• Home
  • Sumatera
    • Aceh
    • Sumatera Utara
    • Sumatera Barat
    • Riau dan Kepri
    • Sumatera Selatan
    • Jambi
    • Bengkulu
    • Bangka Belitung
    • Lampung
  • Jawa
    • DKI Jakarta
    • Banten
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
  • Kalimantan
    • Kalimantan Barat
    • Kalimantan Tengah
    • Kalimantan Utara
    • Kalimantan Timur
  • Sulawesi
    • Sulawesi Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Barat
  • Bali NTB NTT
    • Bali
    • Lombok
    • Sumba
    • Flores
  • Maluku dan Papua
    • Maluku
    • Papua
instagram Email

dodonulis

blog catatan perjalanan

museum fatahillah museum sejarah jakarta

Sebelum membahas museum Fatahillah atau museum sejarah Jakarta di Kawasan Kota Tua, Penulis akan mengawali tulisan ini dengan pertanyaan, dari sekian banyak Gubernur Jenderal Hindia Belanda ada berapa yang kalian ingat namanya dari belajar sejarah semasa sekolah dulu? honestly Penulis hanya teringat sedikit nama saja, seperti Piter Both Gubernur Jenderal yang pertama. Lalu ada J.P. Coen yang memindahkan markas VOC dari Banten ke Jayakarta. Pada masa Coen jugalah nama Jayakarta diganti menjadi Batavia.

Nama selanjutnya yang Penulis ingat adalah Daendels,  yang lekat dengan kerja rodi atas pembangunan Jalan Anyer-Panurukan (sekarang Jalur Pantura).  Nama berikutnya Van den Bosch yang terkenal dengan sistem Tanam Paksanya atau Cultuurstelsel.  Siapa lagi ya?, oh ya ada Thomas Raffles saat Inggris berkuasa dan Van Der Wijk. Nama terakhir ingat karena ada filmnya , hahaha.

Kalau dihitung-hitung hanya lima saja dari sekian banyak Gubernur Jenderal yang sempat menjabat, maklum pengetahuan sejarah masih minim. Itupun mungkin ada yang salah , correct me if i wrong. Penulis tidak akan membahas sejarah para Gubernur Jenderal itu, melainkan akan membahas salah satu bangunan yang paling menarik perhatian di Kawasan Kota Tua yaitu Museum Fatahillah.

Pintu Masuk Kawasan Kota Tua

stasiun jakarta kota

Jakarta sedang terik-teriknya saat itu, langit biru dihiasi awan bergumpal bak kapas putih. Gerbong KRL tampak lengang, sepi penumpang. Penulis bisa duduk sambil berselonjor kaki selama perjalanan dari stasiun Manggarai hingga tiba di Stasiun Jakarta Kota. Penulis lantas keluar melalui pintu utara, lalu berjalan kaki menuju Kawasan Kota Tua. Rupanya hanya ada dua pintu masuk yang dibuka, sempat membuat penulis kebingungan masuknya lewat pintu mana. 

pintu masuk kawasan kota tua

Salah satu pintu yang dibuka berada di dekat museum Bank indonesia. Pengunjung diminta untuk melakukan scan barcode pada aplikasi peduli lindungi terlebih dahulu, sama seperti ketika masuk mall ataupun transportasi publik. Saat itu pengunjung tidak terlalu ramai meski hari libur akhir pekan, mungkin saja banyak yang belum tau kalau Kota Tua sudah buka kembali sejak akhir Oktober 2021. 

museum fatahillah kawasan kota tua

Penulis berkeliling sebentar mencari sudut dan komposisi terbaik untuk memotret. Belum terlalu ramai memang, dekat pintu masuk terdapat manusia patung dan ahli ramal garis tangan yang ramah menyapa pengunjung. Para pengamen yang dulu sering berkeliaran di kawasan Museum Fatahillah kini tidak nampak satupun, pun dengan pedagang kopi bersepeda juga belum terlihat.

Sejarah Singkat Museum Fatahillah

sejarah balai kota batavia

Museum ini dulunya bernama Balai Kota Batavia atau Stadehuis van Batavia, dibangun pada tahun 1707 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Hoorn dan diresmikan pada tahun 1710 pada masa Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeck. Hal ini diterangkan melalui sebuah tulisan yang terukir dalam Bahasa Belanda, berada di dekat pintu masuk museum. Bangunan bercat putih ini resmi menjadi museum pada tahun 1974 pada masa Gubernur Ali Sadikin.

Do's and Don'ts saat berkunjung ke Museum Fatahillah

pintu masuk museum fatahillah

"Mas, mohon maaf kameranya tolong disimpan ke dalam tas ya karena gak boleh" saya heran ketika ditegur oleh petugas di dekat pintu masuk. Lalu saya memperhatikan kembali sebuah pamflet yang berisi tata tertib museum Sejarah Jakarta. Memang terdapat larangan menggunakan flash saat mengambil foto, apakah ini diartikan sebagai tanda larangan untuk menggunakan kamera DSLR atau Mirrorless?. 

