Backpackeran ke Aceh dan Sabang

by - 11/06/2022 04:14:00 PM

masjid baiturrahman aceh

Saya masih ingat bagaimana cerita perjalanan ini berawal. Dua minggu sebelum keberangkatan, saya sedang asik berbincang dengan Faliq dan Dicky di lantai dua masjid. Tercetuslah rencana backpacker ke Banda Aceh dan Sabang, mumpung ada tiket promo dengan harga miring yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Namun masalahnya maskapai Sriwijaya Air hanya tersedia rute Jakarta ke Medan saja, jadinya kami harus melanjutkan perjalanan dengan bus sempati star selama 12 jam untuk menuju Aceh. Jika kalian ingin meminimkan bujet untuk backpackeran ke Aceh dan Sabang, trik multi moda seperti ini layak dicoba. Selisih harganya lumayan dibanding langsung memilih penerbangan direct Jakarta ke Aceh. Kalian bisa menghemat lima ratusan ribu :) tapi ya harus siap lebih capek dan waktu tempuhnya yang lebih lama.

Apa yang membuat cerita ini spesial bagi saya? karena perjalanan dilakukan pada bulan Puasa Ramadan. Saya merasakan indahnya persaudaraan sebagai sesama umat manusia, masih lekat dalam ingatan ketika Kami diajak berbuka puasa bersama dengan warga ketika bus berhenti di Masjid Nurul Iman di Kecamatan Hinai. Lalu air mata yang keluar ketika masuk ke sumur doa di Museum Tsunami. 

Bus Medan ke Banda Aceh

bus sempati star medan

Saya pernah membahas perjalanan dengan bus medan ke aceh pada postingan terdahulu. Saat itu saya menggunakan bus Sempati Star. Saya rasa apa yang saya ceritakan masih relate dengan kondisi yang sekarang, meski perjalanan itu sudah sekitar empat tahun yang lalu. Paling yang berubah hanya harganya saja, naik mengikuti inflasi. Ketika saya cek sudah Rp 330.000 dengan tipe bus yang sama "Super high deck double glass" (dulu masih 160 ribuan).  Kabar baiknya saat ini sudah ada armada bus yang menyediakan sleeper class. 

Cerita perjalanan lengkapnya bisa dibaca di : Perjalanan naik bus sempati star dari medan ke Banda Aceh

Itinerary Backpacker ke Aceh dan Sabang

Ini adalah itinerary yang saya susun bersama Faliq dan Diki saat itu (1 Juni 2018 - 3 Juni 2018). Waktu bersih untuk eksplore wisata di Aceh dan Sabang hanya pada hari Sabtu dan Minggu saja, karena hari Jumat habis oleh perjalanan di bus saja. Itinerary ini bisa dijadikan referensi jika kalian hendak liburan ke Aceh dan Sabang namun hanya bisa memanfaatkan libur di akhir pekan.

Hari pertama (Jumat)

  •  16.00 - 06.00 WIB Perjalanan bus Medan ke Banda Aceh 

Setibanya di Terminal Batoh di Banda Aceh, Kami langsung mengontak rental motor yang sudah dipesan satu minggu sebelumnya. Nama tempat sewanya yaitu Taqin Rental Motor, beralamat di Jl. Dharma, Laksana, Kuta Alam, Banda Aceh. Satu sepeda motor merk Honda Beat ditarif 100 ribu per hari.  

Hari Kedua (sabtu)

  • 06.00 - 06.30 WIB Perjalanan ke Pelabuhan Ulee Lheue
pelabuhan ulee lheue aceh

Waktu tempuh menuju Pelabuhan dari terminal sekitar 30 menitan saja. Karena kami saat itu sedang menjalankan puasa di Bulan Ramadhan jadi tidak perlu memberikan jeda waktu untuk sarapan. Kami sengaja memilih mengunjungi Sabang terlebih dahulu, baru keesokan harinya berkeliling di Kota Banda Aceh. 

  • 07.30 - 10.30 WIB Perjalanan Kapal ke Sabang

Terdapat tiga jadwal keberangkatan kapal Lambat dari Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh menuju Pelabuhan Balohan di Sabang. Jadwalnya yaitu pukul 07.30, 11.00, dan 16.00 WIB. Ada juga pilihan menggunakan kapal cepat namun tidak bisa membawa kendaraan untuk menyeberang. 

