• Home
  • Sumatera
    • Aceh
    • Sumatera Utara
    • Sumatera Barat
    • Riau dan Kepri
    • Sumatera Selatan
    • Jambi
    • Bengkulu
    • Bangka Belitung
    • Lampung
  • Jawa
    • DKI Jakarta
    • Banten
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
  • Kalimantan
    • Kalimantan Barat
    • Kalimantan Tengah
    • Kalimantan Utara
    • Kalimantan Timur
  • Sulawesi
    • Sulawesi Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Barat
  • Bali NTB NTT
    • Bali
    • Lombok
    • Sumba
    • Flores
  • Maluku dan Papua
    • Maluku
    • Papua
instagram Email

dodonulis

blog catatan perjalanan

kereta bandara soekarno hatta

Beberapa tahun terakhir,  saya hampir selalu menggunakan Damri jika hendak ke Bandara. Namun Itu dulu, semenjak tarif Damri naik hampir dua kali lipat membuat saya mencari alternatif yang lebih murah (teori perilaku konsumen). Kereta Railink bandara kini menjadi pilihan, jarak tempat tinggal ke  Stasiun Manggarai juga cukup dekat. Hanya saja untuk tarif termurah kereta bandara yaitu kelas premium hanya ada lima kali dalam sehari. 

Waktu tempuh jelas

ka bandara kelas premium
Tampilan tempat duduk KA Bandara Soetta

Kelebihan menggunakan kereta bandara adalah ketepatan waktu jadwal keberangkatan dan kedatangan. Berbeda kalau menggunakan mobil atau bus, kalau jalanan lancar bisa lebih cepat, kalau jalanan macet? terlebih saat sedang peak seasons lebaran yang sebentar lagi akan datang. Akhirnya mudik lebaran juga setelah dua tahun, saya khawatir Bang Toyib tersinggung kalau rekor tiga kali lebarannya disamain hihi.

Harga tiket kereta Bandara lebih murah

Berapa harga tiket kereta bandara? ada dua tarif yaitu Rp 30 ribu untuk kereta kelas premium, lalu Rp 70 ribu untuk kereta kelas eksekutif. Untuk fasilitasnya gimana? saya rasa hampir sama, perbedaan yang kontras adalah letak kursi penumpang. Kalau premium menghadap ke samping (seperti letak kursi krl), kalau yang eksekutif menghadap ke depan. 

vending machine stasiun ka bandara manggarai
Vending machine KA Bandara

Cara pesan tiketnya bisa secara online pada website railink.co.id atau bisa on the spot pada vending machine stasiun kereta bandara.

Jadwal kereta Bandara Soekarno Hatta

jadwal kereta bandara soetta 2022
jadwal KA Bandara Soetta, sumber web railink.co.id

Untuk kereta bandara kelas premium hanya terdapat lima kali keberangkatan saja dari Stasiun Manggarai, yaitu pada pukul 06:37, 10:37, 14:37, 17:07, dan 19:37. Oleh karena itu kita harus menyesuaikan dengan jadwal keberangakatan pesawat. Untuk kereta bandara eksekutif pilihan keberangkatannya lebih banyak. Selain Stasiun Manggarai, kereta bandara juga akan berhenti di stasiun BNI City, Duri, Batu Ceper, dan tujuan akhir di Stasiun Bandara Soetta.

Letak Stasiun Manggarai

ruang tunggu stasiun ka bandara manggarai
ruang tunggu stasiun KA Bandara Manggarai

"Kamu mau naik kereta bandara ya dek?" tanya abang ojek

"iya pak, kenapa tuh?" 

"oh kalau gitu nanti saya turunin di pintu masuk satunya lagi"

Saya sempat heran, bukannya pintu masuk stasiun Manggarai cuman satu yang sama saat naik krl, rupanya ada pintu masuk khusus untuk kereta bandara Manggarai. Sebenarnya bisa sih lewat pintu masuk utama, tap in dulu seperti saat kita hendak mau naik krl, nanti jalan ke arah area peron kereta bandara. 

Letak Stasiun KA Bandara Soetta

stasiun ka bandara soetta
Interior Stasiun KA Bandara Soetta

Posisi Stasiun KA Bandara Soetta itu lumayan jauh dari Terminal 1,2,3 (jaraknya sekitar satu kilometer). Oleh karena itu disediakan transportasi lanjutan, bisa menggunakan kereta layang bandara (kalayang) atau bisa menggunakan shuttle bus, ada bus yang gratis dan ada yang berbayar. 

shuttle bus bandara soetta
Shuttle bus yang gratis

Saya sendiri memilih menggunakan shuttle bus yang gratis. Biasanya busnya ngetem di pintu keluar, nanti tinggal tanya saja ke petugas. 

Semoga informasi ini bermanfaat ya, selamat lebaran bersama keluarga, hati-hati di jalan :)

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

sam air pk-smh ambon ke banda neira

Merencanakan itinerary perjalanan itu penting, terutama untuk cuti warrior yang tidak bisa bebas menentukan lama perjalanan. Karena saya bukan full time traveler dan masih terikat jam/hari kerja, perjalanan ke Banda Neira kemarin kendalanya adalah bagaimana cara menuju ke sana. Apakah menggunakan kapal ferry/sabuk nusantara dengan harga tiket lebih murah dibanding pesawat? ataukah dengan pesawat yang rentang waktu perjalanannya lebih singkat dibanding kapal. Permasalahan utamanya adalah minimnya informasi keberangkatan dengan kedua opsi tersebut. 

