• Home
  • Sumatera
    • Aceh
    • Sumatera Utara
    • Sumatera Barat
    • Riau dan Kepri
    • Sumatera Selatan
    • Jambi
    • Bengkulu
    • Bangka Belitung
    • Lampung
  • Jawa
    • DKI Jakarta
    • Banten
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
  • Kalimantan
    • Kalimantan Barat
    • Kalimantan Tengah
    • Kalimantan Utara
    • Kalimantan Timur
  • Sulawesi
    • Sulawesi Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Barat
  • Bali NTB NTT
    • Bali
    • Lombok
    • Sumba
    • Flores
  • Maluku dan Papua
    • Maluku
    • Papua
instagram Email

dodonulis

blog catatan perjalanan

taman lapangan banteng di jakarta

Sejak Bulan Juni 2020, beberapa taman di Ibu kota yang sempat ditutup karena Pandemi Covid-19 secara resmi dibuka kembali. Tetapi dengan syarat dan aturan, para pengunjung mematuhi protokol kesehatan (memakai masker dan jaga jarak). Salah satu taman yang telah dibuka adalah Taman Lapangan Banteng di Jakarta Pusat. 
 
Setiap Pengunjung yang akan masuk ke Taman Lapangan Banteng harus mengisi formulir identitas terlebih dahulu. Jam buka taman pun dibatasi, kalau tidak salah ingat mulai dibuka pada jam 13.30 WIB dan tutup pada pukul 18.30 WIB.
 
Bagi Penulis, Taman Lapangan Banteng merupakan salah satu tempat favorit untuk didatangi ketika sedang gabut di akhir pekan, selain Taman Situ Lembang yang saat ini masih tutup untuk umum. Pengunjung dapat melakukan aktivitas olahraga lari di jogging track yang tersedia, lalu terdapat juga lapangan basket yang berada di sebelah lapangan sepakbola. 
 
Pepohonan rindang dan asri berada di pinggir jalan-jalan setapak. Tempat duduk disediakan di berbagai sudut di taman ini, sangat cocok untuk dijadikan tempat bersantai, membaca buku, atau sekedar mendengarkan musik. 
 
Kadang terlihat beberapa pengunjung yang sedang latihan menari di area taman, Ada juga yang memasang tripod dan kamera untuk memotret view taman di kala senja, Ada yang datang bersama keluarga, dan ada juga yang datang sendirian seperti penulis :D.
monumen pembebasan irian barat

Di bagian sentral, berdiri gagah sebuah monumen yang diberi nama "Monumen Pembebasan Irian Barat". Di bagian atas monumen terdapat patung seorang yang sedang merentangkan tangan dan kaki dengan rantai yang terlepas. 

relief konferensi meja bundar di lapangan banteng

Monumen ini dibangun pada tahun 1963, sebagai bentuk peringatan bergabungnya Irian Barat kepangkuan tanah air Indonesia setelah melalui proses yang panjang. Terdapat relief atau ilustrasi yang menggambarkan Konferensi Meja Bundar yang dilaksanakan tahun 1949. 

salah satu isi konferensi meja bundar


isi trikora

Salah satu butir hasil konferensi tersebut adalah penyelesaian masalah Irian Barat ditangguhkan setahun setelah di penyerahan kedaulatan. Akan tetapi tidak kunjung selesai hingga bertahun-tahun. Prosesnya dijelaskan dalam catatan-catatan yang ada di sebelah dinding-dinding monumen. Terdapat juga relief Kapal RI Macan tutul yang tenggelam dalam pertempuran di Laut Aru tahun 1962. 

relief kapal macan tutul

Di sekitaran area monumen, terdapat theater area yang menyuguhkan pertunjukan air mancur menari sebanyak tiga kali pada pukul 18.30, 19.30, dan 20.30 WIB pada akhir pekan. Lagu-lagu nasional dan daerah diputar, mengiringi lontaran air dengan lampu sorot yang bermacam-macam warna. Meliuk-liuk dan membuat formasi yang membuat pengunjung terkesan saat menyaksikannya.

air mancur menari di taman lapangan banteng

 
sunset di lapangan banteng

Namun saat ini, selama masa pandemi pertunjukan air mancur menari di taman lapangan banteng ditiadakan. Tempat duduk di area teater juga diberikan tali pembatas dilarang masuk. Jika cuaca sedang cerah, sobat bisa menyaksikan pemandangan matahari saat akan terbenam.

