Car Free Day Jakarta Hadir Lagi Dengan Wajah Baru

by - 6/11/2022 02:41:00 PM

car free day di bundaran hi

Setelah absen sekian lama karena pandemi Covid-19, kini Car free day (CFD) hadir kembali di Jakarta. Saya sampai lupa kapan terakhir kali menikmati hari bebas kendaraan bermotor ini, sudah lama sekali. Saya pun mengecek lagi foto-foto lama, lalu menyadari ada banyak perubahan wajah atau tampilan Jalan Sudirman, Thamrin hingga Bundaran Senayan. 

Sejarah Car Free Day

Konsep CFD ini mulai diinisiasi oleh negara-negara Eropa. Tujuan mulianya adalah mengurangi tingkat pencemaran udara di kota. Belanda menjadi negara pertama yang menyelenggarakan pada tahun 1956, kemudian Prancis melaksanakan kegiatan serupa tahun 1995 untuk memperingati Green Transport Week di Kota Bath. 

Saya mengutip dari salah salah satu artikel GNFI, Car free Day pertama kali diterapkan di Indonesia pada 22 Oktober 2007. Fakta menariknya adalah Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menerapkan hari bebas kendaraan bermotor ini. 

Car Free Day berlangsung selama empat jam dari pukul enam pagi hingga sepuluh pagi. Jalanan Sudirman-Thamrin-Senayan perlu beristirahat sejenak dari keriuhan kendaraan yang lalu lalang selama hari kerja. Jeda beberapa jam mendengarkan bunyi klakson yang menyebalkan dari pengendara yang tidak sabaran.

Meski tidak terlalu sering, alasan saya sesekali datang di lokasi CFD karena biasanya ada kegiatan menarik di sana. Mulai dari pameran, pertunjukan seni, hingga kampanye peringatan hari besar (contoh : hari Bumi). Mungkin kalian masih ingat tarian Poco-poco terbesar yang melibatkan puluhan ribu orang pada tahun 2018 yang lalu, kegiatan ini dilaksanakan di sepanjang jalan protokol Jakarta ketika CFD berlangsung.

Lokasi Parkir Car Free Day

cfd dari patung kuda

Di mana lokasi parkir saat Car Free Day? Saya yakin pertanyaan ini akan muncul ketika kita pertama kali mencoba ikut CFD. Saya menyarankan kalian parkir di Irti Monas saja, atau bisa juga parkir di komplek Gelora Bung Karno. Dari kedua tempat itu bisa naik busway jika hendak berpindah tempat ke Sarinah, Bundaran HI, maupun kawasan Semanggi. Perlu diketahui, meski bebas kendaraan tapi bus transjakarta tetap beroperasi melewati kawasan Sudirman. 

Saya sendiri beberapa waktu lalu parkir di Irti Monas. Lalu berjalan kaki menuju patung ikonik di Jakarta yaitu Patung Selamat Datang, Bundaran HI. Awal artikel saya menyebutkan wajah baru sepanjang jalanan Sudirman, Thamrin, dan Senayan. Apa saja yang baru? saya yakin kebanyakan dari kalian sudah tau sih, apalagi yang bekerja di kawasan ini. Langsung saja, berikut tempat yang bisa kalian datangi ketika CFD.

Trotoar yang Nyaman

Dalam postingan blog ini saya berusaha menghindari menyebut kata nyaman, karena saya tidak ingin membawa ekspektasi pembaca yang berlebihan, kadang ulasan saya tidak sesuai dengan apa yang pembaca alami. Namun khusus untuk ini, saya berani bilang trotoar di Jalan Sudirman ini nyaman bagi pejalan kaki. Jalur pedestrian yang lebar, tanaman hias seperti bougenvile tumbuh segar, dan tentunya ramah disabilitas. 

Gedung Sarinah 

gedung sarinah

Gedung Sarinah sempat ditutup sementara selama dua tahun untuk renovasi sejak 2020. Saya belum pernah datang ke Sarinah saat bangunan lama masih eksis. Barulah pada bulan Mei yang lalu saya datang ke sini dan saya terkagum dengan fasad luar gedung ini. Bagian depan gedung terdapat ruang terbuka untuk pertunjukan seni dan gelaran. Di lain kesempatan saya masuk ke dalam gedung dan ada banyak hal menarik yang dapat diceritakan, mungkin di lain postingan. Jam buka Gedung Sarinah mulai pukul 10.00 s.d. 21.00 WIB. 

JPO Pinisi

JPO yang berfungsi sebagai tempat penyeberangan orang bertambah fungsi yaitu estetika. Bentuknya unik, modern, dan tampil necis di tengah bangunan tinggi di kawasan Sudirman. Sesuai namanya, tampilan JPO ini terlihat seperti kapal pinisi. Jembatan ini terintegrasi dengan halte Transjakarta Karet. JPO Pinisi selalu ramai ketika akhir pekan, bukan hanya untuk menyebrang tetapi ramai oleh para warga yang ingin potret sana, potret sini.

Bundaran HI

Sentralnya kegiatan CFD ya di Bundaran HI, monumen ikonik Jakarta yang memperlihat sepasang patung manusia yang melambaikan tangan. Filosofi patung ini sebagai bentuk ucapan selamat datang kepada tamu yang hadir di Jakarta, selesai dibangun pada tahun 1962 dalam rangka Asian Games IV yang diadakan di Jakarta. 

Saat CFD berlangsung, di sekitaran bundaran banyak pedagang kaki lima yang berjualan makanan. Jadi kalau capek berjalan kaki, setelah itu bisa isi lagi energi dengan somay, batagor, atau ketoprak :D CFD kok olahraga, CFD itu ya jajan sama foto-foto wkwkw 

Naik MRT Jakarta

mrt jakarta
pintu keluar mrt stasiun senayan
 

Ingin mencoba sensasi naik kereta bawah tanah? sekarang Jakarta bisa disandingkan dengan negara tetangga Singapura yang lebih dulu punya MRT. Jalur MRT Jakarta membentang dari kawasan Bundaran HI hingga Lebak Bulus. Kalau sudah capek jalan kaki ketika CFD namun masih ingin melihat-lihat komplek GBK, kalian bisa menggunakan MRT ini. Turun di stasiun Istora lalu masuk melalui gerbang pintu 7 yang letaknya berdekatan dengan Hutan Kota GBK.

Hutan Kota GBK

hutan kota gbk

Sebenarnya kalau dlihat dari luasnya ini belum bisa dikategorikan sebagai hutan kota. Namun karena sudah melekat namanya jadinya keterusan menyebutnya dengan hutan kota. Salah satu ruang terbuka hijau yang cocok buat menghabiskan akhir pekan. Setelah beres CFDan, saya mampir ke hutan kota sebentar untuk memotret beberapa foto. 


You May Also Like

0 komentar