Catatan Saya Sebagai Milanisti, Forza AC Milan

by - 5/24/2022 01:23:00 PM

foto kaos ac milan dengan view alam banda neira

22 Mei 2022. Partai bungsu musim 2021/2022 bagi AC Milan yang amat krusial. Milan masih belum memenangkan gelar dan masih bisa disalip Inter yang saat ini berada di posisi kedua dengan selisih dua poin. Artinya kemungkinan terburuk masih bisa terjadi, antiklimaks membayangi andai Milan kalah lalu Inter menang melawan Sampdoria. 11 tahun puasa gelar scudetto masih bisa bertambah satu tahun lagi, daaan lagi.

Milan tidak boleh jumawa, tentunya Rossoneri pernah merasakan pil pahit kala dikalahkan Liverpool di final UCL tahun 2005. Sudah unggul 3-0 di babak pertama namun dibalas tiga gol di babak kedua. Pertandingan dilanjutkan lewat adu pinalti, naas Milan gagal meraih trofi UCL ke 7 nya tahun itu.  Malam yang kelam di Istanbul, "nothing is impossible" di sepakbola itu murni nyata. Bukan pesimis, namun bisa saja kepedihan itu terjadi lagi.

Perasaan cemas itu masih membayangi saya dan mungkin Milanisti yang lain. Terlebih Milan bertemu giant killer Sassuolo yang kerap merepotkan. Putaran pertama Milan tertunduk 1-3 di Sansiro. Tentu ini mengkhawatirkan, Milan bisa saja kalah lagi apalagi bermain di kandang Neroverdi

Non ti lasceremo mai, penggalan lirik lagu tifosi yang bermakna mendalam. Artinya "Kami tidak akan pernah meninggalkanmu", apapun yang terjadi Milan akan selamanya di hati saya dan Milanisti yang lain. Saya mulanya berniat bergabung bersama Milanisti yang lain di Stadion Madya Senayan, tempat digelarnya nonton bareng partai terakhir Seri-A. Namun karena masih letih selepas pulang kampung, niat itupun urung, jadilah saya menonton di kamar, mudah-mudahan tetangga tidak terganggu dengan teriakan saya.

Pada babak pertama, Milan unggul 3-0 melalui dua gol Giroud dan satu gol Kessie. Fantastisnya ketiga gol itu berasal dari assist Leao, salah satu kandidat terkuat peraih MVP musim ini. Babak kedua tidak ada gol yang tercipta sampai wasit Daniele Doveri meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Euforia pecah, Curva Sud Milano (CSM) yang selalu setia menjadi pemain ke-12 bersorak-sorai. Milan merengkuh gelar Seri-A ke-19 nya, mengakhiri dahaga scudetto selama 11 tahun. 

Masa-masa Tenggelam Milan

 

berita spanduk insert coin game over ac milan
Sumber : detik

Spanduk di atas pernah dipasang oleh CSM atas kekecewaannya dengan manajemen dan tim yang tampil tidak memuaskan. Milan sempat mengalami turbulensi parah kala itu, paceklik gelar dan absen di Liga Champions dalam waktu yang lama. Meski sempat menjuarai Super Copa Italia tahun 2016, gelar itu bagai fake signal yang berarti mulanya pertanda baik namun rupanya justru penampilan Milan memble di situ-situ saja, papan tengah bukanlah tempat Milan sesungguhnya :) 

berita we are so rich ac milan
Sumber : bola.net

Pergantian  pemilik dari Berlusconi kepada taipan tiongkok Yonghong Li juga tidak berbuah manis. Padahal proyek ambisius pernah dijalankan kala Milan merekrut pemain mahal pada tahun 2017/2018. Hampir 200 juta euro digelontorkan untuk membeli pemain anyar seperti Bonnuci, Andrea Silva, Andrea Conti, Lucas Biglia, Mussachio, Ricardo Rodriguez, Kalinic, Borini, Hakan, dan Kessie. We are so rich, namun hasilnya we are upset. Praktis hanya dua nama saja yang menurut saya tampil memuaskan yaitu Hakan dan Kessie, itupun kadang angin-anginan. 

Masa-masa pemulihan AC Milan

 Pada masa-masa tenggelamnya Milan, jujur saja saya jarang menyaksikan tim ini kala bertanding. Hanya menonton grande partita saja di kala Milan bertemu dengan tim-tim besar seperti Juve, Roma, Napoli, dan tentunya sang adik tiri (Inter). 

Momen saya kembali menjadi penonton setia kala Milan bertanding adalah bulan Desember 2019, saat Milan mengumumkan merekrut Ibrahimovic. Entah mengapa saya merasakan bau-bau kebangkitan. Berbanding terbalik dengan celaan orang-orang atas rekrutan ini. Ada yang bilang Ibra sudah habis, apa yang diharapkan dari pemain tua ini?, dan berbagai respon negatif lainnya. 

