• Home
  • Sumatera
    • Aceh
    • Sumatera Utara
    • Sumatera Barat
    • Riau dan Kepri
    • Sumatera Selatan
    • Jambi
    • Bengkulu
    • Bangka Belitung
    • Lampung
  • Jawa
    • DKI Jakarta
    • Banten
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
  • Kalimantan
    • Kalimantan Barat
    • Kalimantan Tengah
    • Kalimantan Utara
    • Kalimantan Timur
  • Sulawesi
    • Sulawesi Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Barat
  • Bali NTB NTT
    • Bali
    • Lombok
    • Sumba
    • Flores
  • Maluku dan Papua
    • Maluku
    • Papua
instagram Email

dodonulis

blog catatan perjalanan

pelabuhan sunda kelapa
Pelabuhan Sunda Kelapa, dulunya dikenal sebagai pelabuhan yang sangat ramai dan menjadi akses perdagangan sejak zaman kerajaan hingga masa VOC yang menduduki Batavia. Tersohor di kalangan saudagar yang ada di dataran seberang seperti negeri China, India, Arab, dan Eropa. Pada abad ke-19 peran penting Pelabuhan Sunda Kelapa mulai tergantikan oleh Pelabuhan Tanjung Priok yang saat ini menjadi pelabuhan paling sibuk di Indonesia. 

suasana pelabuhan sunda kelapa
 

Lalu bagaimana kabar Pelabuhan Sunda Kelapa saat ini? jawabannya masih tetap beroperasi, meski peruntukannya berbeda seperti masa lalu. Suasananya juga tidak seramai dan sesibuk pada masa jayanya. Suasana pelabuhan yang klasik menjadi daya tarik tersendiri. Kapal-kapal kayu yang berukuran besar terlihat bersandar, truk-truk yang berlalu lalang, hingga para pekerja yang sedang sibuk memindahkan muatan dari kapal ke truk.

para pekerja di pelabuhan sunda kelapa

Penulis pun penasaran datang ke tempat ini, berulang kali merencankan akhirnya terlaksana juga pada bulan juli 2019. Berangkat bersama Bang Zein yang belum pernah mengunjungi tempat ini, meski sudah lama bertugas di Jakarta.  Kami pun berboncengan dengan sepeda motor menuju lokasi ini, berbekal google maps sebagai penunjuk arah.

Setibanya di lokasi pelabuhan dan memarkirkan sepeda motor, seorang Bapak berusia kisaran 40 tahunan datang menghampiri penulis, menawarkan jasa menyusuri perairan pelabuhan dengan perahu. Tarifnya saat itu lima puluh ribu rupiah dengan rute tujuan akhir mercusuar yang berwarna hijau. Naik perahu ini patut dicoba, sobat bisa melihat aktivitas dan suasana pelabuhan dari sudut lain dibanding berjalan kaki. Kurang lebih 15 menit perahu yang penulis tumpangi pun kembali bersandar.

kapal sedang bersandar di pelabuhan sunda kelapa

menara mercusuar di pelabuhan sunda kelapa

Pelabuhan Sunda Kelapa yang bersejarah saat ini juga terkenal sebagai salah satu tempat "hunting" foto di Jakarta. Bagi penyuka fotografi, cobalah datang saat menjelang sunset. Semburat warna jingga di langit menjadi penghias suasana Pelabuhan Sunda Kelapa dengan kapal-kapal besar yang sedang bersandar.

Penulis saat itu berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa pada pukul tiga sore, waktu yang kurang pas untuk berkunjung karena matahari begitu terik. Di dekat pelabuhan terdapat Museum Bahari yang bisa menjadi pilihan untuk dikunjungi, lalu ada juga Museum Menara Syahbandar yang bersejarah. Penulis pernah berkunjung ke kedua museum ini, tetapi lupa menyimpan koleksi foto-fotonya. Sepertinya tertarik untuk mengunjunginya kembali, mengisi waktu libur akhir pekan di Jakarta.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

bandara depati amir di pulau bangka
Merebaknya wabah Covid-19 di Indonesia membuat Penulis menunda berperjalanan jauh terutama dengan moda transportasi udara, termasuk tidak pulang ke kampung halaman saat lebaran Idul Fitri pada bulan Mei yang lalu. Saat itu orang tua juga tidak menyarankan untuk pulang karena penambahan kasus Covid masih sangat tinggi. Jakarta juga saat itu sedang memberlakukan PSBB (belum masuk masa transisi).