Baiklah saya pun menuruti perintah petugas, mungkin ada alasan lain yang melarang menggunakan kamera. Toh penggunaan kamera hp masih diperbolehkan. Adapun tiket masuk ke museum sebesar Rp 5.000, namun kita harus menggunakan kartu Bank DKI. Bagi yang belum punya dapat membeli di tempat dengan biaya Rp 20.000, sisa saldonya dapat digunakan untuk masuk ke museum lainnya di Jakarta. Pada hari itu Penulis juga berkunjung ke Museum Wayang, hanya berniat memfoto taman papan nama J.P Coen saja. 

Ada Apa Saja di Museum Fatahillah?

patung hermes di museum fatahillah

Jika sobat perhatikan, terdapat sebuah patung di dekat pintu masuk museum. Patung tersebut menggambarkan sosok Hermes, dalam mitologi Yunani Hermes adalah anak dari Dewa Zeus. Di bawah patung terdapat penjelasan mengenai makna dan sejarah patung tersebut yang dulunya berada di kawasan Harmoni.

lukisan di museum fatahillah
Karya Seni di Museum Fatahillah

Museum Fatahillah banyak sekali ruangannya, tiap-tiap ruangan bagai melewati lorong waktu sejarah. Terdapat lukisan yang menggambarkan masa pra sejarah, lalu ada replika prasasti kerajaan, foto-foto pendudukan VOC, hingga sejarah balai kota batavia hingga menjadi museum. Semuanya telah dikemas menarik dengan tulisan-tulisan yang ditempelkan di dinding-dinding ruangan. Di museum ini terdapat ruang Diponegoro yang dulunya memang sempat dihuni oleh beliau saat ditahan. Terdapat juga penjara bawah tanah yang terlihat gelap dan terkesan menyeramkan. 

*Jika terdapat kekeliruan dalam informasi dan sejarah silahkan dimasukan koreksinya di kolom komentar, terima kasih :)


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
taman suropati menteng jakarta

Penulis akan membahas Taman Suropati yang beberapa hari lalu didatangi, Penulis merekomendasikan taman ini kepada kalian yang ingin berakhir pekan di ruang terbuka hijau. Saat masih rutin bersepeda dulu taman ini sering Penulis lewati. Penulis mengambil rute dari Bundaran HI kemudian masuk ke Jalan Imam Bonjol, lalu bertemu dengan Jalan Diponegoro. Terdapat Jalur sepeda khusus berwarna hijau, suasana sepanjang jalan rindang dengan pepohonan besar yang tumbuh di tengah trotoar. 

gereja bpib paulus di menteng jakarta

Lurus terus saja sampai bertemu dengan Patung Diponegoro yang sedang menunggangi kuda. Sekeliling patung dipenuhi tanaman hias bermacam warna. Tidak jauh mata memandang terdapat Gereja GPIB Paulus yang berwarna putih. Gereja ini dibangun pada tahun 1936, saat Taman Suropati masih bernama Bugremeester Bisschopplein.

Menurut buku yang Penulis baca "212 Asal Usul Jakarta Tempo Dulu", Bugremeester Bisschopplein adalah nama awal Taman Suropati pada masa pendudukan Belanda. Diambil dari nama walikota (Bugremeester) Batavia yang bernama G.J. Bisschopp (1916-1920). Sementara Plein merupakan bahasa Belanda yang artinya alun-alun/lapangan. 

Kawasan lain di Jakarta yang berakhiran plein pada masa itu adalah Waterlooplein. Mungkin sebagian dari sobat pernah mendengar Waterlooplein yang telah berganti nama menjadi kawasan Lapangan Banteng. Adapun ruang terbuka hijau di kawasan Lapangan Banteng pernah penulis ulas pada postingan Taman Lapangan Banteng yang didalamnya terdapat Tugu Pembebasan Irian Barat.

Kembali ke topik awal mengenai Taman Suropati. Ada beberapa hal yang menarik jika membicarakan taman ini, berikut ulasannya.

1. Jam Buka dan Tutup Taman

Di masa PPKM ini, aturan jam kunjungan taman-taman di Ibu Kota berubah. Mulai dibuka untuk umum pada pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB, yang penting diketahui bagi pengunjung adalah terdapat sterilisasi area taman dari pukul 12.00 WIB - 13.00 WIB. Pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke area taman karena akan disemprot disinfektan. Siap-siap saja diusir oleh petugas jika masih berada di dalam taman pada jam tersebut.

2. Patung Diponegoro 

patung diponegoro di depan taman suropati

Patung Diponegoro yang sedang menunggangi kuda berada persis di depan Taman Suropati. Letaknya membelah kedua sisi Jalan Dipenogoro. Sekeliling patung nampak indah dengan tanaman hias beragam rupa dan warna. Patung ini diresmikan pada Desember 2005 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Bapak Sutiyoso.

