• Home
  • Sumatera
    • Aceh
    • Sumatera Utara
    • Sumatera Barat
    • Riau dan Kepri
    • Sumatera Selatan
    • Jambi
    • Bengkulu
    • Bangka Belitung
    • Lampung
  • Jawa
    • DKI Jakarta
    • Banten
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
  • Kalimantan
    • Kalimantan Barat
    • Kalimantan Tengah
    • Kalimantan Utara
    • Kalimantan Timur
  • Sulawesi
    • Sulawesi Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Barat
  • Bali NTB NTT
    • Bali
    • Lombok
    • Sumba
    • Flores
  • Maluku dan Papua
    • Maluku
    • Papua
instagram Email

dodonulis

blog catatan perjalanan

buku hujan bulan juni sapardi

Memasukkan buku ke dalam ransel ketika traveling adalah hal yang wajib bagi Penulis. Alasannya selama berperjalanan jauh pasti menemui banyak waktu luang yang kadang membuat bingung hendak melakukan apa. Misalnya saat menunggu waktu boarding yang lama, jika terjadi delay karena faktor cuaca, mesin pesawat yang bermasalah, atau mungkin kendala operasional yang membuat kening mengkerut. Di saat momen menunggu seperti itu, rasa-rasanya sayang saja jika hanya memainkan gawai.

Di dalam pesawat, buku menjadi hiburan jika tidak ada teman bicara. Jarang sekali Penulis mengobrol dengan penumpang yang duduk di samping penulis. Hanya memperhatikan wajahnya sekilas, yang penting menunjukkan gestur senyum ketika sedang bertatap muka. Padahal mungkin saja tanpa disadari penumpang di samping merupakan author buku yang sedang dibaca, meski peluangnya sangat kecil.

Ada kalanya buku yang tersimpan di dalam tas tidak dibaca sama sekali, ini sering terjadi ketika berangkat berombongan. Tentu kita akan menjadi perhatian ketika semua asik berbaur dan mengobrol satu sama lain sementara kita asik sendiri membaca. 

Saat traveling ke Baduy Dalam pada juni yang lalu, penulis sudah memasukkan buku Filosofi Teras ke dalam tas ransel. Namun sama sekali tidak dibaca. Selama perjalanan kereta dari Tanah Abang ke Rangkasbitung Penulis justru tertidur (semalamnya tidur larut malam), kebetulan saat itu penumpang sedang sepi. Mana sempat membaca buku setelah itu,  treking berjam-jam pada siang hari lalu pada malam harinya kampung Baduy gelap gulita tanpa listrik. Jadilah buku itu hanya menjadi pemberat tas, meskipun tidak berat-berat amat sih, treknya saja yang berat naik turun bukit.

Sang Alkemis, Paulo Coelho

Adapun buku terakhir yang Penulis baca ketika traveling adalah Sang Alkemis yang ditulis oleh Paulo Coelho. Bisa dikatakan buku ini wajib masuk ke list rekomendasi jika kalian hobi traveling. Penulis tidak punya buku fisiknya, melainkan membaca dengan cara meminjam buku digital/e-book di i-pusnas. Sobat pembaca masih asing dengan i-pusnas?

iPusnas merupakan aplikasi perpustakan digital yang menyediakan ribuan koleksi e-book secara gratis. Kita hanya perlu mendaftar saja, memasukan e-mail dan mengisi data diri. Selanjutnya tinggal cari buku yang kita inginkan, e-book ini tidak bisa kita download dan simpan di dalam memori handphone. Jadi kita hanya bisa membaca melalui aplikasinya saja guna menghindari pembajakan. Screenshoot tampilan isi buku tidak bisa, sepertinya aplikasi ini dirancang dengan keamanan khusus.

Masa peminjaman bukunya selama seminggu, jadi setelah lewat tenggang waktunya maka e-booknya secara otomatis hilang dari daftar buku yang kita pinjam. Terus kalau belum selesai baca gimana? ya tinggal pinjam ulang :) Sama seperti perpustakaan fisik pada umumnya, buku-buku di i-pusnas juga terbatas jumlahnya. Kadang untuk buku yang populer sering habis dipinjam dan harus mengantri untuk membacanya. 