Lama perjalanan dengan kapal yang memakan waktu 10 jam membuat saya berpikir kembali untuk memakai moda transportasi kapal laut. Pertimbangannya saya harus mengeluarkan cuti dua hari hanya untuk perjalanan kapal pulang pergi. Setelah dipikir-pikir kembali, akhirnya saya memilih naik pesawat dari Ambon ke Banda Neira. Maskapai yang saat ini beroperasi menuju Banda Neira adalah Sam Air, salah satu maskapai yang melayani rute perintis di tanah air selain Susi Air. 

Lalu bagaimana cara memesan tiket pesawatnya? cobalah cek di traveloka, tiket.com, pegi-pegi, dan aplikasi lain tidak ada di sana. Saya coba untuk cek official website Sam Air juga nihil. Lalu terpikirkan mencari akun resmi sosial medianya, setiap company di era digital public relation saat ini pasti mempunyai akun sosial media baik itu instagram, facebook, dan twitter. 

instagram sam air

Setelah menemukan akun instagram Sam Air, titik terang pertiketan ke Banda Neira pun mulai kelihatan. Ada nomor telepon dan jadwal pada Highlight story rute Maluku. Saya pun mencoba menghubungi nomor yang tertera melalui whatsapp dan syukurlah direspon cepat. 

Jadwal keberangakatan dan Harga Tiket

jadwal pesawat sam air ambon banda neira

Jadwal keberangkatan Pesawat Sam Air dari Ambon ke Banda Neira pada hari Senin dan Jumat saja. Jam keberangkatan dari Ambon pada jam 07.00 WIT sedangkan keberangkatan dari Banda Neira pada pukul 13.30 WIT. Namun yang perlu dicatat adalah pesawat mempunyai waktu mantenance, biasanya selama satu minggu istirahat untuk perbaikan dan cek berkala. Jadi saya sarankan jangan pesan on the spot, pastikan dulu melalui staf sam air jauh-jauh hari. 

Harga pesawat Sam Air dari Ambon dan Banda Neira adalah Rp 350.900, sementara untuk harga Banda Neira ke Ambon adalah Rp 320.900. Adapun kontak whatsapp untuk memesan tiketnya adalah :

Nomor WA staf Sam Air cabang Ambon : 0852-4316-0770

Nomor WA staf Sam Air cabang Banda Neira : 0812-4876-8080 (bang Ono)

Mengapa hanya tiga hari di Banda Neira

 "Kenapa cuman tiga hari di Banda, sayang banget loh gak bisa hoping island" pertanyaan itu banyak terlontar dari kenalan yang baru saya jumpai di sana. Sebenarnya niat awalnya mau lebih lama, berangkat hari senin tanggal 28 Maret dan pulang pada hari Jumat tanggal 1 April 2022. Namun sayangnya untuk tanggal tersebut tiketnya sudah terjual habis, lebih tepatnya sudah dibooking oleh rombongan salah satu instansi pemerintah. "gak bisa nyempil satu orang gitu pak" tanya saya melalui wa. "wah gak bisa adik, kalau mau berangkat tanggal 26 masih ada tuh".

jadwal pesawat sam air ke banda neira

 Akhirnya saya memutuskan berangkat hari Sabtu tanggal 26 Maret, kembali pada hari senin tanggal 28 Maret. Kenapa hari sabtu bukan pada hari jumat sesuai jadwal rutinnya? itulah mengapa pentingnya konfirmasi lagi jadwal keberangakatan sebelum memesan tiket, karena kadangkala hari keberangkatan dimajukan atau dimundurkan satu hari sesuai jadwal rutin. Meskipun in case jarang terjadi. 

Tipe Pesawat Sam Air ke Banda Neira

kursi penumpang pesawat sam air

Jenis pesawat yang digunakan oleh masakapai Sam Air untuk rute Ambon-Banda Neira adalah DHC-6-300 Twin Otter dengan registrasi PK-SMH.  Jumlah kapasitas penumpangnya sebanyak 17 orang. Awalnya saya membayangkan dari kursi penumpang bisa melihat aktivitas pilot di kokpit (seperti Cessna Caravan Susi Air). Rupanya ada dinding pembatas dan dikasih hordeng, namun suara pilot dan copilot yang berinteraksi bisa terdengar karena pesawatnya kecil. 

view teluk ambon dari pesawat sam air
Teluk Ambon
 
gunung api banda dilihat dari pesawat sam air
Gunung Banda Api
Daya jelajah pesawat tidak setinggi pesawat boeing 737 atau Airbus A320. Perairan Maluku bisa terlihat dari atas dengan jelas karena cuaca saat itu sedang cerah. Suara mesin pesawat terdengar nyaring, jadi saya sarankan membawa headset peredam suara untuk mengurangi pekak di telinga. 

bandara banda neira
Bulan terbaik untuk berkunjung ke Banda Neira yaitu pada April-Mei atau Oktober-November. Cuaca dan ombak relatif tenang dan bagus untuk kapal melintas. Biasanya opsi dengan moda pesawat sering digunakan jika kapal tidak bisa berangkat karena faktor cuaca buruk. Semoga blog post ini bermanfaat :)
 


