• Home
  • Sumatera
    • Aceh
    • Sumatera Utara
    • Sumatera Barat
    • Riau dan Kepri
    • Sumatera Selatan
    • Jambi
    • Bengkulu
    • Bangka Belitung
    • Lampung
  • Jawa
    • DKI Jakarta
    • Banten
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
  • Kalimantan
    • Kalimantan Barat
    • Kalimantan Tengah
    • Kalimantan Utara
    • Kalimantan Timur
  • Sulawesi
    • Sulawesi Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Barat
  • Bali NTB NTT
    • Bali
    • Lombok
    • Sumba
    • Flores
  • Maluku dan Papua
    • Maluku
    • Papua
instagram Email

dodonulis

blog catatan perjalanan


jembatan ampera malam hari

Bagi sobat pembaca yang sudah mengikuti blog ini sejak lama pasti sudah mengenal Faliq, teman penulis yang sering menjadi partner dalam perjalanan.  Pada Maret 2019 yang lalu Faliq sempat mengajak penulis pergi ke Palembang, namun saat itu penulis tidak bisa ikut karena harus menyelesaikan pekerjaan.

Pada akhirnya Faliq berangkat sendirian dan hanya mempunyai waktu satu hari saja untuk berkunjung ke Kota Pempek ini. Satu hari? ya betul, Faliq terbang dari Jakarta dengan jadwal keberangkatan maskapai Sriwijaya Air yang paling awal menuju palembang, lalu kembali ke Jakarta pada malam harinya dengan maskapai yang sama. Wah sayang banget ya cuman satu hari, berat diongkos saja. Saat itu pergi karena tiket promo juga sih, kalau harga normal mikir-mikir juga :D

Faliq sempat meminta rekomendasi kepada penulis terkait tempat-tempat apa saja yang wajib dikunjungi di Palembang dengan waktu yang singkat. Penulis mengenal Faliq sebagai seorang yang religius dan suka sekali mengunjungi masjid di saat perjalanannya keliling beberapa provinsi di Indonesia, penulis pun menyarankan pergi ke Masjid Agung Palembang. 

Selain itu penulis menyarankan untuk singgah ke beberapa tempat lain yang bisa dijadikan alternatif pilihan wisata. Oh ya Faliq juga mempunyai blog, sobat bisa mengunjungi backpack wanderer.

Beberapa tempat ini penulis rekomendasikan ke Faliq saat itu, mungkin bisa dijadikan referensi jika sobat liburan ke Palembang dalam waktu yang singkat. Berikut ulasannya.

1. Masjid Agung Palembang

Masjid Agung lokasinya berada di tengah Kota Palembang dan tidak jauh dari jembatan ikonik Ampera. Masjid ini dibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badarudin I , merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Sumatera Selatan. 

Cara menuju Masjid Agung Palembang  

lrt di palembang

Dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sobat bisa menggunakan LRT tujuan stasiun Ampera. Cara menuju ke stasiun LRT yang ada di bandara sangat mudah. Sobat tinggal mengikuti papan penunjuk arah saat keluar dari pintu kedatangan. Jika bingung tinggal tanya saja dengan petugas bandara. 
 
Setelah tiba di stasiun sobat tinggal membeli tiket dengan e-money, harganya hanya Rp10.000 saja. Jika tidak ada e-money bisa bayar secara manual. Nanti bilang ke petugas tujuannya ke Stasiun Ampera. Di dalam kereta terdapat peta rute LRT, nanti jika kereta berhenti akan diberitahukan nama-nama stasiunnya.

Setelah tiba di Stasiun Ampera, sobat bisa berjalan kaki menuju Masjid Agung. Jaraknya hanya sekitar 200 meter saja, namun hati-hati saat menyeberang jalan karena lalu lintas di sekitar kawasan ini sangat ramai. Alternatif lain menggunakan ojek online jika tidak ingin berjalan kaki.
 

Keunikan Masjid Agung Palembang 

pintu masuk masjid agung palembang
Di depan gerbang utama Masjid Agung terdapat bundaran air mancur. Bentuk bangunan masjid ini disebut mempunyai perpaduan tiga arsitektur kebudayaan yaitu Indonesia, Tiongkok, dan Eropa. Ciri khas eropa terletak pada bagian pintu masuk utamanya, lalu ciri khas Tiongkok terlihat dari atap masjid yang menyerupai bentuk kelenteng, kemudian ciri khas Indonesia nampak pada bagian undakan berbentuk limas pada atap masjid. Selain itu pada ujung menara masjid berbentuk kerucut seperti tumpeng.
masjid agung palembang

foto masjid agung palembang
Masjid Agung Palembang mempunyai halaman yang cukup luas, terdapat sebuah kolam yang cukup besar di halaman masjid. Selain itu banyak pedagang makanan khas palembang yang dapat dijumpai di sekitar halaman masjid. Sobat bisa mencoba makan pempek dan es kacang merah, rasanya "Lemak Nian". 
 