  • 10.30 - 11.30 WIB Menuju Penginapan di Pantai Iboih

danau aneuk laot sabang

Penginapannya tidak begitu jauh, yang membuat lama karena kami berhenti di menara pandang Danau   Aneuk Laot. Sayang jika pemandangan seperti ini dilewatkan tanpa foto-foto dulu haha. 

pantai iboih sabang

Penginapan di sekitar Pantai Iboih berkisar dari Rp 150.000 hingga Rp 500.000 an. Kami hanya memesan satu kamar saja. Namanya juga meminimkan bujet, kebetulan tiga-tiganya badannya slim. Saya suka dengan pemandangan Pantai Iboih, masih alami dan gradasi warnanya menggoda untuk nyebur. 

  • 12.30 - 13.00 WIB Menuju Tugu 0 KM Indonesia di Sabang

tugu nol kilometer indonesia

Setelah selesai salat zuhur dan meletakkan ransel di dalam kamar, Kami langsung menuju destinasi wajib di Sabang yaitu Tugu 0 KM Indonesia. Belum lengkap deh kalau berkunjung ke Sabang namun tidak singgah ke tugu penanda nol kilometer di Indonesia sebelah Barat. Tugu ini sebagai monumental saja, karena faktanya titik paling barat dari Indonesia adalah Pulau Benggala bukan Pulau Weh atau Sabang ya :). 

  • 13.00 - 16.00 WIB Foto-foto di Tugu 0 KM Indonesia

Biasanya kalau berkunjung ke tugu ini kita akan mendapatkan serfitikat sebagai penanda kalau kita sudah menginjakkan kaki di Tugu 0 KM Indonesia, sebagai kenang-kenangan. Namun sayangnya penjaga loketnya kosong, entah karena libur di bulan puasa atau karena kami berkunjung ketika akhir pekan. 

Kami menghabiskan waktu berjam-jam di lokasi ini. Pengunjungnya sepi :D ya wajar, jarang ada yang mau panas-panasan di bulan puasa :D Kami hanya bertemu dengan empat turis asal malaysia yang semuanya perempuan, dari Kota Kuala Lumpur katanya. 

  • 17.30 - 18.30 WIB Sunset di Pantai Iboih

foto sunset sabang

Kami berbuka puasa di dekat penginapan, sambil melihat matahari terbenam. 

  • 19.00 - 20.30 WIB Salat di Masjid Babussalam
masjid agung babussalam sabang

Mengunjungi Masjid Babussalam ini sih idenya Faliq, sebenarnya kan bisa saja salat isya dan tarawih di penginapan. "Sambil cari mie sabang Wak, pokoknya harus makan Mie Sabang di Sabang" kata Faliq. Okelah akhirnya kami beranjak keluar dari penginapan, membelah jalanan di Sabang yang gelap tanpa ada lampu di pinggir jalan. 

Niat awalnya kan tarawih nih ya, eh tapi setelah Isya malah keluar masjid, sudah gak sabaran cari warung mie Sabang yang buka. Pas ketemu malah harus nungguin penjualnya yang lagi tarawihan :D

Hari Ketiga (Minggu)

  • 05.00 - 06.30 WIB Chek out penginapan, menuju Pelabuhan Balohan Sabang

Setelah sahur, kami bergegas check out dan menuju pelabuhan. Untuk makanan sahur, Kami sudah meminta staf penginapan untuk menyiapkan pada malam sebelumnya. Saran saya jika kalian hendak ke Sabang, harus hati-hati berkendara terutama malam hari. Karena jalanannya berkelok dan minim penerangan.

  • 07.30 - 10.30 WIB Perjalanan kapal dari Sabang ke Banda Aceh

Kami kembali menggunakan kapal lambat dengan jam keberangkatan yang pertama pukul 7.30 WIB. Selama di kapal Kami banyak berinteraksi dengan warga lokal, Faliq yang bahasa inggrisnya lumayan mengajak ngobrol turis Australia yang sedang berkeliling Indonesia dengan sepeda motor kesayangannya.

  • 10.30 - 11.30 WIB PLTD Apung

museum pltd apung banda aceh

Jika kalian ingin mengunjungi bekas-bekas kejadian tsunami pada tahun 2004 yang lalu, bisa memasukkan PLTD Apung ini ke dalam Itinerary kalian. Dahsyatnya tsunami Aceh membuat kapal ini terseret arus dari pelabuhan hingga ke tengah kota kira-kira sejauh 2,4 kilometer. 

  • 11.30 - 13.30 WIB, Museum Tsunami Aceh

museum tsunami aceh

Mengunjungi museum ini akan membuat kalian seolah berrada di dimensi waktu tsunami Aceh yang dahsyat. Koleksi museum ini berupa barang-barang yang rusak dihantam arus, diorama tsunami, sumur doa, cerita-cerita korban yang selamat, hingga ruangan bioskop mini yang menampilkan video kejadian saat itu.