Share
Tweet
Pin
Share
13 komentar
narasumber kemah literasi

 Malam terakhir di Banda Neira. Halaman Istana Mini yang terkesan seram di malam hari nampak berbeda malam itu. Pada 27 Maret 2022 diadakan malam puncak kemah komunitas penggerak literasi. Lampu sorot mengarah ke teras depan istana, penampilan pertama dibuka oleh para narasumber dalam kegiatan ini, yaitu pembacaan puisi dari Theoresiarumthe, lalu duet berbalas puisi dari Rudi Fofid dan Mamat Alkatiri. 

kemah literasi kantor bahasa maluku di banda neira
Mamat Alkatiri dan Rudi Fodid

Setelah itu secara bergiliran para peserta menampilkan persembahan terbaiknya kepada masyarakat Banda Neira melalui kesenian puisi, tari, hingga teater. Penampilan dari peserta diawali dengan tarian Legenda Putri Cilu Bintang dan Tari Petik Pala. 

--

Satu hari sebelumnya, 26 Maret 2022.  Berjumpa dengan Jo dan Wahid di Benteng Belgica adalah sebuah ketidaksengajaan yang patut disyukuri. Perjalanan ini berbuah makna, salam takzim kepada para peserta kemah literasi yang telah menampilkan karya yang memukau. Juga kepada Opa Rudi, Kak Teo, Kak Weslly, dan Kak Mamat, meski belum sempat bertegur sapa saya merasa beruntung bisa hadir di malam itu :) 

Semangat literasi di Maluku luar biasa, salam hormat kepada Kantor Bahasa Maluku yang telah menyelenggarakan kegiatan bermanfaat seperti ini. 39 komunitas yang terdiri dari 150 orang penggerak literasi di Maluku dihadirkan. Bukan main, pesertanya di seluruh penjuru Provinsi Maluku, ada yang dari Maluku Barat Daya, Seram Bagian Timur, Hingga Kepulauan Kei.

Perjalanan mereka diawali dari Ambon dengan menumpang kapal ferry ke Banda Neira. 10 jam perjalanan tidak hanya berdiam diri saja di kapal, melainkan sudah ada kegiatan menarik seperti saling berkenalan dengan komunitas satu dan yang lainnya. Ide bisa datang dari mana saja, momentum perjalanan panjang ini bisa menjadi sumber ide yang melimpah. Kelima panca indera bergerak cepat merekam aktivitas selama 10 jam perjalanan itu. Diterpa ombak, hujan mengguyur, melihat burung-burung terbang mencari ikan, dan beragam aktivitas penumpang di kabin, geladak depan, dan buritan kapal.

Saya yang tidak ada di dalam kapal tersebut dapat membayangkan betapa serunya interaksi para peserta dan narasumber, bertukar pikiran atau transfer knowledge.  Antusiasme para peserta menunjukkan cerahnya literasi di Maluku ke depan, akan lahir sastrawan hebat dari kegiatan ini, semoga saja setelah ini muncul penerus Theoresiarumthe, Wesslly Johannes, Rudi Fofid, dan Mamat Alkatiri.

Setelah tiba di Maluku, Para peserta membangun tenda di halam depan istana mini dan bekas rumah gubernur VOC. Mereka akan tidur berkemah selama kegiatan ini, namun cuaca kurang bersahabat, hujan angin mengguyur sehingga mengharuskan berpindah ke dalam ruangan. Jujur saja kedua tempat itu cukup seram untuk ditinggali, apalagi banyak cerita horor yang beredar. Saya melihat salah satu peserta menulis di laman sosial medianya "Terima kasih kepada makhluk tak kasat mata yang telah mengizinkan kami berbagi rumah".

Selama empat hari mereka diajarkan materi menarik seperti proses menulis kreatif hingga bagaimana menjadi konten kreator. learning by doing, setelah narasumber mengampu materi, para peserta diminta untuk langsung membuat karya. 150 orang dibagi dalam kelompok yang lebih kecil yaitu kelompok cerpen dan puisi.

menara benteng belgica

Menariknya adalah mereka bisa mencari inspirasi di tempat-tempat bersejarah di Banda Neira. Keindahan alam di sini juga menarik untuk dikemas dalam kalimat-kalimat puitis. Saya mendengar Lewerani, Andan, dan Belgica sebagai tempat yang paling banyak di sebut ketika pembacaan puisi pada malam puncak. 

Lalu bagaimana ceritanya saya bisa berkenalan dengan beberapa peserta? Hari minggu saya bersepeda mengelilingi sebagian Pulau Neira, hanya kawasan Tanah Rata saja yang tidak didatangi karena letaknya di atas perbukitan. Jujur saja gak kuat membawa sepeda ke sana, apalagi dengan kondisi Gigi Sepeda yang kurang optimal saat dikendarai.

Ketika di Benteng Belgica, Jam buka masuk ke dalam tempat bersejarah itu baru pukul lima sore, sedangkan saya datang 30 menit lebih cepat. Saya pun berkenalan dengan dua orang peserta bernama Jo dan Wahid yang sedang duduk di halaman depan benteng, keduanya berasal dari Seram Bagian Timur , Maluku. Kami mengobrol banyak, beberapa informasi di  dalam postingan ini saya dapatkan dari mereka, yang turut membawa saya mengikuti laman instagram Kantor Bahasa Maluku yang aktif sekali membuat post menarik. 