2. Monpera

monpera di palembang
Seperti yang penulis katakan di awal, masjid Agung Palembang berada di tengah Kota Palembang dan dekat dengan lokasi wisata lainnya. Sobat bisa berkunjung ke MONPERA (monumen penderitaan rakyat) yaitu bangunan berbentuk menyerupai bunga melati yang bermahkota lima. Di tempat ini sobat bisa melihat koleksi-koleksi foto yang memperlihatkan perjuangan masyarakat Sumatera selatan dalam masa penjajahan. 

3. Benteng Kuto Besak

benteng kuto besak

Tempat lain yang berada di dekat Masjid Agung adalah Benteng Kuto Besak (warga palembang sering menyingkatnya dengan BKB). Dari tempat ini sobat bisa melihat Pemandangan Jembatan Ampera dan Sungai Musi. Tempat ini adalah tempat paling ramai dikunjungi saat akhir pekan di Kota Palembang. Cobalah untuk berkunjung pada malam hari untuk melihat lanskap ampera dengan hiasan cahaya.
 

4. Naik Kapal ke Pulau Kemaro

perahu di sungai musi
 
Di kawasan Benteng Kuto Besak terdapat dermaga kapal menuju Pulau Kemaro. Biasanya tarifnya berkisar antara Rp 200.000 s.d. Rp 300.000 per kapal dengan muatan bisa mengangkut enam orang. Perjalanan menuju ke Pulau Kemaro dengan kapal ketek sekitar setengah jam. 
 
pulau kemaro

Bagian terseru saat menuju pulau kemaro menyusuri sungai Musi. Kapal Ketek akan melewati beberapa tempat seperti rumah-rumah panggung di pinggir sungai, kapal atau perahu yang sedang bersandar, Pelabuhan Boom Baru, dan PT Pusri. Setibanya di Pulau Kemaro, pengunjung dapat melihat Pagoda 9 lantai yang terdapat di tengah pulau dan menghadap ke sungai.

5. Museum Balaputra Dewa Palembang

Nuansa Palembang pada uang Rp 10.000 yang lama sangat terasa. Terdapat gambar pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II pada uang tersebut, selain itu terdapat gambar rumah khas Palembang yaitu Rumah Limas. Lokasi rumah tersebut terdapat di Museum Balaputra Dewa di Palembang.  

6. Gelora Sriwijaya Jakabaring

gelora sriwijaya jakabaring
Kota Palembang sering ditunjuk sebagai tuan rumah perhelatan olahraga internasional. Pada tahun 2018 yang lalu bersama dengan Jakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games. Lalu pada tahun 2013 menjadi tuan rumah Islamic Solidarity Games serta pada tahun 2011 juga menjadi tuan rumah Sea Games. Ditunjuknya Kota Palembang karena mempunyai komplek olahraga yang besar bernama Jakabaring Sport City.

Pada tahun 2021 nantinya Kota Palembang juga dipilih sebagai salah satu kota tuan rumah Piala Dunia sepakbola U-20. Saat ini stadion utama Gelora Sriwijaya sedang dibenahi untuk menyiapkan perhelatan besar tersebut. 

Untuk menuju komplek olahraga ini sobat bisa menaiki LRT dengan tujuan Stasiun LRT Jakabaring. Di dekat komplek olahraga ini terdapat Masjid Cheng Ho, penulis sarankan kalau waktu memungkinkan cobalah untuk berkunjung ke masjid yang berartsitektur unik itu.

7. Kulineran di Palembang

kuliner palembang
 
Rasa-rasanya kurang lengkap kalau ke Palembang tidak mencoba makanan khasnya seperti pempek, pindang, es kacang merah, kemplang, dan masih banyak lagi.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
puncak gunung gede di jawa barat
Pendakian Gunung Gede ini sudah lama sekali dilaksanakan yaitu tanggal 15-16 Juli 2017 yang lalu. Namun kenangannya masih teringat hingga sekarang. Cuaca selama dua hari pendakian saat itu sangat bersahabat, Bunga-bunga Edelweis sedang mekar dan menghampar luas di sekitaran Alun-alun Surya Kencana.  Gunung Gede terkenal mistis, tetapi syukur alhamdulillah penulis dan 12 teman yang lain tidak mengalami hal-hal ganjil selama pendakian.
 
