Itinerary Overland Sumba, Flashback Perjalanan 2018
Saya memandang takjub dari balik kaca jendela pesawat ketika Lion Air JT 925 yang saya tumpangi melintas di atas tanah Sumba. Saya teringat kisah perjalanan di akhir tahun 2018 yang lalu, masih terekam jelas di kepala. Inilah pentingnya catatan perjalanan. Saat saya merasa rindu dengan sebuah tempat atau daerah yang pernah saya kunjungi, saya bisa melihat kembali foto-foto lama dan catatan kecil saya selama di Sumba.
Namun ada yang perlu saya tulis kembali mengenai Sumba, yaitu mengenai itinerary perjalanan saat itu. Itinerary ini penting sekali terutama jika kita hendak mengeksplor tempat-tempat jauh, sebagai time keeper dan perkiraan waktu tempuh dari satu tempat ke tempat yang lain.
Sebagai travel blogger, saya merasa perlu membagikan referensi terutama itinerary overland Sumba kepada kalian yang ingin mendatangi daerah yang cantik ini.
29 Desember 2018 - Hari Pertama
- 15.00 WITA, Tiba di Bandara Tambolaka
Pulau Sumba mempunyai dua bandara yaitu Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya dan Bandara Waingapu di Sumba Timur. Saat itu saya bersama sepuluh teman yang lain menyewa mobil selama overland Sumba. Kami sepakat untuk mengawali perjalanan dari Tambolaka dan berakhir di Waingapu.
- 15.00 - 17.30 WITA, Desa Adat Ratenggaro
Saya rasa wajib untuk memasukkan salah satu Desa Adat terkenal di Sumba ini ke dalam rencana perjalanan. Lokasi desa yang berada di dekat laut menyajikan lanskap alam yang indah. Uma (rumah) yang berbentuk kerucut menjadi hal yang unik di desa adat Sumba.
Ratenggaro berasal dari dua kata yaitu "rate" yang mempunyai arti kuburan, lalu "garo" yang merupakan nama suku dari desa ini. Kisahnya kenapa nama ini dinamai Ratenggaro, karena dahulu terjadi peperangan antar suku yang menyebabkan suku Garo terbunuh oleh suku lain, di tempat ini jugalah kuburannya. Meski terdengar menyeramkan, desa adat ini mempunyai pemandangan yang keren.
- 17.30 - 18.30 WITA, Sunset Pantai Pero
Sebenarnya mengunjungi pantai ini bersifat opsional, tidak kami rencanakan sebelumnya. Namun Bang Herman dan Bang Neil selaku driver mengajak kami singgah sebentar untuk melihat sunset di Pantai Pero. Lokasinya tidak jauh dari Desa Ratenggaro, paling hanya 15 menit saja menggunakan mobil. Sunset di Pantai Pero keren sih, punya view ombak yang pecah menabrak dinding batu karang.
- 18.30 - 07.30 WITA, Istirahat di Hotel Ella
Kami menginap di Hotel Ella yang terletak di Jl. Sapurata, Wee Tobula, Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya. Alasan memilih lokasi yang berada di tengah kota adalah untuk memudahkan perjalanan kami berikutnya menuju arah Sumba Timur. Hotel ini menyediakan sarapan pagi, jadi tidak perlu repot-repot lagi untuk mencari sarapan di luar.
30 Desember 2018, Hari Kedua
- 08.30 - 09.30 WITA, Pantai Mandorak
Perjalanan menuju Pantai Mandorak ditempuh selama satu jam dari Kota Tambolaka. Keindahan pantai ini yaitu dua tebing yang bersisian. Dari atas tebing saya melihat ombak air laut yang menghempas bibir tebing yang berbatu. Saya sarankan jangan terlalu dekat dengan bibir tebing karena bisa terkena buncahan ombak. Batu karang yang tajam juga harus diperhatikan ketika melangkah.
- 09.30 - 11.30 WITA, Danau Weekuri
Jika di hari pertama belum sempat bermain air, Danau Weekuri adalah tempat yang indah untuk berenang di hari kedua. Airnya yang berwarna hijau kebiru-biruan berhasil membuat saya takjub. Air danaunya asin dan payau karena lokasinya berada di dekat laut lepas. Waktu saya berkunjung terdapat anjungan setinggi lima meter yang bisa digunakan untuk melompat ke danau. Namun harus tetap hati-hati karena di sekitar anjungan banyak bulu babinya. Pengalaman pertama kali terinjak bulu babi tidak akan terlupakan bagi saya di danau ini.