"Besok malam akan ada acara puncak kak, kalau waktunya senggang bisa datang dan ajak teman-temannya datang ke Istana Mini", ajakan yang menarik dari Wahid, tetapi masalahnya saya solo traveling selama di Banda Neira, ini baru mau cari teman baru. Insyaalah saya akan hadir, daripada malam harinya gabut di hotel mending datang ke sana.

Tepat jam lima sore, mobil ranger berwarna hitam dan berplat merah tiba di benteng, rupanya petugas yang akan membuka kunci pagar benteng. Mobil merupakan pemandangan yang langka di Pulau ini, selama saya di Banda Neira baru melihat tiga mobil saja. 

gunung banda api dan benteng belgica

Di dalam benteng saya diajak Jo dan Wahid ikut bergabung dengan para peserta lain di sebuah menara yang menghadap ke Gunung Api Banda. Di sana ada Rudi Fofid salah satu narsum yang sedang membuat video pendek pesan kesan peserta selama kegiatan. Beliau lebih akrab disapa Opa Rudi, salah satu sastrawan terkenal di Maluku. 

"Banda Neira dalam satu kata?" tanya opa Rudi kepada Kami, saya juga diminta ikut berpartisipasi meski bukan peserta kemah literasi. Satu kata yang dapat mempresentasikan kepulauan ini secara keseluruhan. Kata yang diucapkan tidak boleh sama, harus berbeda-beda tiap orang. Banda Neira itu Candu, Banda Neira itu Sejarah, Banda Neira itu indah, Banda Neira itu Pala,  dan tibalah giliran saya yang mengatakan Banda Neira itu Kaya. Opa Rudi pun menutup dengan kata Banda Neira itu Beta.

 --

Keesokan harinya setelah pulang dari Desa Lonthoir di Pulau Banda Besar saya bersiap-siap ke Istana Mini. Ada satu hal yang saya khawatirkan adalah nanti pulangnya bagaimana? jarak dari istana mini ke hotel Maulana hanya sekitar dua kilometer. Tapi ini bukan masalah jauhnya, dua kilometer tidak terlalu menguras tungkai kaki. Tapi pulangnya bakal larut malam dan suasana jalannya pasti sepi :D pikiran ini berkecamuk sampai saya berkenalan dengan Kak Jen dkk. Bermula dari saya yang mencari tempat duduk paling depan untuk leluasa memotret, lalu disamping saya ada kak jen dan rombongannya. 

Dugaan saya benar mengira kak jen ini bukanlah warga lokal, Perempuan Minang yang kuliah di Universitas Riau lalu melanjutkan rantauannya ke Muara Enim (dekat kampung saya), lalu memutuskan untuk mengabdi pada bidang pendidikan di Banda Neira. Saya salut dengan Kak Jen, terlebih dia ke sini tidak ada keluarga sedarah dan tidak ada teman satu daerah. 

"Nanti pulangnya kita barengan aja, saya tinggal di mess yang letaknya berdekatan dengan hotel tempat kamu menginap", wah wah akhirnya lega juga, gak jadi jurus seribu langkah saat balik :D. Kami pun menyimak kegiatan puncak kemah literasi bersama ratusan warga lain yang ada di Banda Neira. Saya teringat permintaan Jo ketika di benteng kemarin, minta difotokan saat dia pentas. 

tarian banda neira
Tarian Legenda Putri Cilu Bintang

peserta kemah literasi di banda neira
Jo dan Wahid

Tidak lama setelah Jo dan Wahid tampil, saya pulang kembali ke hotel sekitar tengah malam di saat acara belum menemui penampilan bungsunya. Terima kasih Banda Neira, malam terakhir di sana tidak menyangka bakal semenarik ini :) Semoga bisa bertemu lagi teman-teman di sana, salam takzim.

gunung banda api maluku




Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
pemandangan gunung banda api dari dermaga lonthoir

Pertama kali Solo Traveling ke Banda Neira tidak menyangka bakal semenarik ini. Kepulauan yang dikelilingi lautan dengan pondasi Lewerani yang menjulang. Pagi itu hujan kembali membungkus, membuat urung rencana pendakian ke Gunung Lewerani yang sedang dalam status waspada. Indah sekali pertanda yang dikirimkan oleh Tuhan, status waspada belum cukup membuat nyali saya ciut, dikirimkannya  hujan deras sebagai pertanda agar saya mengerti bahwa tidak baik melawan kuasanya. 

Pukul tujuh pagi, selepas hujan panjang dari fajar, saya pergi ke tepian dermaga. Menyaksikan hilir mudik kapal-kapal kayu ke pulau seberang. Lonthoir Andan Orsia menjadi tujuan, yang kata orang tempat jatuhnya tanah surga di Banda Neira, tempat Pala tumbuh subur, tempat sebuah sumur yang mata airnya terus memancar. Desa yang indah di Pulau Banda Besar.

--

dermaga penumpang umum pulau neira

Minggu, 27 Maret 2022. "Belum ada kapal ke Lonthoir adik. Naik yang ke Biyau saja" ujar Pak Tua yang rupanya salah satu calon penumpang. Terdengar Biyau padahal kalau ditulis nama desanya adalah Boiyauw, merupakan desa yang bersebelahan dengan Desa Lonthoir. Pak Tua mondar-mandir dari tadi, kurang sabaran ingin cepat menyeberang ke Pulau Seberang (Banda Besar). "ini sudah lima orang, mau tunggu berapa lagi?" sayup terdengar celotehan pak tua kepada tuan kapal. 