Apa sih alasan orang-orang menyukai kegiatan mendaki ke atas gunung? Banyak orang-orang berkata mendaki gunung mengajarkan kita banyak hal seperti tentang kesabaran, mengenal diri sendiri, pantang menyerah, bersyukur atas ciptaan tuhan,  dan melawan sifat tidak mau mengalah atau keras kepala.

Mendaki gunung juga menuntut sang pendaki untuk siap menghadapi berbagai situasi. Seperti hujan lebat di saat pendakian, kebelet buang hajat di tengah pendakian, memikul carrier yang beratnya puluhan kilo, Kabut menggelayut saat di puncak, hingga tidak bisa menghubungi gebetan/pacar selama pendakian karena tidak ada sinyal.

Penulis pribadi masih tergolong pendaki pemula dan amatiran. Dalam catatan penulis tidak lebih dari lima gunung yang telah didaki, itupun semuanya masih di bawah 3000 Mdpl. Ada dua tempat di gunung yang ingin penulis datangi yaitu Ranu Kumbolo di Semeru dan Danau Sagara Anak Gunung Rinjani di Lombok. Entah kapan realisasinya, masih dalam angan-angan (Sembari mencari info jika sedang ada travel fair atau tiket diskon).

Kembali ke topik awal ya, Gunung Gede memiliki ketinggian 2958 Mdpl. Gunung ini secara administratif termasuk dalam tiga wilayah kabupaten yang ada di Jawa Barat (Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi). Jalur pendakiannya ada di tiga tempat juga, yaitu :

1. Gunung Putri di Kabupaten Bogor;

2.Cibodas di Kabupaten Cianjur;

3. Selabintana di Kabupaten Sukabumi.

 Untuk mendaki gunung ini para pendaki mendaftar terlebih dahulu di website www.gedepangrango.org. Di sana tertulis lengkap syarat dan aturan yang wajib dilaksanakan oleh pendaki, termasuk memilih rencana mendaki lewat jalur mana dan biaya SIMAKSI yang harus dibayar.

Perjalanan ke Basecamp

Perjalanan dari Jakarta dimulai pada Jumat malam, penulis dan 12 teman yang lain menggunakan Bus Marita dari kampung Rambutan dengan biaya Rp 30.000/orang. Sepanjang perjalanan alunan musik dangdut keroncong mengudara di ruangan bus, seperti menimang para penumpang untuk tidur lelap. 

Tibalah penulis di daerah Gunung putri pada pukul tiga dini hari. Saat keluar dari bus dan memikul tas carrier, para sopir angkot langsung menawarkan untuk mengantar kami menuju basecamp. Setelah kata sepakat, kami pun diantar.
 
Setelah tiba di basecamp kami pun mencari masjid untuk persiapan salat, setelah itu mencari warung makan terdekat untuk sarapan pagi. Suhu yang dingin menggoda penulis untuk memesan satu gelas teh hangat, sambil berbincang dengan teman yang lain. Menunggu langit lebih terang untuk memulai pendakian.

Pos-pos Pendakian

pos satu pendakian gunung gede
Pukul enam pagi, penulis dan rombongan telah siap mendaki. Sebelum berangkat kami diperiksa oleh petugas, mereka mengecek benda terlarang yang tidak boleh dibawa seperti odol, sabun, shampoo, dan barang lain yang dianggap bisa mencemari sumber air. Jika terlanjut membawa barang-barang tersebut tidak usah risau, titipkan saja ke petugas nanti ambilnya pas pulang.

Ladang perkebunan milik warga yang menghampar terlihat di awal mendaki. kontur jalannya masih cenderung datar, belum banyak tanjakan. sekitar satu jam dari basecamp, tibalah di Pos 1 yang dikenal dengan Pos Legok Leunca (pos selamat datang). 

Kami pun beristrihat sebentar di pos satu, tidak tergesa-gesa untuk sampai di camp area karena di dalam rombongan Kami terdapat dua orang perempuan yang perlu dijaga. Setelah istirahat dirasa cukup, perjalanan pun di lanjutkan menuju pos selanjutnya yaitu Buntut Lutung dengan kontur yang mulai menanjak tetapi masih ada jalur datarnya (bonus).