Saat awal Januari 2020, Penulis juga sudah merencanakan perjalanan bus road trip dari Makassar menuju Palu di bulan Agustus. Tiket pesawat sudah dibeli saat itu, dengan harga yang bisa dibilang di bawah harga normal. Itinerary juga sudah hampir final. Namun karena menghindari risiko di masa pandemi Covid-19, penulis pun membatalkan perjalanan itu. Alhasil tiket pun diajukan refund, prosesnya lancar walaupun terkena potongan.

Pada 31 Oktober yang lalu Penulis memberanikan diri berperjalanan dengan pesawat, karena alasan yang penting dan mendesak. Penulis berangkat ke Pulau Bangka untuk ketemu keluarga di sana. Persyaratan untuk naik pesawat adalah menunjukkan surat keterangan tes Swab/PCR dengan hasil negatif atau surat keterangan Rapid test dengan hasil non reaktif yang masih berlaku selama 14 hari. 

Dua hari sebelum rencana keberangkatan penulis melakukan Rapid Test di Poliklinik dan hasilnya pun non reaktif, alhamdulillah. Biaya yang dikeluarkan saat itu untuk Rapid Test sebesar Rp 80.000. Setelah hasil rapid test keluar, penulis pun langsung mengecek aplikasi Traveloka, jatuhlah pilihan menggunakan maskapai Sriwijaya Air.

Hari keberangkatan pun tiba, Penulis langsung menuju pintu masuk. Tentunya penulis mengenakan masker dan membawa hand sanitizer. Selain menyiapkan surat keterangan Rapid Test, penulis juga mengisi aplikasi E-Hac (Electronic Healt Alert Card) aplikasinya bisa diunduh di playstore atau Apple store di Handphone. 

Adapun beberapa form yang perlu diisi adalah Nama, NIK, Alamat tujuan, Perkiraan waktu kedatangan di lokasi tujuan, nomor telepon, gangguan kesehatan yang dialami. E-Hac ini nantinya akan ditunjukkan kepada petugas saat tiba di Bandara tujuan.

Kurang lebih satu jam waktu tempuh Jakarta-Pangkal Pinang, Pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, di Pulau Bangka. Daerah ini mempunyai banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi salah satunya adalah Danau Kaolin. Sobat bisa baca selengkapnya di postingan : Destinasi yang wajib dikunjungi di Pulau Bangka.

Selama satu minggu di Pulau Bangka penulis tidak berkunjung ke tempat-tempat wisata. Memilih untuk menikmati waktu berkumpul bersama keluarga dan menemani saudari di rumah sakit. Sudah lama sekali tidak bertemu secara langsung dengan mereka, satu tahunan. Meski saat ini perkembangan teknologi sudah maju yang dimana bisa video call, tetapi sangat berbeda rasanya jika bertemu secara langsung.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Official Logo

Official Logo
Pada tanggal 8 Oktober 2022, blog ini mempunyai logo resmi untuk pertama kali. Sudah lama saya berkeinginan untuk membuat logo sebagai identitas blog, terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mengkreasikan logo yang luar biasa ini. Logo ini sebagai bentuk semangat untuk terus konsisten dalam membagikan hal-hal yang bermanfaat. Dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak ucapan dan respon yang baik dari para pembaca. Terima kasih atas energi positifnya :)

Popular Posts

  • Transportasi Umum dari Pangkalpinang ke Sungailiat
  • Review Open Trip Overland Sumba Bersama Indonesia Juara
  • Naik Kapal Dari Muntok ke Tanjung Api-Api Membawa Mobil Pribadi
  • Perjalanan ke Banda Neira Dengan Pesawat Sam Air
  • Kolam Renang Bojana Tirta, Murah dan Nyaman

Tentang Penulis

Halo para pembaca, penulis adalah seorang pemuda kelahiran tahun ’97. isi blog ini seputar cerita dan catatan penulis ketika berkunjung di beberapa provinsi di Indonesia, tujuan membuat blog ini supaya dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai hobi traveling. penulis dapat dihubungi dengan berkirim email ke dodonulis1@gmail.com

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

recent posts

    Pages

    • Privacy Policy
    • About Me
    • Disclaimer
    • Contact

    BloggerHub

    BloggerHub Indonesia

    Created with by ThemeXpose