 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
pulau peucang ujung kulon

Taman Nasional Ujung Kulon (TN Ujung Kulon) terletak di ujung barat Pulau Jawa dan termasuk dalam wilayah Provinsi Banten. Taman nasional ini terkenal sebagai habitat Badak Jawa bercula satu yang tergolong sebagai hewan langka. Selain itu terdapat pantai-pantai yang menyuguhkan keindahan pasir putih dan pemandangan bawah laut yang indah. Pada perjalanan menuju Ujung Kulon kali ini, Penulis berangkat bersama komunitas Bacpacker Jakarta. 

 

Rinai hujan membungkus langit Jakarta malam itu, semua peserta telah berkumpul di meeting point yang telah disepakati yaitu sekretariat Backpacker Jakarta.  Pada pukul sepuluh malam mobil bus yang kami tumpangi bergerak membelah jalanan yang basah. Mulanya penulis hanya kenal dengan satu orang teman bernama Berlian, pada akhirnya lingkar membaur dengan peserta lainnya meski sedikit canggung. 

bus menuju ujung kulon

Untuk menuju Kawasan TN Ujung Kulon, Kami harus menuju ke Pelabuhan yang ada di Kecamatan Sumur terlebih dahulu. Kecamatan ini terletak di Kabupaten Pandeglang, Banten. Lama perjalanan menggunakan bus adalah tujuh jam perjalanan, penulis memilih untuk tertidur meski tidak terlalu lelap. Pukul lima pagi, tibalah kami di Sumur. Teman-teman yang muslim dipersilahkan untuk Salat Shubuh terlebih dahulu di masjid terdekat.

pelabuhan sumur

 
kapal kayu di ujung kulon

Matahari mulai menyeruakkan cahayanya, pukul enam Kami memulai perjalanan laut dengan kapal kayu menuju Pulau Handeuleum selama kurang lebih dua jam. Perut pun bergejolak untuk segera diisi, Nasi uduk yang telah disediakan pun dimakan dengan lahap.

pantai di pulau handeuleum

Pukul delapan tibalah Penulis di Pulau Handeuleum, menurut website resmi TN Ujung Kulon, Luas Pulau Handeleum kurang lebih 220 Ha. Pulau ini mempunyai keindahan alam berupa Sungai Cigenter dengan pemandangan pepohonan bakau dan nipah yang tumbuh lebat di kedua sisi sungai. 

sungai cigenter di ujung kulon

Kami menyusuri Sungai Cigenter dengan perahu kecil yang muat hingga 10 orang, untuk menggerakkan perahu harus mengibaskan dayung. Arus sungai ini tenang sekali dan airnya berwarna hijau, kami diingatkan oleh Bapak Pemilik perahu untuk berhati-hati karena di sungai ini dihuni oleh buaya dan ular meski jarang terlihat.

Pukul sepuluh pagi, Kami beranjak kembali ke Kapal Kayu. Tujuan selanjutnya adalah menuju spot snorkeling di perairan TN Ujung Kulon. Terumbu Karang dan Ikan bermacam warna menjadi pesona yang memanjakan mata. Pukul satu siang, Kapal kami bersandar di dermaga Pulau Peucang.  

pulau peucang di taman nasional ujung kulon

Pulau Peucang mempunyai luas kurang lebih 450 Ha, pantai di pulau ini mempunyai pasir yang putih dan air yang jernih. Langit saat itu sedang cerah, dihiasi dengan awan putih bak kapas yang mengambang. Kami berada di pulau ini sampai pukul tiga sore, aktivitas yang dilakukan adalah berfoto ria, ada yang bermain pasir pantai, dan ada juga yang hanya duduk-duduk di pondokan. Rusa, Monyet, biawak, bahkan babi hutan dapat dijumpai di pulau ini. namun kawanan hewan liar itu tidak menganggu, sepertinya sudah terbiasa dengan kehadiran wisatawan :D.