Bagi saya kehadiran Ibra membuat kokoh kekuatan tim yang sedang dibangun oleh Pelatih Pioli. Meski finish di posisi ke 6 akhir musim, saya percaya Milan dapat berbuat banyak di musim selanjutnya. Alasannya karena skuad muda yang dimiliki Milan mempunyai harapan baru seperti Theo Hernandez, Bennacer, Krunic, Castillejo, Rafael Leao, Hakan, dan produk akademi Calabria-Gabbia-Donnaruma-Maldini yang saya prediksi bakal menjadi bintang baru Milan. 

Manajemen yang diisi oleh Ivan Gazidis, Maldini dan Massara juga jeli dalam merekrut pemain baru. Sosok Kjaer, Saelemakers, Hauge, dan Sandro Tonali didatangkan pada tahun 2020. Pemain-pemain Milan tidak tergolong mewah, namun justru tampil mengejutkan dengan meraih capolista di paruh pertama musim. Namun sayangnya tidak konsisten hingga akhir yang membuat Inter keluar sebagai juara. 

Milan memang hanya duduk sebagai runner-up pada musim 2020-2021, namun hasil tersebut melebihi ekspektasi tifosi yang sudah lama menantikan Milan kembali ke tempat asalnya, berada di papan atas dan tampil di UCL musim selanjutnya. 

Skuad yang Bermain Sepenuh Hati

2021. Jeda kompetisi dimanfaatkan oleh para tim dalam merekrut dan melepas pemain. Kepergian Donnaruma dan Hakan tentunya menjadi sorotan utama. Pemain datang dan pergi itu sudah biasa, namun entah mengapa sedikit sebal dengan tingkah Donnaruma yang tarik ulur masalah kontrak baru. Langkah manajemen sudah sangat tepat bergegas mencari pengganti baru, kiper Lille yang musim itu meraih trofi liga Perancis, Maignan. 

Donnaruma pergi secara free transfer ke PSG lalu Hakan ke rival sekota, Inter... Untuk pengganti Hakan, Milan megoptimalkan skuad yang ada dengan memainkan Brahim Diaz, pemain pinjaman dari Real Madrid. Perekrutan tak terduga Milan yaitu membeli Junior Messias, pemain antah berantah dari tim Crotone yang degradasi ke Seri-B. Lalu Milan juga merekrut Olivier Giroud, penyerang gaek yang diharapkan pengalamannya dapat membantu tim. Masalahnya adalah Giroud akan menggunakan nomor punggung 9 yang konon pemakainya kurang bertaji selepas Inzaghi terakhir kali menggunakannya.

Rekrutan lainnya adalah dengan mempermanenkan Tomori dan Tonali, serta meminjam Bakayoko dari Chelsea dan Florenzi dari Roma. Apakah dengan rekrutan baru tersebut Milan bisa tampil lebih baik? apakah dengan kepergian Donnaruma dan Hakan berimbas buruk? apakah Giroud dapat memutus keramatnya nomor 9 Milan? pertanyaan itu terjawab dengan jawaban yang menggembirakan pada Minggu, 22 Mei 2022. Milan melepas dahaga puasa gelar scudetto selama 11 tahun lamanya. 

Apa kunci keberhasilan Milan meraih scudetto musim ini? Fighting spirit yang luar biasa, kekompakan tim, kejelian pelatih dan manajemen, lalu yang paling utama adalah para pemain bermain dengan sepenuh hati :) Saya melihat fighting spirit itu ketika Milan berlaga, hampir semua partai musim ini saya tonton. Saya masih ingat kekecawaan kalah melawan Sassuolo, Spezia, Napoli, dan Florentina. Kemenangan dramatis di laga kontra Lazio, Inter, dan Verona. Lalu grande partira yang membosankan kala bertemu Juventus dua kali.

Milan bermain dengan kolektif musim ini, meski tidak ada pemain di jajaran top skor, kontribusi gol Milan merata dari tiap lini.  Saya sejak dulu mengidolai Kaka, orang yang membuat saya menyukai Milan. Namun dengan skuad saat ini saya justru belum pakem menentukan idola baru saya di Milan, mungkin untuk saat ini condong ke Tonali. 

Berikutnya, UCL ke-8?

Mungkin masih terlalu dini berharap Milan meraih juara UCL musim depan. Setelah absen lama, ini merupakan penampilan kedua semenjak musim lalu yang hanya berada di posisi buncit babak grup. Namun saya percaya Milan akan berjalan lebih jauh di kompetisi ini, dua tahun lagi sepertinya sudah bisa bersaing untuk membawa trofi ke-8 menuju Casa Milan.

Menarik untuk menyimak berita transfer pemain Milan. Dua nama yang menjadi sorotan karena diisukan akan hengkang yaitu El Capitano Romagnoli dan el presidente Kessie. Dengan segala hormat saya akan merasa sedih, namun pemain datang dan pergi sudah biasa. Jika itu terjadi, terima kasih gelar scudettonya :) Kalian akan dikenang oleh Milanisti.

anak yang menggunakan kaos ac milan

Forza Milan per sempre, salam takzim. 


You May Also Like

0 komentar