Jusuf Madja, nama yang tertera di kartu nama yang diberikan oleh Pak Tua. "nanti kalau adik mau ke Pulau Ay hubungi saya saja di nomor itu, saya menyewakan guest house" Ujar Pak Tua. Kami mengobrol banyak selama perjalanan di kapal kayu yang berisikan lima orang. Beliau berasal dari Pulau Ay, pergi ke Lonthoir karena urusan bisnis katanya, makanya saat di dermaga tadi keliatan buru-buru ingin cepat berangkat.

Lama perjalanan dari Dermaga Pulau Neira ke Boiyauw hanya memakan waktu lima belas menit saja. Sesampainya di sana saya menumpang ojek, bilang ke abangnya minta tolong diantarkan ke Parigi Pusaka. Jaraknya sekitar dua kilo saja, niat awalnya mau jalan kaki tapi kata warga lokal kontur jalannya naik turun, mending naik ojek.

Parigi Pusaka

parigi pusaka di desa lonthoir

Parigi di KBBI adalah bentuk tidak baku dari Perigi yang artinya sumur. Namun istilah Parigi lebih populer dan sering digunakan oleh masyarakat Banda. saya tidak langsung menuju ke area parigi, melainkan membaca papan yang bertuliskan aturan dalam memanfaatkan air parigi. Ketika kita melihat papan aturan tempat wisata seyogyanya harus dibaca terlebih dahulu, karena mungkin ada aturan yang berisikan larangan di sebuah tempat wisata. Tidak hanya menyoal tentang kelestarian parigi, mungkin di sana terselip aturan adat yang harus kita hormati :)

Di teras sebuah rumah yang berada dekat parigi, saya melihat tiga orang remaja yang sedang duduk memainkan gawai. Salah satu dari mereka bukan berasal dari pulau ini, melainkan dari Pulau Ay , tempat asal Pak Tua yang saya jumpai di kapal kayu tadi. "Oh saya kenal, pak Jusuf namanya kak, salah satu orang kaya di Pulau Ay.", "Saya di sini merantau juga kak, di Pulau Ay tidak ada SMA jadinya saya bersekolah di sini. Tinggal di tempat keluarga" Lanjut remaja bernama Adi. 

Dari ketiga remaja tadi Saya mendapatkan informasi kalau air yang ada di parigi bisa diminum langsung tanpa perlu dimasak. Di sana terdapat dua sumur, sumur yang kecil saat kita mengambil airnya harus bertelanjang kaki ketika menapak, karena untuk menjaga kebersihan air sumurnya dari sandal ataupun sepatu yang kotor. Air sumur ini selalu ada meskipun musim kemarau, dimanfaatkan oleh semua penduduk untuk dikonsumsi, rasanya yang tawar berbeda dengan sumur lain yang ada rasa garamnya.

"Cuci Parigi terakhir itu 2018 kak, setiap 10 tahun sekali. Jadi selanjutnya dilakukan tahun 2028 an" Lanjut Adi.  Cuci parigi atau yang sering disebut dengan Rofaer war oleh masyarakat Banda adalah ritual dalam membersihkan dua sumur yang konon sudah berusia ratusan tahun di Desa Lonthoir. Ritual ini bisa dikatakan ritual yang paling besar di Kepulauan Banda. 

sumber : Jejak Petualang, Trans7 official.

 Kebun Pala

buah pala di desa lonthoir

Segenggam buah yang dulunya lebih berharga dari segenggam emas, yang membuat bangsa Eropa datang dan berebut untuk menguasai Banda Neira. Tak jauh dari Parigi Pusaka, terlihat kebun pala yang menghampar luas, buahnya sedang menguning pertanda sudah bisa dipetik. "Kakak, saya pamit dulu e mau panen pala di dalam hutan" Ujar Adi. Wah terdengar menarik, Saya pun mengajukan diri untuk ikut bersama mereka. Namun mereka menolak sopan "wah gimana e kak, lokasinya masuk ke dalam lagi dan jauh. Ini kita sengaja bawa bekal karena bakal lama di sana" 

Menimbang belum sempat berkunjung ke Benteng Holandia dan memotret suasana dermaga Lonthoir, Saya pun mengurungkan niat. Kami pun berpisah, Adi dkk masuk ke dalam hutan, Saya beranjak menuju Benteng Holandia melewati puluhan anak tangga. Di pulau ini mungkin bisa dikatakan surganya Pala, bahkan di halaman rumah saja pohon Pala tumbuh dan berbuah :)

Benteng Holandia

view dari benteng holandia pulau banda besar

Jika di Parigi Saya bertemu dan mengobrol dengan remaja lokal, di Benteng Holandia kosong melompong tidak ada orang. Benteng ini berada di bukit dan pemandangannya dari sini bisa melihat perairan Banda yang membiru. Gunung Api Banda dan Pulau Neira terlihat jelas tanpa ada halangan. Bahkan Benteng Belgica di kejauhan bisa terlihat jika cuaca cerah. Tempat yang cocok untuk menulis puisi dan syair, ceileh wkwkwk.

Fungsi dari banyaknya benteng yang dibangun di Banda Neira adalah untuk mengawasi lalu lintas kapal yang melintas di perairan selat Neira dan Lonthoir. Jika Benteng Belgica masih berdiri kokoh dan terawat, kondisi Benteng Holandia jauh berbeda. Beberapa bagian terlihat rusak dan dipenuhi tumbuhan semak. 