Eh, lagi-lagi bahasannya melebar dari topik utama, moga-moga info mengenasi i-pusnas bermanfaat ya :).

Selama Road trip Makassar-Palu, Penulis menamatkan membaca Buku Sang Alkemis. Membuat perjalanan Penulis tidak membosankan meski traveling sendirian. Belasan jam di bis Penulis lebih banyak tertidur, namun diselipi dengan membaca cerita seru tentang anak gembala bernama Santiago yang berasal dari Spanyol dan hendak menuju Mesir. 

Selama perjalanan Santiago selalu menemui "pertanda" yang seolah menuntunya untuk terus melangkah maju, meski tempat-tempat yang ia singgahi membuatnya ingin menetap dan beberapa kali mendapatkan masalah-masalah hebat. Ada banyak pesan dan nasihat kehidupan yang dapat diambil dari perjalanan Santiago. 

Tak bisa dipungkiri, ada buku yang ketika kita buka sampulnya dan mulai membaca lembar per lembar namun tidak sampai di halaman terakhir. Alasannya mungkin karena tidak sanggup karena bahasannya "berat", bisa jadi karena sudah tidak mood lagi untuk membacanya. Untuk buku Sang Akemis ini membuat Penulis penasaran mengenai apa yang akan dijumpai oleh Santiago di tempat persinggahan selanjutnya. Penulis memberikan rating bintang lima di goodreads untuk buku ini, sangat direkomendasikan untuk menemani selama traveling.

Selasa Bersama Morrie, Mitch Albom

Beberapa buku karya Mitch Albom telah Penulis baca, salah satu Penulis yang diidolakan. Selasa Bersama Morrie adalah favorit Penulis selain Meniti Bianglala, Sang Penjaga Waktu, dan Satu Hari Bersamamu. Buku-bukunya tidak terlalu tebal, kisaran 200 an halaman.

Dari buku Selasa Bersama Morrie, Penulis banyak mendapatkan pesan sederhana yang kadang luput dalam renungan. Memahami perspektif esensi menjalani kehidupan, karena suatu saat akan bertemu dengan takdir yang tak terelak. Hidup bukanlah hanya menyoal materi semata, tidak sebatas bergegas menuju pencapaian.

Penulis menyelesaikan membaca buku Selasa Bersama Morrie selama perjalanan sendirian ke Bandung pada Maret yang lalu. Mencicil halaman per halaman di kereta, di penginapan, dan saat berhenti makan siang. Bintang lima di goodreads untuk buku ini, masuk dalam rekomendasi untuk dibaca saat sengang.

Saat membaca sebuah buku khusunya non fiksi, kadang kita membayangkan bentuk visual cerita yang sedang kita baca. Latar tempat salah satu yang menarik perhatian, membuat pembacanya ingin datang langsung ke lokasi yang diceritakan. Bisa juga melihat secara virtual melalui google maps, apalagi saat ini sudah sangat canggih bisa melalui google street view.

Penulis teringat dengan novel Partikel karya Dee Lestari yang salah satu setting tempatnya ada di Taman Nasional Tanjung Puting. Dee secara detail menceritakan tentang aktivitas keseharian di sana, Penulis kagum dengan cara Beliau mendeskripsikan keindahan alam Tanjung Puting melalui rangkaian kalimat yang menarik.

Novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah juga novel yang sangat khas dan lekat dengan latar tempat cerita. Menceritakan kehidupan seorang pengemudi sepit di Sungai Kapuas bernama Borno. Hampir keseluruhan isi buku bersetting tempat di tepi Sungai Kapuas, jadi kalau ingat judul buku ini pasti langsung teringat dengan Sungai Kapuas dan sepit di Pontianak, selain Borno dan Mei yang merupakan tokoh utama tentunya. 

