Patung Dwitunggal Seokarno-Hatta di Tugu Proklamasi Jakarta

by - 8/21/2022 09:32:00 AM

dwitunggal seokarno hatta di monumen proklamasi

Merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia, dwitunggal mempunyai arti pasangan yang sangat erat dan kokoh antara dua hal (tokoh). Soekarno Hatta merupakan tokoh di Indonesia yang dikenal sebagai dwitunggal. Sejauh ini, menurut saya belum ada lagi pasangan dwitunggal di Indonesia yang begitu ikonik seperti beliau berdua. Patung kedua tokoh tersebut diabadikan di monumen Proklamasi di Jakarta. Tempat dikumandangkannya pekik kemerdekaan Indonesia pertama kali.

Linimasa menjelang kemerdekaan kala itu memang mempunyai waktu yang singkat. Saban hari menjelang kemerdekaan selalu memiliki momen penting yang tercatat dalam sejarah. Oleh karena itu ada beberapa tempat/bangunan yang menjadi latar perjuangan kemerdekaan Indonesia.  Saya secara khusus pada blog post ini akan membahas Tugu Proklamasi yang terletak di Jl. Proklamasi, Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. 

Ini merupakan kali kedua saya datang ke tempat tersebut, pertama kali pada Bulan Agustus tahun 2019 yang lalu. Lokasi Tugu Proklamasi yang tidak begitu jauh dari tempat saya tinggal menjadi alasan utama kenapa saya hadir di sana, selain tentunya daya tarik historis tempat tersebut. 

Halaman Tugu Proklamasi sangat luas, di sekitar halaman terdapat pohon-pohon besar yang membuat suasananya menjadi teduh. Menurut petugas yang berjaga, tugu proklamasi belum dibuka untuk umum semenjak covid-19.

Dulunya tempat ini merupakan bekas kediaman dari Soekarno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Di halaman monumen proklamasi, terdapat tiga monumen penting yaitu Patung Dwitunggal Soekarno-Hatta, lalu tugu petir, dan tugu proklamasi. Ketiga monumen tersebut mempunyai sejarah pembangunan masing-masing.

Patung Soekarno Hatta di Tugu Proklamasi

monumen proklamasi jakarta

Patung berukuran besar tersebut menampilkan sang proklamator berdiri bersebelahan, mirip dengan dokumentasi foto beliau berdua saat membacakan proklamasi. Tepat di tengah dua patung tersebut terdapat prasasti yang bertuliskan naskah proklamasi yang beralaskan batu marmer berwarna hitam. Monumen patung dwitunggal Seokarno Hatta ini diresmikan pada 17 Agustus 1980.

Hubungan dwitunggal Bung Karno dan Bung Hatta tidak selalu harmonis, beberapa kali terjadi silang pendapat terkait pandangan politik dan pemerintahan. Puncaknya pada saat Bung Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden tahun 1956. Setelah Dwitunggal Soekarno-Hatta, menurut saya pribadi belum ada lagi kedua tokoh yang begitu lekat dan disebut sebagai dwitunggal di Indonesia. 

Untuk kisah Bung Karno dan Bung Hatta, kalian bisa membaca buku autobiografi yang berjudul "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia" dan buku trilogoi autobiografi Bung Hatta yang berjudul "Untuk Negeriku".

Tugu Petir

tugu petir proklamasi

Fasad tugu petir merupakan tiang setinggi 17 meter yang diatasnya terdapat simbol petir, sekilas mirip dengan logo Perusahaan Listrik Negara (PLN). Makna dari simbol petir tersebut adalah melambangkan gemuruh semangat kemerdekaan Indonesia. Di bagian bawah tiang terdapat tulisan "Disinilah dibacakan proklamasi kemerdekaan indonesia tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta. 

Tugu Peringatan Satu Tahun Republik Indonesia

tugu proklamasi

Pembangunan tugu ini diinisiasi oleh tokoh perempuan Indonesia. Pembangunan tugu ini dimulai pada tahun 1946 atau satu tahun setelah kemerdekaan. Hal itulah yang membuat tugu ini dinamakan Tugu Peringatan Satu Tahun Republik Indonesia. Pada tahun 1960 tugu ini sempat dihancurkan, saya tidak tahu pasti alasan mengapa tugu ini dihancurkan pada tahun tersebut. Setelah sempat dihancurkan, tugu ini kembali dibangun dan diresmikan tahun 1972.

