Menyaksikan Upacara 18 Agustus di Mareku Tidore

by - 4/05/2020 12:02:00 PM

Penulis tidak menyangka akan membawa pengalaman berharga setelah berpergian ke Ternate dan Tidore. Siapa sangka ada peringatan upacara khusus pada tanggal 18 Agustus di Tidore. Mungkin satu-satunya tempat yang melaksanakan upacara ini di Indonesia. 
 
"Di Tidore mau ngapain?" tanya Dicky kepada Penulis. "Paling ke Benteng Tahula saja Dik, yang seru itu perjalanannya pake speedboat mengarungi perairan selat" Ujar Penulis. Hanya itu niat awal berkunjung ke Tidore, namun Dodi mempunyai ide lebih menarik. "Kita berangkat lebih pagi saja bang, Besok ada Upacara 18 Agustus di sana." 

Sontak Penulis bertanya heran, upacara kemerdekaan kan tanggal 17 Agustus? ini kok tanggal 18 upacaranya. "Jadi di Tidore dua kali upacara bang saat bulan Agustus. tanggal 17 memperingati kemerdekaan Indonesia, nah tanggal 18 Agustusnya upacara Peringatan pertama kalinya Sang Saka Merah Putih berkibar di Maluku Utara tepatnya di Tidore" Dodi menjelaskan lebih rinci, nanti akan dilanjutkan cerita tentang upacara ini.

Oh iya, tulisan ini merupakan lanjutan dari cerita sebelumnya  (Traveling Melihat Pesona Alam Ternate yang Menakjubkan), jadi supaya sobat pembaca paham dan mudah mengikuti alur cerita penulis, ada baiknya melihat tulisan sebelumnya. 

Sabtu pagi 18 Agustus 2018, Kami sudah tiba di Pelabuhan Bastiong Ternate dengan sepeda motor. Jaraknya paling hanya lima kilometer saja dari hotel Archie 2 Ternate, tempat penulis menginap. Pada hari itu penulis berangkat menuju Pulau Tidore dengan menumpang speedboat, dengan biaya Rp.10.000/orang. Cuaca saat itu cerah dan kondisi ombak normal, speedboat melesat cepat dan menimbulkan riak kecil.

Lokasi Pulau Tidore sangat dekat dengan Pulau Ternate, perjalanan dengan speedboat hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit saja. Setelah tiba di Pelabuhan Rum Tidore, Kami pun bergegas menuju ke jalan raya, naik angkot menuju Monumen Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Tanjung Mareku Tidore. Dodi sudah tau betul seluk beluk transportasi umum baik di Ternate dan Tidore.

Cerita Upacara 18 Agustus 
monumen pengibaran bendera merah putih pertama di mareku tidore

Penulis baru tau saat itu juga kalau di Tanjung Mareku Tidore selalu rutin dilaksanakan upacara 18 Agustus setiap tahunnya. Menurut informasi dari Dodi, upacara ini sebagai bentuk peringatan pertama kalinya Sang Saka Merah Putih berkibar di Tidore pada tanggal 18 Agustus 1946 yang lalu.
pengibaran bendera pada upacara 18 agustus di mareku tidore

Cerita yang sangat menarik karena Kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan oleh Bung Karno satu tahun sebelumnya di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.  Pada masa itu pasukan Belanda masih berada di wilayah ini, dengan perjuangan dari para pelaku sejarah saat itu barulah selang satu tahun kemudian  Bendera Merah putih berkibar dengan gagahnya pada 18 Agustus 1946. 

Jika kita mengenal Ibu Fatmawati Soekarno sebagai penjahit bendera merah putih pada saat upacara kemerdekaan. Di Tidore ada seorang perempuan yang mendapatkan julukan "Fatmawati Tidore". Beliau adalah Aminah Sabtu yang menjahit bendera yang dikibarkan pada 18 Agustus 1946 yang lalu di Tidore.
 