Membawa buku sangat bermanfaat selama berperjalanan jauh. Menghilangkan bosan selama berjam-jam di bis, meredakan sebal karena menunggu lama, dan supaya tidak merasa kesepian di meja makan (di saat meja sebelah penuh canda dan tawa oleh orang2 yang sedang asik nongkrong).

Sementara itu dulu buku-buku yang pernah menemani Penulis selama traveling, mungkin saja bisa dijadikan referensi bacaan di waktu luang. Hanya dua yang penulis jelaskan dengan sub judul, tetapi ada banyak yang penulis sebutkan dan jelaskan singkat di beberapa paragraf. Ya kebanyakan buku non fiksi ya :D. Semoga bermanfaat :).

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
surat pin google adsense

Ini bukan postingan perpisahan ya, atau postingan tutup akun blog kayak yang biasa orang lakuin di youtube (pamit dari youtube). Kali ini gue bakal gunain gaya bahasa "gue-lo" dan kebanyakan non baku. Sudah 1,5 tahun ini gue mulai aktif ngeblog, hampir 100 artikel sudah terbit di web ini. 

Awal mula gue membuat blog ini atas saran dari keluarga dan temen-temen terdekat yang mendorong gue untuk membuat karya, gak cuman posting atau pamer foto di sosmed doang. Harus punya buah hasil perjalanan yang udah gue lakuin selama ini. Honestly gue posting foto bukan buat pamer sih :D, itulah kenapa gue jarang upload foto yang ada muka gue nya.

Banyak temen-temen dan keluarga yang nyaranin bikin buku, youtube, dan blog.  Dari tiga saran itu, ada yang belum gue lakuin, ada yang dalam proses dan ada yang sudah jadi. Salah satu yang udah jadi ya blog ini,  Maret 2020 blog ini lahir dan resmi masuk dalam persaingan page one di mesin pencari google . Apa sih maksudnya? gini, kita bahas satu tema misal solo traveling ke wae rebo. Nah pas orang2 ngetik di google dengan keyword itu muncul banyak web yang membahas tema itu, nah intinya gimana caranya web kita bersaing dan muncul di posisi paling atas. Kecenderungan pengguna google bakal milih web yang paling atas kan? itu istilah kerennya SEO (search engine optimazitaion) panjang deh penjelasannya, gue juga belum ngerti2 banget.

Modal kepenulisan gue dapet dari beberapa seminar dan baca buku. Tekat menulis di blog semakin bulat setelah gue ikut pelatihan jurnalistik dari kantor pada bulan februari 2020. Gue mau curhat, Akhirnya kepanggil diklat yang "tatap muka" di kelas juga, bukan sekedar e-learning. Fyi gue saat itu udah 4 tahunan kerja dan "baru" kepanggil diklat lagi saat itu (setelah dua diklat wajib sebagai pegawai). Ya itulah yang gue sebelin dan kadang ngerasa iri kepada rekan yang udah kepanggil diklat berkali-kali. skip, ntar kepanjangan bahas kehidupan gue di kantor.

"Lo kenapa gak ngeyoutube?" tanya seorang temen. Gue orangnya gak pede bro kalau ngomong di kamera. Selalu itu jawaban yang gue berikan kalau ditanya perihal youtube atau vlog. "Ya kan lo bisa bikin vlog tanpa ada Lo nya. Misal nih Lo ngevlog tentang Monas, ya lo videoin aja Monasnya terus jelasin pake suara aja atau kasih penjelasan lewat teks gitu". Ya gimana ya bro, gue pernah bikin tugas bikin video gitu terus prosesnya lama banget bro. Video lima menitan bisa dari pagi ampe sore, kalau nulis udah bisa tuh buat 2000 an kata (meski kadang tergantung mood juga).