Dermaga Lonthoir

dermaga desa lonthoir

Di Desa Lonthoir tidak ada yang menyewakan sepeda. Jadi kalau mau keliling opsinya dua yaitu dengan ojek atau jalan kaki. Ketika melihat maps jarak dari benteng ke dermaga Lonthoir tidak terlalu jauh dan jalurnya lebih landai dibanding ke dermaga Boiyauw. Saya pun berjalan kaki, memilih melewati jalur setapak di pinggir laut, mengamati aktivitas masyarakat.

Hari Minggu seperti ini suasana Dermaga Desa Lonthoir ramai dipenuhi anak-anak sekolah yang sedang libur. Banyak berdiri pondokan yang nampaknya gratis untuk para pengunjung, semuanya terisi oleh keluarga yang sedang menikmati makan siang. Mereka membawa bekal sendiri dengan rantang, karena di sekitar dermaga tidak ada yang berjualan semacam indomie dll. 

Gunung Banda Api atau Gunung Lewerani pernah meletus hebat pada tahun 1988. Bekas guguran lavanya terlihat jelas dari dermaga ini. Warna hitam pekat diantara hijaunya pepohonan gunung api. Infonya di dekat lokasi itu terdapat spot menyelam yang indah, bagi kalian yang mengidap Thalassophile mungkin tempat ini bisa dijadikan referensi kunjungan berikutnya :)

pulau ay dan pulau run banda neira
Pulau Ay dan Pulau Run

Saya lanjut berjalan ke ujung dermaga, melihat anak-anak yang sedang memancing. Dari ujung dermaga ini bisa melihat view pulau Run dan Pulau Ay dari kejauhan. Mungkin banyak yang sudah tau tentang cerita yang populer ketika mendengar Pulau Run. Dahulu, Pala salah satu komiditi mahal yang membuat bangsa eropa berhasrat menguasai Banda Neira.

Belanda sudah menguasai hampir semua pulau di Banda Neira, hanya menyisakan Pulau Run yang dikuasai oleh Inggris. Pertempuran diakhiri dengan perjanjian pada tahun 1667, Belanda merelakan Pulau Manhattan diberikan ke Inggris untuk ditukar dengan Pulau Run. Dulunya Pulau Manhattan itu bernama Niew Amsterdam (ketika dalam penguasaan Belanda), lalu berganti menjadi New York. 

"Naik, naik, naik !, ada angin ! naik !" Seru seorang bapak meneriaki anak-anak yang sedang berenang. Sejauh mata memandang terlihat awan hitam pertanda akan datangnya hujan. Saya pun mencari ojek lalu minta diantarkan kembali ke Dermaga Desa Boiyauw. Di dermaga Lonthoir hanya ada kapal kayu yang sedang bersandar, tuan kapalnya entah di mana. Sepertinya jika ingin ke Lonthoir lebih baik pilih kapal ke tujuan Boiyauw saja, kapalnya lebih banyak tarifnya sama saja, lalu jarak ke tempat wisatanya juga terjangkau dalam hitungan 10 menitan.

dermaga desa boiyauw pulau banda besar

Saya kembali ke Pulau Neira, lalu bersiap untuk menghadiri acara puncak kegiatan kemah Literasi yang diadakan oleh Kantor Bahasa Maluku. 

Bersambung...

Catatan pengeluaran 

-Kapal Pulau Neira ke Pulau Banda Besar Rp 10.000 (PP)

-Ojek dari dermaga desa Boiyauw menuju Parigi Rp 5.000

-Ojek dari dermaga desa Lonthoir menuju dermaga desa Boiyauw Rp 5.000

 


Share
Tweet
Pin
Share
7 komentar

benteng belgica di banda neira maluku

"Bung Hatta pernah mengecat perahu dengan warna merah putih. Menyulut kemarahan petinggi Belanda yang geram. Bung Hatta santai saja menanggapinya, beliau beralasan memang di darat warnanya merah putih tapi kalau sudah masuk ke air garam tentunya bercampur dengan warna biru bukan?" Kak Afdal Koritelu melanjutkan ceritanya,  Kami masih duduk bersila kaki di teras Istana Mini sambil menunggu hujan yang tak kunjung menunjukan tanda berhenti, sudah setengah jam lamanya.

Cuaca di kepulauan Banda Neira memang kurang bersahabat beberapa hari terakhir. Waktu yang cocok jika ingin berkunjung ke sini adalah Bulan Oktober. Namun karena sudah memendam hasrat ke Banda Neira sejak lama, Saya tetap berangkat akhir maret lalu. Mumpung swab/pcr sudah tidak diwajibkan jika telah disuntik vaksin booster, lumayan menghemat biaya. Berperjalanan seorang diri atau solo traveling ke Banda Neira sangat berkesan, Betul kata orang-orang, Banda Neira itu Romantis yang membuat orang jatuh cinta untuk datang lagi dan lagi.

Saya membekali perjalanan ini dengan membaca beberapa buku dan video-video di youtube tentang Banda Neira supaya tidak kosong-kosong amat. Lakon berjudul "Mereka yang Menunggu di Banda Neira" oleh Indonesia Kaya juga tak luput dari tontonan, sumber informasi melimpah dari sana. 

