Senja di Langit Jakarta

by - 5/20/2020 09:18:00 PM

senja di langit jakarta
Matahari senja terbenam dari ufuk barat, gumpalan awan yang tadinya berwarna putih terlihat kemerah-merahan. Bangunan-bangunan tinggi di ibu kota perlahan bermandikan cahaya lampu. Para muazin menyerukan azan, yang terdengar dari segala penjuru masjid di Ibu Kota. Puasa Ramadan hampir menemui hari bungsunya.

Foto di awal merupakan foto lama, hanya sebagai ilustrasi tulisan. Diambil tanggal 3 Januari 2019 lalu di atap gedung kantor. Penulis pada hari itu sekitar pukul tiga sore mengamati langit Jakarta melalui kaca jendela kantor. Cuaca sedang cerah, gedung-gedung sedang terlihat sangat jelas (biasanya banyak kabut polusi). Sebuah pemandangan yang jarang dilihat, Gunung Salak, Gunung Gede, dan Gunung Panrango terlihat nun jauh di sana.

Sebuah ide terpintas, sepertinya menarik jika memotret senja di atap gedung. Momen yang pas saat langit sedang cerah-cerahnya.  Lalu pukul lima sore penulis pulang ke kos, bergegas mengambil kamera lalu kembali ke kantor. Menaiki lift menuju lantai lima belas, lalu meniti anak tangga menuju atap gedung. Penulis saat itu tidak membawa tripod, untuk mengambil foto ini penulis memanfaatkan pagar pembatas gedung yang lebar dan rata.

Waktu melesat cepat, sudah satu tahun lebih sejak foto itu diambil. Hari-hari berlalu, saat ini kita sedang bertanya-tanya kapan wabah ini akan mereda bahkan hilang. Dalam beberapa hari lagi akan memasuki bulan syawal dalam kalender Hijriah, hari raya Idul Fitri bagi umat Islam.

Namun tahun ini terasa berbeda karena perayaannya di tengah wabah, penulis belum bisa merasakan kenikmatan pindang buatan Mamak di rumah. Belum bisa bersilaturahmi dengan Wak, Mang, Cik, dan keluarga di Sumatera. Lalu belum bisa menikmati pemandangan bukit-bukit nan indah di sana.

Penulis tidak sendiri, ada banyak orang-orang lain yang bernasib sama. Bahkan mungkin di luar sana ada orang-orang yang sudah bertahun-tahun tidak pulang ke kampung halaman karena satu dan lain hal.  Semoga wabah ini segera berakhir, kita dapat berkumpul bersama keluarga tanpa rasa cemas.



You May Also Like

2 komentar

  1. Mantap mantap..
    Tegakkan jemari untuk bercerita lagi

    BalasHapus