Alasan2 itu bisa dipatahkan sih, wajar Lo butuh waktu lama edit video karena lo belum mahir dan masih kikuk pake aplikasi adobe premier. Piso kalo diasah lama2 jadi tajem kan, itu peribahasa yang sering kita denger. Honestly, masukan dari seorang temen itu gue simpen dan bakal jadi pertimbangan juga. Terkait ide bikin video, gue sebenernya udah punya konsep. Gakpapa gue share di sini, silahkan juga kalau kalian mau bikin yang serupa karena ini bukan ide orisinil gue juga. Gue suka banget nontonin video walking around kota-kota di dunia, seperti london, milan, paris, dan istanbul. Gue pingin bikin video kek gitu, jalan kaki sambil videoin sudut-sudut tempat estetik dan bersejarah di Jakarta dan sekitarnya. Ya meskipun kualitas videonya bukan 4k kayak yang sering gue tonton, gue belum memprioritaskan beli kamera baru.

back to topic, gilaak panjang banget prolog gue hahaha. Gue bakal membahas tentang Konsistensi Menulis Blog. Sok-sokan banget sih lo baru juga seumur jagung ngeblog udah bahas "konsistensi", ya gue akuin ini kata yang paling berat dilakuin di kalangan blogger. Konsistensi menurut gue adalah kita masih bisa menjaga hasrat dan kebahagian ketika ngelakuin sesuatu. Menjaga konsistensi ini yang sulit dalam hal apapun di kehidupan, bukan cuman di blog doang.

Gurunda gue saat awal ngeblog si Faliq, temen yang sering berperjalanan sama gue. Yang gue sayangkan adalah blog backpackwanderer.com sudah lama tidak memunculkan postingan terbaru. Gue belum sempat nanya kenapa faliq vakum selama ini di blog, karena retoris juga sih jawabannya. Udah bisa dipastikan karena prioritas waktu luangya fokus ke belajar saham. Dulu gue yang nyekokin faliq masuk ke pasar modal, eh sekarang dia jauh lebih paham terutama di bidang teknikal. Udah bisa kali ya Lo bikin seminar saham gitu liq? hahaha.

Sebelum membuat blog, gue menentukan tema apa yang bakal dibahas di blog ini, istilahnya niche. Gue mulanya ingin membuat blog yang isinya gado-gado, campuran ada bahas perjalanan, puisi, sinopsis buku. Tetapi setelah gue pikir2 ketika membahas tema campuran seperti itu gue susah untuk konsisten, simply gue bakal sulit membagi porsi kapan gue bahas perjalanan, puisi, dan sinopsi. Gue juga baca2 tips blogger yang salah satunya lebih baik fokus ke satu niche saja.

Gue akhirnya memilih ngeseriusin bikin blog perjalanan aja, banyak ide juga dari apa yang udah gue kunjungi selama ini. Apa sih benefit yang lo dapat selama ngeblog? heemmm, heeemm ngetik ngapus lagi ngetik ngapus ngetik ngapus  ngetik. Ini berkaitan juga dengan alasan kenapa gue konsisten dalam ngeblog. Pertama, ngelatih dan mengasah Lo dalam menulis. gue baca ulang postingan2 awal di blog ini dan jujur gue ngerasa ada banyak yang perlu diperbaiki. Seiring dengan rutinnya lo nulis bakal menemukan gaya kepenulisan lo. 

Gue pribadi ngerasa tulisan gue sekarang lebih baik dibanding dengan tulisan gue di awal ngeblog. Dulu banyak kalimat yang ambigu, tidak jelas, banyak melenceng dari KBBI, dan cara gue nyusun ceritanya gak menarik banget. Gue gak mempermasalahkan SPOK nya ya, karena ini tergantung selera masing2. Sama gue gak ambil pusing terkait gen "tif" (maksudnya tipe paragraf deduktif, induktif, persuasif, dll), karena ini bukan karya ilmiah.