- 11.30 - 13.00 WITA, Ishoma
Tidak sulit untuk menemukan warung makan di Sumba, ada warung nasi padang dan warteg. Saya beruntung mempunyai partner perjalanan yang fleksibel dalam memilih tempat makan, bisa makan apa saja yang terpenting halal :)
- 14.00 - 15.30 WITA, Desa Adat Praijing
Satu lagi desa adat yang saya datangi ketika ke Sumba yaitu Praijing. Desa Adat Praijing terletak di kecamatan Waikabukak, lokasinya berada di perbukitan. Bentuk rumahnya hampir sama dengan rumah yang ada di Ratenggaro namun atapnya lebih pendek.
- 15.30 - 17.30 WITA, perjalanan menuju Bukit Warinding
Perjalanan menuju Sumba Timur ditempuh selama tiga hingga empat jam dengan mobil. Namun di tengah perjalanan Kami menyempatkan singgah sebentar ke Bukit Warinding. Opsional sih sifatnya, jika langit belum gelap singgah ke Warinding, jika tiba kemalaman Kami melanjutkan perjalanan ke Kota Waingapu di Sumba Timur.
- 17.30 - 19.00 WITA, Sunset di Bukit Warinding
Beruntungnya saat itu masih sempat melihat sunset yang indah di Bukit Warinding, masyaallah mengagumkan. Bukit-bukit hijau yang bergelombang dan menghampar luas sejauh mata memandang. Sumba begitu indah dengan lanskap yang seperti ini.
- 19.00 - 20.30, Perjalanan ke Kota Waingapu
Kami tiba di Waingapu pukul delapan malam, lalu singgah untuk makan malam sebelum berangkat menuju hotel. Jadi ketika tiba di hotel langsung bersih-bersih dan istirahat.
31 Desember 2018, Hari Ketiga
- 08.30 - 10.00 WITA, Perjalanan menuju Bukit Tanarara
Bukit Tanarara ditempuh selama satu jam perjalanan. Sepanjang perjalanan, pemandaangannya indah sekali. Kami bahkan sempat meminta Bang Herman untuk memberhentikan mobil sejenak, menepi di bahu jalan. Karena ada gerombolan kuda yang sedang memakan rumput, juga gerombolan sapi berbadan subur yang sedang berjalan beriringan.
- 10.00 - 11.00 WITA, Bukit Tanarara
Bentang perbukitan hijau nan luas menjadi lanskap alam yang tersaji di Tanarara, membuat orang terpesona ketika memandanginya. Saya yakin kalian akan setuju dengan pendapat saya, keindahan perbukitan di Sumba yang begitu khas dan tiada duanya di Indonesia.Tanarara wajib dimasukkan ke dalam itinerary kalian, harus pokoknya ! keren banget.
- 11.00 - 12.30 WITA, perjalanan menuju Air Terjun Waimarang
- 12.30 - 14.30 WITA, berenang di Air Terjun Waimarang
Saya sengaja tidak membawa kamera dan meninggalkannya di dalam mobil. Karena saat itu langit sedang mendung dan benar saja hujan turun saat saya tiba di air terjun. Untuk menuju lokasi air terjun, kita harus treking kecil-kecilan dulu, ya sebentar doang paling hanya 15 menitan. Air terjunnya berwarna hijau toska, berbentuk setengah melingkar yang dikelilingi oleh tebing batu.
- 14.30 - 15.30, perjalanan menuju Pantai Walakiri
- 15.30 - 18.00 WITA, Sunset di Pantai Walakiri
Salah satu tempat terbaik untuk melihat matahari terbenam di Sumba adalah Pantai Walakiri. foto ikonik di pantai ini adalah pohon-pohon bakau dengan latar langit senja yang menakjubkan. Saya datang ke Walakiri ketika air laut pasang, membuat pohon bakau tergenang air laut. Namun saya tidak kecewa, karena pemandangan sunsetnya memang luar biasa mempesona.