Bercerita tentang kehidupan masa-masa pengasingan keempat tokoh yaitu Sutan Sjahrir (diperankan Reza Rahadian), Bung Hatta (diperankan oleh Tanta Ginting), Pak Iwa K Soemantri (diperankan oleh Verdi solaiman, dan Dr. Cipto (diperankan oleh Lukman Sardi). Jika sobat belum menonton silahkan cari videonya di youtube, percayalah dua jam menontonnya tidak akan sia-sia :) Terlebih keempat pameran utamanya sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam seni peran.

Sekilas mengenai Banda Neira

Mungkin saat ini Banda Neira mulai terlupakan, beberapa teman saya bahkan bertanya polos "Banda Neira berapa jam dari Banda Aceh?","Banda Neira di daerah mana ya?". Maklum, tidak banyak yang tau mengenai kepulauan kecil ini. Padahal dulunya daerah ini berperan vital dalam pemerintahan VOC. Kepulauan ini dijuluki surganya pala, rempah-rempah yang saat itu bernilai harganya melebihi harga emas.  Jarak Banda Neira bermil-mil dari Ambon, di google maps harus di zoom berkali-kali supaya terlihat. 

Kalian pernah mendengar J.P Coen? Gubernur VOC yang tersohor pada masanya. Coen diangkat menjadi gubernur VOC sebagai reward atas keberhasilannya membantu VOC menguasai kepulauan Banda Neira. Namun sayangnya penguasaan itu didapatkan melalui peristiwa berdarah yang mencekam dan suram.

Cara ke Banda Neira

pesawat sam air ke banda neira

27 Maret 2022, pukul enam pagi. Suasana Bandara Pattimura sudah ramai. Untuk menuju ke Banda Neira, saya lebih memilih menggunakan pesawat. Dulu maskapai yang beroperasi adalah Susi Air, namun untuk saat ini yang beroperasi maskapai Sam Air dengan tipe pesawat DHC-6-300 yang berkapasitas maksimal 17 penumpang. Harga tiketnya yaitu Rp 350.900, berangkat pada hari senin dan jumat (jadwal kadang berubah, menyesuaikan dengan kondisi cuaca dan operasional maskapai). Saya akan menjelaskan di postingan yang berbeda di blog ini secara detail. 

kapal sabuk nusantara di banda neira

Alternatif kedua adalah menggunakan transportasi laut. Ada kapal Sabuk Nusantara dengan waktu tempuh 7-10 jam perjalanan. Harga tiket lebih murah dibanding pesawat, kisaran seratus ribuan namun jadwal keberangkatannya hanya dua kali dalam sebulan. Itupun menyesuaikan dengan kondisi ombak, jika sedang tinggi biasanya kapal akan menunda perjalanan. Kalau mau lihat jadwalnya bisa berkunjung ke web kataomed, beliau sering update info kapal.

Saya tiba di Banda Neira sekitar pukul 8.30 WIT setelah satu jam perjalanan di udara. Syukurlah selama perjalanan langit sedang cerah dan tidak banyak turbulensi. Penumpang pesawat penuh saat itu, hanya ada dua kursi penumpang saja yang tidak terisi. Ada enam orang mahasiswa Jerman yang kemarin menginap di Michael Guest House dan Tim Kalyan Coffe yang sedang melakukan riset di Banda.

Kepulauan Banda terdiri dari beberapa pulau seperti Pulau Neira (pusat kecamatan), Pulau Banda Besar, Pulau Gunung Api, Pulau Ai, Pulau Run, Pulau Pisang, dan Pulau Hatta. Saya hanya mengunjungi dua pulau saja yaitu Pulau Neira dan Pulau Banda Besar. Selain karena waktu yang singkat di Banda Neira, faktor menghemat biaya adalah alasan saya hanya berkunjung ke dua pulau tersebut. Sewa kapal saat hoping island berat kalau solo traveling.

Penginapan di Pulau Neira 

hotel maulana di banda neira

Setibanya di Bandara Banda Neira, saya langsung menumpang ojek dan minta diantarkan ke Hotel Maulana, tempat menginap selama dua malam di Pulau Neira. Hotel ini didirkan oleh Alm. Des Alwi yang merupakan anak angkat dari Bung Hatta. Sesampainya di sana saya langsung disambut oleh staf hotel, mereka menyajikan dadar gulung pandan dan secangkir teh sebagai welcome drink. 

Ada banyak pilihan hotel lain di Neira seperti Cilu Bintang, Bintang Laut, dan Mutiara. Untuk lokasi hotel Maulana persis bersampingan dengan pelabuhan kapal putih (masyarakat banda menyebut kapal besar dengan sebutan kapal putih). Terdapat halaman hotel yang luas dan rindang, viewnya langsung menghadap ke Gunung Api Banda. Namun sayangnya beberapa bagian hotel kurang terawat karena termakan usia, catnya juga nampak pudar. 

Saya memesan kamar yang paling murah Rp 150.000 bertipe hostel dengan ranjang bertingkat. Lokasinya berada di bagian belakang dan paling ujung, di dalam kamar ada empat ranjang dan hanya saya sendirian yang mengisi. Jujur saja selama menginap di sana dag dig dug susah tidur karena agak seram, untuk mengurangi rasa takut saya memutar musik saat hendak tidur. Syukurlah tidak melihat dan mendengar hal yang janggal sih :D

Sewa Sepeda di Pulau Neira

sewa sepeda di banda neira

Bersepeda adalah cara yang tepat dan asik untuk mengelilingi Pulau Neira sambil melihat saksi bisu kejayaan masa lalu. Salah satu bagian yang tak kalah menarik dalam traveling adalah mengamati aktvitas warga lokal, Banda Neira yang multikultur dihuni oleh warga pendatang. Hanya sedikit warga asli Banda setelah peristiwa pilu tahun 1621.