Penulis mendengar kabar bahwa beliau telah meninggal dunia bulan Juli 2018 yang lalu. Pada tahun 2017 Bu Aminah sempat hadir dalam peringatan 18 Agustus di lokasi ini. Semoga amal kebaikannya diterima oleh yang Maha Kuasa.
tamu undangan upacara 18 agustus di mareku tidore

Upacara dilaksanakan di tengah jalan raya, oleh karena itu saat upacara berlangsung mobil dan motor dilarang untuk lewat. Peserta upacara 18 Agustus cukup ramai saat itu ramai dari bermacam kalangan. Ada anak-anak sekolah, Mahasiswa, tokoh adat, tokoh pemerintah setempat dan masyarakat sekitar. Penulis pun meminta izin kepada panitia untuk memotret jalannya upacara. Alhamdulillah diizinkan.
peserta upacara 18 agustus di mareku tidore

pengibar bendera 18 agustus di mareku tidore

Upacara berlangsung khidmat, prosesi upacara sama seperti upacara pada umumnya. Terdapat pembacaan kisah sejarah bergabungnya wilayah Maluku Utara ke NKRI dan kisah pengibaran sang merah putih pertama pada tanggal 18 Agustus 1946. Diakhir upacara terdapat pertunjukan puisi tentang semangat kemerdekaan. Pembacaan puisi oleh seorang perempuan,  dibacakan penuh penghayatan, membawa penulis dan penonton yang lain hanyut dalam perenungan semangat kemerdekaan.
monumen mareku tidore

Sebuah monumen berdiri di dekat lokasi upacara. Monumen ini dibangun pada tahun 2009, terletak di sisi jalan raya dan menghadap ke laut. Terdapat tiang bendera lengkap dengan ukiran bendera merah putih yang berdiri di depan tulisan monumen. Lalu yang menarik adalah terdapat tulisan bernada peringatan "Siapa Berani Kasih turun Ini Bendera Merah Putih Datang Merdeka Diganti Dengan Nyawa".  Kalimat ini ditujukan sebagai peringatan kepada pasukan Belanda yang masih berada di Maluku Utara saat itu.

Berkunjung Ke Benteng Tahula 

Sekitar pukul 11 siang upacara pun selesai, penulis kembali menaiki angkot menuju Benteng Tahula. Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1610 oleh Bangsa Spanyol. Sejarah mencatat saat itu dua bangsa yaitu Spanyol dan Portugis berebut untuk menguasai Maluku. Alasan utamanya adalah untuk mengambil alih perdagangan rempah-rempah.
perairan tidore dilihat dari benteng tahula

Letak Benteng Tahula yang berdiri di atas bukit sangat strategis bagi bangsa Spanyol untuk mengawasi aktivitas di sekitar perairan.  Untuk tiba di atas benteng, penulis harus menaiki banyak anak tangga. Cukup melelahkan dan disarankan membawa perbekalan air minum sebelum naik. Namun rasa lelah sebanding dengan panorama indah yang tersaji dari atas benteng ini. Panorama Jalan Raya Tidore terlihat dari atas ketinggian, lalu lanskap hamparan perairan Tidore tersaji dari atas benteng ini.
gunung tidore dilihat dari benteng tahula

Sepintas mengenai Tidore, perbedaan luasnya tidak terlalu jauh dengan Pulau Ternate. Sama-sama mempunyai Gunung di tengah pulau yaitu Gunung Kie Matubu atau biasa disebut Gunung Tidore. Suasana Tidore lebih sepi dibanding dengan ternate, tidak banyak dijumpai ruko-ruko di pulau ini. 
 
Setelah mengunjungi Benteng Tahula, penulis pun berkunjung ke salah satu toko penjual kain tenun Tidore. Penulis sempat melihat Kedaton kesultanan tidore dari balik kaca jendela angkot, namun tidak sempat singgah. Setelah tiba di toko kain tenun, Penulis sempat kebingungan memilih motif dan ukuran kain, akhirnya penulis hanya membeli kan syal saja.

Setelah puas berkeliling Tidore selama kurang lebih sembilan jam, penulis pun kembali menyeberang ke Ternate, dengan menaiki speedboat dari Pelabuhan Rum. Pada malam harinya Penulis menyaksikan pembukaan Asian Games 2018 dari layar kaca Televisi. Penulis takjub dengan suguhan yang meriah dan membanggakan. Diawali dengan aksi Pak Jokowi yang menggunakan motor gede, tari saman yang memukau, pertunjukan kembang api yang spektakuler, hingga set penataan panggung yang luar biasa.
 