Rumah Pembacaan Proklamasi

Di mana teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan? Kalian pasti pernah menemukan pertanyaan itu dalam soal ujian sejarah semasa sekolah. Menurut catatan sejarah, rencana awal pelaksaan proklamasi hendaknya akan dilaksanakan di Lapangan Ikada, namun tidak jadi dilakukan karena faktor keamanan dan menghindari bentrok dengan tentara Jepang yang sudah bersiaga di Lapangan Ikada (saat ini lapangan Ikada sudah menjadi bagian halaman monumen nasional).

Diputuskanlah pembacaan proklamasi dilakukan di halaman sebuah rumah yang terletak di Jl Pegangsaan No. 56. Pada tahun 1960, rumah tersebut dirobohkan bersamaan dengan tugu peringatan satu tahun kemerdekaan Indonesia. Kini lokasi rumah tersebut dibangun tugu petir.

Beberapa hari yang lalu saya mengikuti sebuah forum diskusi santai mengenai sejarah rumah proklamasi. Saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai sejarah siapa sebetulnya pemilik awal rumah tersebut pada blog post ini. Saya sarankan kalian bisa membuka salah satu artikel dari Media Historia yang berjudul "siapa pemilik rumah proklamasi?".

Kini pusat perayaan kemerdekaan Indonesia berpusat di Ring satu, yaitu Istana Negara dan Monumen Nasional. Namun tentu kita tidak akan pernah lupa tempat proklamasi dibacakan pertama kali. Nasihat lama pernah mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Lalu salah satu kalimat Bung Karno yang populer adalah Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Bagi kalian yang ingin melakukan napak tilas jejak proklamasi, bisa berkunjung ke museum perumusan naskah proklamasi, gedung djoeang, dan monumen proklamasi. Ketiga tempat ini berdekatan lokasinya.

Semoga bermanfaat, Salam Merdeka !.

You May Also Like

8 komentar

  1. Ini artikelnya tentang banyak tugu, tapi judulnya cuma patung dwitunggal. Kayanya kurang nyambung antara isi artikel dan judulnya.. hehe. judulnya juga kurang jelas, mau menggambarkan apanya dari patung dwi tunggal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah baca keseluruhannya? Penulis memang fokusnya membahas patung Soetta di awal post. Dua tugu lainnya disertakan untuk dibahas.

      Hapus
  2. Adik saya punya buku trilogi Bung Hatta yang mas bilang. Cm sampe sekarang belum ada niatan buat lanjut baca

    BalasHapus
  3. Perihal tugu, seringkali dulu sewaktu berangkat kerja setiap hari lihat, tapi bukan tugu yang dimaksud di atas, melainkan tugu tani...Tapi memang di Indonesia banyak sekali tugu, sebagai bentuk representasi semangat juang pada masa itu, namun saya yakin seiring berjalannya waktu semakin sedikit orang yang tau latar belakang ataupun maksud tugu itu didirikan, Thats why artikel ini dibuat dan pasti bermanfaat.

    BalasHapus
  4. aku belum pernah ke sini, cuma lewat-lewat aja. tapi memang kelihatan banget nilai historis dari setiap monumennya. araitekturnya juga menurutku keren banget

    BalasHapus
  5. Menuju Kemerdekaan Indonesia ini unik sekali. Ada banyak kejadian yang mewarnai dan sungguh hanya karena Allah-lah tanggal 17 Agustus atau tepatnya 17 Ramadhan 1364 H bisa menjadi hari kemerdekaan bagi NKRI.

    Monumen yang iconic, tentu harus dipugar dengan lebih indah agar anak cucu bisa mengenang kejadian bersejarah tersebut dan menumbuhkan rasa nasionalisme.

    BalasHapus
  6. Aq suka banged dateng ke tmpt2 bersejarah kayak gini, mudah2an dikasih rejeki buat dateng kesini

    BalasHapus
  7. tempat bersejarah yang patut di coba untuk dikunjungi supaya bisa mengingat masa lalu bangsa

    BalasHapus