Bangunan-bangunan peninggalan VOC masih berdiri tegak dan dirawat oleh balai pelestarian benda purbakala. Ada Istana Mini sebagai kantor gubernur VOC di masa lalu, Gereja Tua yang terletak di seberang alun-alun, Benteng Belgica yang dulunya menjadi benteng pertahanan yang kokoh, dan jangan lupakan tempat ngechill noni dan tuan Belanda pada masa lalu yaitu bangunan Societeit Harmonie. Berpindah ke pintasan waktu yang lain terdapat bekas rumah Hatta, sjahrir, Dr. Cipto, dan Iwa pada masa pra kemerdekaan. 

Tempat wisata bersejarah di Pulau Neira

1. Kampung Verhoeven

kampung verhoeven banda neira

2. Rumah pengasingan Bung Hatta

rumah pengasingan bung hatta di banda neira

3. Rumah pengasingan Bung Sjahrir

rumah pengasingan sjahrir di banda neira

4. Rumah Captain Christopher Cole 

rumah captain christopher cole di banda neira

5. Rumah pengasingan Dr Cipto 

rumah pengasingan dr cipto di banda neira

6. Gereja Tua

gereja tua banda neira

7. Taman Alun-alun

taman alun-alun banda neira

8. Sekolah Tinggi Hatta Sjahrir 

perguruan tinggi hatta sjahrir banda neira

9. Pasar Banda Neira

pasar banda neira

10. Benteng Nassau

benteng nassau di banda neira

11. Societeit Harmonie

societeit harmonie di banda neira

12. Istana Mini

istana mini di banda neira

13. Kantor Gubernur VOC di Banda Neira

kantor gubernur voc di banda neira

14. Benteng Belgica

benteng belgica banda neira

15. Parigi Rante

parigi rante di banda neira

Saya awalnya kaget saat hendak masuk ke dalam istana mini yang dipenuhi banyak tas dan tikar yang digelar. Nampak sedang ada kegiatan dengan jumlah peserta yang banyak.  "Tidak apa-apa adik, masuk saja" Penjaga istana mini menghampiri saya yang ragu-ragu untuk masuk ke dalam, kan gak lucu kalau dituduh maling :D. 

Rupanya sedang berlangsung kegiatan Kemah Literasi yang dipelopori oleh Kantor Bahasa Maluku. Kegiatan ini mengundang semua penggiat/komunitas literasi di seluruh Maluku.  Kebetulan saat saya datang ke Istana Mini, rombongannya sedang berkunjung ke Pulau Banda Besar tepatnya di Desa Lonthoir.  

Hujan deras mengguyur Banda Neira ketika saya berada di istana mini, saya duduk di teras depan lalu penjaga istana mini datang mendekati dan mengajak bercerita. Afdal Koritelu namanya, dari beliau lah saya banyak mendapatkan insight mengenai sejarah di Banda Neira. Beliau bercerita banyak, mempunyai wasawan yang luas mengenai Banda Neira.

Saya tidak akan banyak bercerita detail tentang sejarah tiap tempat dan bangunan di postingan ini, kalian bisa membuka buku literatur ataupun mencari referensi lain melaui youtube (rekomendasi channel melawan lupa).

Bersambung : Keindahan Lonthoir Andan Orsia

Catatan pengeluaran di Banda Neira

-Pesawat Sam Air Ambon Banda Neira Rp 350.900 (nomor WA cabang Ambon : 0852-4316-0770, nomor wa cabang Banda Neira (bang ono) : 0812-4876-8080 )

-Ojek dari Bandara Banda Neria ke Penginapan : Rp 9.000

-Sewa sepeda selama satu hari : Rp 50.000


Share
Tweet
Pin
Share
22 komentar
Newer Posts
Older Posts

Official Logo

Official Logo
Pada tanggal 8 Oktober 2022, blog ini mempunyai logo resmi untuk pertama kali. Sudah lama saya berkeinginan untuk membuat logo sebagai identitas blog, terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mengkreasikan logo yang luar biasa ini. Logo ini sebagai bentuk semangat untuk terus konsisten dalam membagikan hal-hal yang bermanfaat. Dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak ucapan dan respon yang baik dari para pembaca. Terima kasih atas energi positifnya :)

Popular Posts

  • Transportasi Umum dari Pangkalpinang ke Sungailiat
  • Kolam Renang Bojana Tirta, Murah dan Nyaman
  • Review Open Trip Overland Sumba Bersama Indonesia Juara
  • Perjalanan ke Banda Neira Dengan Pesawat Sam Air
  • 2025 Mau Senang-senang Lagi dengan Menulis

Tentang Penulis

Halo para pembaca, penulis adalah seorang pemuda kelahiran tahun ’97. isi blog ini seputar cerita dan catatan penulis ketika berkunjung di beberapa provinsi di Indonesia, tujuan membuat blog ini supaya dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai hobi traveling. penulis dapat dihubungi dengan berkirim email ke dodonulis1@gmail.com

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

recent posts

    Pages

    • Privacy Policy
    • About Me
    • Disclaimer
    • Contact

    BloggerHub

    BloggerHub Indonesia

    Created with by ThemeXpose