Pos selanjutnya adalah Lawang Sekateng dan Pos Simpang Malaber, bagian yang terberat karena jalur semakin menanjak dan jarang ada bonusnya. Larik cahaya menyembul di antara sela-sela daun-daun pohon yang rimbun.  Kami beristirahat lebih lama di sebuah warung kecil yang menyediakan minuman hangat dan menjual gorengan.

Alun-alun Surya Kencana

tenda di alun alun surya kencana gunung gede
Penulis tiba di alun-alun Surya Kencana sekitar pukul 13.00 WIB, bisa dibilang tempat ini mahkotanya gunung Gede. Hamparan padang rumput yang luas (di beberapa web menyebut sekitar 50 hektare). Tanaman edelweis banyak dijumpai di tempat ini. Beruntungnya penulis saat itu bunga-bunganya sedang mekar. Tempat ini mengingatkan penulis dengan tempat bernama Tegal Alun di gunung Papandayan di bulan Februari 2017, tempat penulis berkenalan pertama kali dengan Edelweis. 
bunga edelweis di alun alun surya kencana
Penulis dan rombongan pun mendirikan tenda dan segera mengeluarkan peralatan masak. Setelah itu Kami mengganti pakaian yang dipakai dengan pakaian kering di dalam tas. Siang itu kami tidak langsung menuju puncak gunung, hanya menyusuri alun-alun saja sambil berfoto ria. Malam harinya kami beristirahat dan makan malam, mengumpulkan energi untuk summit keesokan paginya.

Puncak Gunung Gede

Summit Attack dilangsungkan keesokan paginya. Kami berangkat pukul lima pagi setelah salat shubuh. Udara dingin terasa menusuk meski sudah memakai jaket. Headlamp menjadi penerangan kami saat menapaki jalan yang menanjak. Pohon Cantigi tumbuh rimbun di sebelah kanan dan kiri jalan setapak. Langit mulai terang dan larik cahaya mulai terlihat. Perhitungan kami salah, harusnya berangkat lebih awal jika tidak ingin momen sunrise terlewat.
sunrise gunung gede
Salah satu teman penulis bernama Faliq setengah berlari untuk menuju puncak lebih awal. Penulis pun menyusul di belakangnya. Pukul 5.45 WIB, Alhamdulillah syukur kepada tuhan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melihat keindahan ciptaannya di ketinggian 2958 Mdpl. 

Di puncak sudah ramai oleh pendaki lain, ada rombongan yang terlihat memakai seragam komunitas pendaki, mapala, hingga sebuah rombongan yang mengobrol bahasa palembang. Penjual gorengan sedang sibuk membuat adonan baru karena banyaknya yang memesan termasuk penulis.
gunung pangrango dilihat dari gunung gede
Dari atas puncak terlihat gagahnya tetangga Gunung Gede yaitu gunung Pangrango. Pemandangan kawah terlihat mengeluarkan kepul asap belerang. Kami pun kembali ke tenda dan berkemas untuk menuju ke basecamp. Alhamdulillah tiba di Jakarta dengan selamat dan sehat.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Official Logo

Official Logo
Pada tanggal 8 Oktober 2022, blog ini mempunyai logo resmi untuk pertama kali. Sudah lama saya berkeinginan untuk membuat logo sebagai identitas blog, terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mengkreasikan logo yang luar biasa ini. Logo ini sebagai bentuk semangat untuk terus konsisten dalam membagikan hal-hal yang bermanfaat. Dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak ucapan dan respon yang baik dari para pembaca. Terima kasih atas energi positifnya :)

Popular Posts

  • Kolam Renang Bojana Tirta, Murah dan Nyaman
  • Transportasi Umum dari Pangkalpinang ke Sungailiat
  • Travel Blogger di Bangka Belitung
  • Naik Kapal Dari Muntok ke Tanjung Api-Api Membawa Mobil Pribadi
  • Brilliant Inn, Review Hotel Murah di Pangkalpinang, Cocok Untuk Backpacker

Tentang Penulis

Halo para pembaca, penulis adalah seorang pemuda kelahiran tahun ’97. isi blog ini seputar cerita dan catatan penulis ketika berkunjung di beberapa provinsi di Indonesia, tujuan membuat blog ini supaya dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai hobi traveling. penulis dapat dihubungi dengan berkirim email ke dodonulis1@gmail.com

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

recent posts

    Pages

    • Privacy Policy
    • About Me
    • Disclaimer
    • Contact

    BloggerHub

    BloggerHub Indonesia

    Created with by ThemeXpose