Keesokan harinya pada hari Minggu penulis kembali ke Jakarta, menumpangi pesawat Sriwijaya Air dengan tiket promo. Terima kasih kepada Dodi dan teman-teman di Ternate atas bantuannya kepada Penulis dan Dicky selama di Ternate :).

You May Also Like

17 komentar

  1. Awalnya baca judulnya kok aneh upacara tanggal 18, setelah baca artikelnya ternyata ada sejarahnya.

    BalasHapus
  2. Wah asyiknya bisa datang berkunjung ke saudara kita di Timur. Apalagi kata-katanya di tugu bikin merinding 🫣

    BalasHapus
  3. Baru tahu kalo di Ternate ada 2 perayaan kemerdekaan. Suka dengan alamnya yang eksotis sih. Beruntung sekali mas bisa berkunjung ke sana.

    BalasHapus
  4. Wah ini informasi baru yang saya baru tahu ini. Sebuah peristiwa spesial yang memang layak diperingati.

    BalasHapus
  5. Ternyata lebih berat perjuangan rakyat Tidore, di jawa sudah merdeka, disana masih ada Belanda selama setahun.. wajarlah diperingati secara khusus..

    BalasHapus
  6. upacara dengan pemandangan laut, keren banget sih. pemandangan alam sekitarnya juga keren banget.

    BalasHapus
  7. Perayaan upacara pengibaran sang saka merah putih di Tidore berlangsung sangat hikmat yaa..
    Dan semua menunjukkan sisi nasionalisme yang kuat dimulai dari kemerdekaan RI hingga bagaimana pertama kali di Tidore mengibarkan bendera yang dijahit oleh tangan Ibunda Fatmawati Tidore.

    Semoga Allah jaga tanah air ini tetap pada kemuliaannya. Merdeka dan berdaulat di atas kaki sendiri.

    BalasHapus
  8. Wow! Keren banget ya Tidore! Daerah lain gak kepikiran tuh bikin upacara lagi ya kak.

    BalasHapus
  9. Keren nih, upacara bendera dg background pemandangan laut & pantai yg sangat keren.. pengen bgt berlibur ke tempat kaya gini.. hehee

    Trims udah berbagi ceritanya di artikel ini.. good luck

    BalasHapus
  10. Wow keren banget kakak bisa menyaksikana upacara 18 Agustus di Tidore. Ternyata ada sejarahnya ya.Kata-kata di di monumen itu sangat tegas ya. Rasa kecintaannya pada Indonesia harga mati yang tidak bisa ditawar

    BalasHapus
  11. ternate....pengen sekali pergi ke sana. palagi saya suka sejarah. semoga ada rezeki lebih sehingga bisa ke sana. amin.

    BalasHapus
  12. Merinding, terharu, sangat besar semangat dan perjuangan yang dilakukan hingga rakyat Tidore pada masa itu mendirikan tugu, mengancam penjajah. Dan salut sampai saat ini masih diadajakan upacara 18 agustus

    BalasHapus
  13. Masya Allah seru banget bisa mengunjungi tempat di Indonesia... Sy belum pernah ke daerah Timur. Kayaknya disana bagus2 ya pemandangannya.

    BalasHapus
  14. Terima kasih atas ulasan, kalo gak sampean ulas, mungkin saya masih lama tau.nya.. Tentang latar belakang perayaan HUT R.I di sans..

    BalasHapus
  15. Dibelahan Indonesia Timur semua ikut merasakan kebahagian HUT Indonesia ke 77 yaa, masya Allah ..

    BalasHapus
  16. MashaAllah, g kebayang beratnya perjuangan para pejuang zaman dulu. Sukaa miris kalo ada yg ogah2an upacara, pdahal dulu mau ngibarin bendera aja, penuh darah dan air mata

    BalasHapus
  17. Terima kasih sudi berbagi pengalaman tentang kemerdekaan, Mas Dodo. Sungguh momentum berharga bisa ikut upacara di Tidore sana. Foto paling epik itu pas ada 3 bocil. Hehehe

    BalasHapus