  • 13.30 - 15.00 WIB, Masjid Baiturrahman

Jika kalian mencari video kejadian tsunami Aceh pada tahun 2004 yang lalu, maka dipastikan akan muncul sebuah masjid yang tetap berdiri kokoh di tengah ambruknya rumah-rumah di sekitarnya. Masjid Baiturrahman juga menjadi tempat berlindung para warga di tengah arus air yang menerjang. 

  • 15.00 - 19.00 WIB perjalanan kembali ke Jakarta

bandara aceh

Kami menggunakan pesawat Lion Air menuju Medan untuk transit. Lalu dari Medan ke Jakarta kembali menggunakan Sriwijaya Air. Bisa dibilang saya mempunyai kenangan manis bersama maskapai berkode Sjy ini. 

Saya sampai lupa sudah berapa kali menggunakan Sriwijaya Air maupun Nam Air, makanya ketika mendengar berita yang menyatakan maskapai ini digugat pailit saya merasa iba. Sepuluh tahun lebih mengudara di langit Indonesia namun saat ini diambang pailit. Saya cek rute-rutenya juga sudah sedikit, banyak rute yang sudah tutup termasuk Jakarta Medan. 

Semoga postingan ini bermanfaat, salam :)

You May Also Like

11 komentar

  1. Aceh, kota yang dari dulu ada diangan-angan ingin sekali berkunjung kesana tapi masih belum ada kesempatan

    BalasHapus
  2. Selalu keren memang kota ini. Semoga someday bisa mampir ke Aceh. Aamiin

    BalasHapus
  3. Aku baru tahu kalau dari Medan menuju Aceh masih kudu perjalanan selama 12 jam ya.. Dan alhamdulillah, jadi merasakan naik sleeper bus, eh masa kini beneran armada bus ini jadi super keren-keren.

    Dan ikut berduka juga dengan maskapai yang mulai menunjukkan tanda-tanda keterpurukan. Memang pandemi pasti berdampak bagi banyak pihak, terutama sektor pariwisata.

    Aceh dan Sabang yang cantik sekali.
    Melihat keindahan Masjid Baiturrahman, museum Tsunami Aceh dan Tugu 0 KM Indonesia di Sabang, jadi semakin tertarik juga ke Aceh.

    BalasHapus
  4. Wah, Sabang sebenarnya masuk ke dalam wish list saya juga Kak. Kebetulan beberapa kali pernah diceritakan tentang cantiknya pulau di ujung Indonesia ini. Katanya bisa snorkeling atau diving juga ya di sana.

    BalasHapus
  5. bermanfaat banget artikelnya, semakin ingin berkunjung ke Sabang KM 0 Indonesia, semoga suatu saat bisa berkunjung ke sana
    bagus banget pantainya
    selain itu juga ingin mengunjungi museum tsunami, walaupun di sini ada beberapa yang mencoba menirunya pastinya tetap beda dibandingkan yang ada di Aceh

    BalasHapus
  6. Aku yang notabenenya orang Sumatera, belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di Aceh. Kabarnya antar wisata di Aceh jauh-jauh, dan ga cukup sehari dua hari aja. Tapi masnya udah bikin itinerary perjalanan lengkap sama transportasinya, makin membantu rencanaku untuk ke tugu 0 km Indonesia. Semoga kesampaian kesana

    BalasHapus
  7. Kelihatannya Mas Dodo ini pemuda sumatera utara ya hihi..
    Perjalanan ke Aceh tidak ada yg tidak berkesan, semuanya berkesan. Pertama kali mengunjakkan kaki di Aceh berasa seperti rumah sendiri, nyaman dan aman banget, berasa kayak lagi keliling di kampung sendiri. Tapi sayang, saya belum sempat ke Sabang

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi bukan kak. wah jadi pingin baca cerita kakak juga pas di aceh, waktu itu backpacker juga kah?

      Hapus
  8. Belom ke museum tsunami waktu ke Sabang tahun lalu :( karena pas banget lagi renovasi huhu semoga bisa kesana lagi suatu saat. Nice sharing kak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga ada kesempatan untuk ke aceh lagi ya kak :) biar bisa masuk ke museum tsunaminya.

      Hapus
  9. Bagus nih itinerarynya, dari dulu pengen banget ke titik 0 di Sabang apalagi alm. papa saya udah punya sertifikatnya jadi tambah semangat rencana trip ke Sabang.

    BalasHapus