3. Libur Akhir Pekan di Taman

denah area taman suropati
Denah Taman Suropati

Pepohonan yang rindang membuat suasana teduh terasa di taman ini, apalagi tatkala angin sepoi menyapu wajah. Setelah dibuka kembali pada 26 Oktober yang lalu, taman ini kembali ramai kedatangan pengunjung, makin ramai lagi ketika akhir pekan tiba. 

not balok di taman suropati

Fasilitas taman kian lengkap dengan adanya kursi semi permanen yang dipasang di beberapa tempat. Sisi keunikan dari taman ini terdapat sebuah spot lingkaran yang bergambar not balok berwarna keemasan, mungkin saja sebagai penanda bahwa taman ini sebagai sarana menyalurkan kreatifitas.

Keberadaan kolam hias menambah keindahan taman, terlihat juga kerumunan burung merpati yang mondar-mandir mengais makanan. Burung-burung ini dibuatkan sangkar tepat di tengah-tengah taman. Keliling taman bisa dijadikan trek berlari pagi maupun sore. 

 Bawalah perbekalan yang cukup seperti cemilan atau minuman, karena saat datang beberapa hari yang lalu pedagang masih sepi. Saat mencari penjual air mineral susah, yang ada hanyalah es teh manis, kopi, dan minuman berasa lain.

4. Monumen Pemahat dari Negara-negara ASEAN

monumen patung di taman suropati

Sisi menarik Taman Suropati adalah keberadaan enam monumen yang merupakan karya dari enam pemahat dari negara di ASEAN. Keenam Monumen tersebut selain bentuknya yang artistik, juga mempunyai arti dan makna yang berbeda pula. Ada yang melambangkan persaudaraan, keharmonisan, semangat, dan lain-lain.

5. Bookhive Jakarta

lemari perpustakaan bookhive jakarta

Perpustakaan mini bernama "Bookhive Jakarta" hadir di beberapa taman Ibu Kota sejak diresmikan bertepatan dengan hari buku sedunia pada 23 April 2021 yang lalu. Moto perpustakaan ini adalah "ambil seperlunya sumbang semampunya" yang dapat diartikan pengunjung dapat meminjam buku yang ada di dalam lemari tersebut. Selain itu bisa juga berkontribusi menyumbang buku secara sukarela. Beberapa macam genre buku terdapat di lemari buku sederhana ini, baik fiksi maupun non fiksi.

6. Berada di Dekat Masjid Agung Sunda Kelapa

masjid agung sunda kelapa
Masjid Agung Sunda Kelapa

Taman Suropati berhadapan dengan Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)  yang bercat putih. Nah , di belakang Gedung Bappenas ini terdapat Masjid Agung Sunda Kelapa yang telah dibangun pada tahun 1960-an.  Menyambung mengenai jam buka tutup taman tadi, sobat bisa Sholat Dzuhur di masjid ini saat jam sterilisasi taman. Selain itu di luar masjid terdapat kantin/warung makan, setelah selesai Ishoma bisa masuk lagi ke taman jam 13.00 WIB. 

Sekian ulasan Penulis mengenai Taman Suropati, kemungkinan beberapa postingan selanjutnya akan membahas taman lain di Ibu Kota. Penulis semangat membahasnya seiring dengan keseriusan dinas terkait dalam mengelola taman di Ibu Kota, dibuktikan dengan taman-taman yang kian bersih, terawat dan nyaman bagi pengunjung. Salam :)

 

Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Newer Posts
Older Posts

Official Logo

Official Logo
Pada tanggal 8 Oktober 2022, blog ini mempunyai logo resmi untuk pertama kali. Sudah lama saya berkeinginan untuk membuat logo sebagai identitas blog, terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mengkreasikan logo yang luar biasa ini. Logo ini sebagai bentuk semangat untuk terus konsisten dalam membagikan hal-hal yang bermanfaat. Dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak ucapan dan respon yang baik dari para pembaca. Terima kasih atas energi positifnya :)

Popular Posts

  • Kolam Renang Bojana Tirta, Murah dan Nyaman
  • Transportasi Umum dari Pangkalpinang ke Sungailiat
  • Travel Blogger di Bangka Belitung
  • Solo Traveling ke Bandung (Part 2 : Motoran Sendirian ke Ciwidey)
  • Naik Kapal Dari Muntok ke Tanjung Api-Api Membawa Mobil Pribadi

Tentang Penulis

Halo para pembaca, penulis adalah seorang pemuda kelahiran tahun ’97. isi blog ini seputar cerita dan catatan penulis ketika berkunjung di beberapa provinsi di Indonesia, tujuan membuat blog ini supaya dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai hobi traveling. penulis dapat dihubungi dengan berkirim email ke dodonulis1@gmail.com

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

recent posts

    Pages

    • Privacy Policy
    • About Me
    • Disclaimer
    • Contact

    BloggerHub

    BloggerHub Indonesia

    Created with by ThemeXpose