Selanjutnya kapal kayu menuju Pulau Panaitan, tempat kami mendirikan tenda untuk menginap. Kesan pertama saat kapal akan bersandar adalah rasa kecewa karena banyak sampah yang mengambang di perairan dan bibir pantai. Padahal air lautnya sangat indah beserta dengan gulungan ombak yang sangat cocok untuk aktivitas surfing. Ini merupakan pengingat bagi penulis pribadi untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan dari hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah plastik sembarangan.

pulau panaitan

 

Mendirikan tenda bagi penulis adalah salah satu hal yang rumit :D, harus diakui penulis tidak pandai dalam hal ini. Beruntunglah dua teman yang lain bisa dan membantu untuk mendirikannya. Setelah tenda berhasil berdiri, teman-teman yang lain bergegas bersih-bersih (mandi). Penulis berjalan ke arah pantai, memotret langit jingga dari Pulau Panaitan.

sunset di pulau panaitan

 

Pada malam harinya setelah selesai makan malam, penulis memilih untuk tidur di saat teman-teman yang lain ada yang memasak indomie dan bermain kartu. Untuk "Kalian" Maaf ya saat itu tidak bergabung karena saya letih (lemah ya wkwk). 

Sekitar pukul tiga dini hari cuaca mulai tidak bersahabat, hujan turun dengan deras dan awet hingga pukul tujuh pagi. Rencana kami menuju Karang Copong dan Pulau Oar harus dibatalkan. Tetapi tetap penulis bersyukur karena diberikan cuaca yang sangat cerah di hari sebelumnya. 

Pukul sembilan pagi kapal kayu meninggalkan dermaga Pulau Panaitan, Kami pun menuju Pelabuhan Sumur dengan ombak yang cukup tinggi dan hujan. Beberapa peserta termasuk penulis mengalami mabuk laut, perjalanan menuju Sumur terasa lebih lama karena harus melawan ombak. Kami pun tiba di Sumur pukul tiga sore, lalu menumpang kamar mandi umum untuk bersih-bersih dan berganti pakaian.

Pukul lima sore, mobil bus menuju Jakarta dan perjalanan pun berakhir.




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Official Logo

Official Logo
Pada tanggal 8 Oktober 2022, blog ini mempunyai logo resmi untuk pertama kali. Sudah lama saya berkeinginan untuk membuat logo sebagai identitas blog, terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mengkreasikan logo yang luar biasa ini. Logo ini sebagai bentuk semangat untuk terus konsisten dalam membagikan hal-hal yang bermanfaat. Dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak ucapan dan respon yang baik dari para pembaca. Terima kasih atas energi positifnya :)

Popular Posts

  • Kolam Renang Bojana Tirta, Murah dan Nyaman
  • Transportasi Umum dari Pangkalpinang ke Sungailiat
  • Travel Blogger di Bangka Belitung
  • Naik Kapal Dari Muntok ke Tanjung Api-Api Membawa Mobil Pribadi
  • Brilliant Inn, Review Hotel Murah di Pangkalpinang, Cocok Untuk Backpacker

Tentang Penulis

Halo para pembaca, penulis adalah seorang pemuda kelahiran tahun ’97. isi blog ini seputar cerita dan catatan penulis ketika berkunjung di beberapa provinsi di Indonesia, tujuan membuat blog ini supaya dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai hobi traveling. penulis dapat dihubungi dengan berkirim email ke dodonulis1@gmail.com

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

recent posts

    Pages

    • Privacy Policy
    • About Me
    • Disclaimer
    • Contact

    BloggerHub

    BloggerHub Indonesia

    Created with by ThemeXpose