berbuka Puasa di Payakumbuh
Setelah puas mengunjungi Lembah Harau, saya meminta di antar ke salah satu loket mobil travel yang ada di Payakumbuh, memesan tiket untuk besok pagi menuju Padang. Setelah urusan travel selesai, saya pun menuju ke penginapan dan berpisah dengan Pak Wan.

Sekitar pukul empat sore, saya keluar kamar untuk mencari menu buka puasa. Tidak perlu jauh-jauh berjalan kaki soalnya di dekat penginapan tersedia banyak sekali pedagang yang berjualan. Tetapi tidak ada "Rumah Makan Padang" di sini hahaha :D

Setelah kembali ke hotel rupanya sudah disediakan menu buka puasa gratis dari pihak hotel :D wah kalau tau begitu saya tidak perlu membeli takjil. Terima kasih Wisma Flamboyant atas pengalaman menginap yang menyenangkan :D.

Keesokan harinya pada hari Minggu, saya kembali ke Padang pukul 6.00 WIB dengan menggunakan mobil travel. Cerita di Padang dapat sobat baca pada : Melihat Batu Malin Kundang dan Jembatan Siti Nurbaya di Padang.

You May Also Like

0 komentar