- 18.00 - 05.00 WITA, perjalanan ke Hotel, Makan Malam, dan istirahat
1 Januari 2019, Hari Keempat
- 06.00 - 07.00, Bukit Tenau
Hanya sebagian dari rombongan saya yang berangkat ke Bukit Tenau. Karena ada yang masih tertidur pulas efek merayakan malam pergantian tahun baru malam sebelumnya. Jika kalian pernah menonton film Susah Sinyal, lokasi syuting film tersebut salah satunya adalah Bukit Tenau ini. Waktu tempuhnya hanya 30 menit saja dari pusat Kota Waingapu.
- 07.00 - 09.00, Sabana Puru Kambera
Lokasi selanjutnya yang kami datangi yaitu bentangan rerumputuan hijau yang menghampar luas. Pohon-pohon pendek tumbuh renggang di rumput sabana, lalu di kejauhan terdapat air laut berwarna biru.
- 09.00 - 11.00, Berburu oleh-oleh
Kalau kalian suka dengan kerajinan khas dapat membeli kain khas Sumba yang cantik. Harganya beragam dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
- 13.00, perjalanan kembali ke Jakarta
Overland Sumba selama 4 hari 3 malam perlu menyusun itinerary yang matang. Memang sih driver lokal biasanya sudah hafal dan bisa membantu kalian untuk memilih lokasi wisatanya. Tetapi tetap saja perlu riset kecil-kecilan.
Wisata di Sumba itu banyak banget, saya 4d3n saja masih ada tempat yang belum sempat disinggahi seperti Air terjun Tanggedu, Pantai Bwanna, Air Terjun Lapopu, Bukit persaudaraan, dll. Realistis saja, tidak bisa masuk semua di itinerary jadi harus memilih yang menjadi prioritas.
Selamat berkelana di Sumba :) Semoga itinerary overland Sumba yang saya bagikan bermanfaat. Salam takzim.
14 komentar
advantageous for sure
BalasHapustentang sumba memang selalu menarik unk dibaca, semoga nanti bisa terealisasi unk berkunjung kesana jg ✨
BalasHapusCakep banget Sumba. Dari fotonya paling penasaran dengan rumah adatnya, kenapa atapnya tinggi ya, apa ada filosofi atau fungsi tertentu misalnya buat nyimpan makanan.
BalasHapusMasyaalloh sungguh tempat yang indah , semoga bisa terwujud bisa berkunjung kesana
BalasHapusBagus pemandangannya ya mas... pengin deh suatu saat bisa menjelajah daerah Sumba. Thanks for sharing :))
BalasHapusEksotis sekali. Sumba adalah salah satu destinasi impian saya. Alamnya yang asri dan eksotis serasa memanggil manggil untuk disambangi.
BalasHapusWah, Sumba dari dulu pengen pergi ke situ lihat savana. Baca artikel ini dan lihat lokasi wisatanya jadi semangat nabung lagi. Kerenn.. 👍
BalasHapusSumba ini jadi salah satu destinasi impianku. MasyaAllah.. indah sekali alamnya. Thanks yaa ka sudah sharing!
BalasHapusIndah banget iya pemandangan sumba. Masih sangat bersih dan terjaga. Semoga suatu saat bisa mampir juga ke Sumba menikmati indahnya pemandangan di sana. thank you infonya
BalasHapusAsli ya.. ini tujuan wisata Indonesia yang kudu banget dikunjungi.. melihat langsung keindahan alam Sumba. Jadi inget pre-weddingnya Dimas Anggara sama Nadine Chandrawinata.
BalasHapusWiih, asyik. Saya bisa tau kira² itinerary kalo ntar ada kesempatan kesana. Mumpung ga jauh² amat dari Jawa Timur,jadi bisa sekalian jenguk orang tua juga
BalasHapusIndahnya Sumba, semuanya. Alamnya, pantainya, budaya & rumah adatnya. Aku jadi pengen melakukan perjalanan ke sana kak
BalasHapussaya asli sumba.. mksh bnyk review nya..
BalasHapussama-sama kak, sumba tempat yang indah. semoga bisa kembali traveling ke sana
Hapus