Benefit lainnya adalah blog kalian bisa dimonetisasi. Paham apaan lagi tuh? chuaakzz. Maksudnya adalah bagaimana blog bisa menghasilkan uang. caranya? ada banyak caranya tapi prosesnya menurut gue sulit. Gue bakal ngebahas salah satu caranya yaitu menghubungkan blog ke google adsense, platform iklan dari google. simplynya gini, blog lo dipasang iklan semisal lazida, pagipagi, bukagerai, dll. Cara dapet duitnya dari mana, ntar kalo ada yang ngeklik iklan tersebut dari blog kita maka kita dapet duit gitu.

Gue tadi bilang sulit karena udah ngerasain ditolak berkali2 oleh google, ada 15 kali wkwkwk. Jadi gak serta merta lo bikin blog terus nulis sebiji artikel lalu lo ajuin ke google adsense, ini bisa dipastikan ditolak. Ada banyak persyaratan yang harus lo penuhin, jujur gue males ngejelasinnya karena bakal panjang. bukannya pelit ilmu ya, artikel ini gue fokusin bahas tentang konsistensi menulis di blog aja. Jika kalian tertarik bisa cari di google, udah banyak blog yang ngebahas google adsense karena tema ini "gurih" banget buat digoreng.

Udah dapet berapa lo di adsense? wah gue gak bakal nyebut nominal karena jumlahnya gak seberapa. alah lo kufur banget sih, bersyukur. Lah  serius, nominalnya belum nyampe dari screenshoot penghasilan adsense Omed, baru cukup buat perpanjang domain dua tahun. lah siapa lagi tuh omed? Menurut gue beliau orang yang inspiratif, pengalamannya udah banyak keliling Indonesia, bahkan pernah ke pulau yang terdengar asing di telinga.

Terakhir cara menjaga konsistensi menulis di blog ala gue adalah jadikan blog sebagai sarana tempat lo bermain sama kayak lo lagi main mobile legend. Ketika lo main mobile legend kan perang hero tuh, lo keluarin skill satu sampe ulti. Nah pas ngeblog lo tuangkan cara berpikir atu kata-kata yang ada di otak lo, skill satu menarik perhatian pembaca dengan bahasa yang mudah dimengerti, skill dua menarik perhatian dengan alur cerita, dan skill ulti menarik perhatian pembaca karena informasi yang ada di blog bermanfaat.

Alhamdulillah gue masih bisa konsisten sampai sekarang. simplynya gini, dengan geblog timbul rasa senang. Saat jari gue menyentuh keyboard refleks tersenyum ketika menceritakan hal-hal lucu dan seru, nih gue lagi senyum nih pas ngetik paragraf ini :D.



 


Share
Tweet
Pin
Share
12 komentar
Newer Posts
Older Posts

Official Logo

Official Logo
Pada tanggal 8 Oktober 2022, blog ini mempunyai logo resmi untuk pertama kali. Sudah lama saya berkeinginan untuk membuat logo sebagai identitas blog, terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mengkreasikan logo yang luar biasa ini. Logo ini sebagai bentuk semangat untuk terus konsisten dalam membagikan hal-hal yang bermanfaat. Dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak ucapan dan respon yang baik dari para pembaca. Terima kasih atas energi positifnya :)

Popular Posts

  • Kolam Renang Bojana Tirta, Murah dan Nyaman
  • Transportasi Umum dari Pangkalpinang ke Sungailiat
  • Travel Blogger di Bangka Belitung
  • Naik Kapal Dari Muntok ke Tanjung Api-Api Membawa Mobil Pribadi
  • Brilliant Inn, Review Hotel Murah di Pangkalpinang, Cocok Untuk Backpacker

Tentang Penulis

Halo para pembaca, penulis adalah seorang pemuda kelahiran tahun ’97. isi blog ini seputar cerita dan catatan penulis ketika berkunjung di beberapa provinsi di Indonesia, tujuan membuat blog ini supaya dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai hobi traveling. penulis dapat dihubungi dengan berkirim email ke dodonulis1@gmail.com

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

recent posts

    Pages

    • Privacy Policy
    • About Me
    • Disclaimer
    • Contact

    BloggerHub

    BloggerHub Indonesia

    Created with by ThemeXpose