Pengalaman Ikut Open Trip Pulau Ketawai, Hoping Island di Bangka
Pulau Bangka mempunyai banyak pilihan wisata pantai dengan view yang menakjubkan. Seperti Pantai Matras dan Turun Aban di Sungai Liat misalnya, karakteristik pantainya yaitu mempunyai pasir putih dan batu granit besar. Lalu bagaimana dengan keindahan terumbu karang di bawah laut Pulau Bangka? Apakah di sini mempunyai wisata hoping island?
Dua pertanyaan tersebut semua jawabannya ada di Ketawai. Ada banyak penyedia jasa open trip ke pulau ini. Kita tidak hanya akan diajak ke Pulau Ketawai saja, melainkan ke Pulau Gusung Asam dan spot snorkeling di dekat sana.
Memang keindahan spot snorkeling di Ketawai masih kalah dan kurang terkenal seperti Pulau Lengkuas di Belitung. Namun karena sudah rindu berenang di laut, saya mengajak Em untuk ke Ketawai. Kami mencoba mencari penyedia open trip ke sana, karena tidak mungkin pergi hanya berdua saja, biaya sewa kapalnya lumayan.
Salah satu penyedia open trip sehari ke Pulau Ketawai adalah Giagik, berikut sosial media instagramnya : https://www.instagram.com/giagik/ . Ada beberapa paket pilihan yaitu silver, gold, dan platinum. Fasilitas yang didapatkan tidak jauh berbeda. Kita juga akan berada di kapal yang sama.
Kami tertarik memilih paket platinum karena akan mendapatkan alas karpet. Ini penting banget soalnya biar bisa duduk di pasir pantai dengan alas karpet, kita juga tidak perlu repot membawa karpetnya dari dermaga karena sudah disediakan langsung di Pulau Ketawai.
Hanya paket gold dan platinum saja yang mendapatkan makan siang. Saran saya kalau memilih paket silver harus siap membawa bekal karena di Pulau Ketawai tidak ada warung makan. Bahkan pedagang yang jual indomie saja di sana tidak ada. Hanya ada yang menjual kelapa muda segar yang diambil langsung dari pohon kelapa di pulau ini.
Informasi paket open trip ke Ketawai bersama Giagik dapat dilihat pada gambar di atas. Harga yang tertera pada bulan mei 2025, mungkin saja saat ini sudah berubah. Kalian bisa langsung chat/dm saja adminya untuk konfirmasi lebih lanjut.
Perjalanan ke Dermaga Kurau
Untuk menuju Pulau Ketawai, Saya dan Em harus berangkat ke Dermaga Kurau di Kabupaten Bangka Tengah. Jaraknya kurang lebih 50 menit dari rumah kami di Kota Pangkalpinang. Giagik tidak menyediakan meeting point di Kota Pangkalpinang, kecuali kalau kita memilih private trip.
Satu hari sebelum keberangkatan, kita akan dimasukkan ke grup whatsapp untuk mempermudah koordinasi. "Peserta open trip harus sudah tiba di Dermaga Kurau sebelum pukul tujuh ya kak" tulis seorang guide di grup tersebut. Berarti kami harus berangkat dari rumah pukul 5.30 pagi, berangkat lebih awal karena saya belum terlalu mahir dalam mengemudi, jadi jalannya agak pelan.
Namun ada-ada saja kendala di hari keberangkatan. Di tengah perjalanan, Em mengalami keram perut, membuatnya tidak nyaman sepanjang jalan menuju ke Dermaga Kurau. Tiba di dermaga kurau, kami langsung mencari toilet. Inilah dramanya, di sana tidak ada fasilitas toilet yang memadai. Semua kamar toilet rusak dan tidak ada air bersihnya. Padahal Dermaga Kurau ini berukuran besar, bahkan menyatu dengan tempat pelelangan ikan.
Untungnya saya tidak mudah panik karena sudah sering ke tempat publik yang fasilitas umumnya kurang baik seperti ini. Saya ajak Em ke rumah warga di dekat dermaga. Keramahan warga di sekitar dermaga membuat perjalanan ini terasa lebih spesial. Mereka memperbolehkan Em untuk numpang ke toilet di rumahnya.
Perjalanan ke Pulau Ketawai
Pukul 7.20 menit. Suasana dermaga sudah ramai. Ini situasi yang normal ketika akhir pekan. Masyarakat di Pulau Bangka bahkan wisatawan dari luar daerah banyak yang pergi ke Pulau Ketawai untuk refreshing. Pendamping kami dari Giagik mengecek kelengkapan anggota trip kali ini. Setelah jumlahnya lengkap lima belas orang, kami bergerak menaiki kapal fiberglass berukuran kecil. Tiga di antara rombongan kami berasal dari Wisman Tiongkok.
Dermaga Kurau terletak di muara Sungai Kurau yang berbatasan langsung dengan laut. Kondisi perairan sungai saat itu sedang dangkal sehingga tidak memungkinkan bagi kapal kayu untuk merapat ke dermaga. Oleh karena itu kami menggunakan kapal kecil terlebih dahulu, lalu berpindah ke kapal kayu yang sudah menunggu di perairan laut. Saya senang sekali melihat hutan mangrove yang masih terjaga, keberadaan mangrove sangat penting di ekosistem.
Cuaca waktu itu sedang terik, jangan lupa membawa sunscreen bagi kalian yang hendak berlibur ke Ketawai. Perjalanan menuju Pulau Ketawai dari dermaga Kurau sekitar satu jam saja. Keindahan Pulau Ketawai langsung tersaji, dermaga pulaunya sederhana dengan jembatan papan yang menjorok ke laut. Tulisan Ketawai berwarna merah menjadi landmark tersendiri di pulau ini, mengundang para wisatawan untuk berswafoto di sana.
Objek Wisata di Ketawai
Pulau Ketawai merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Menurut informasi di beberapa situs web, luasnya hanya sekitar 32 hektar. Garis pantainya lumayan panjang, banyak pengunjung yang menggelar tikar atau karpet sambil menghadap ke arah laut yang biru. Pengunjung juga bisa memasang hammock yang diikatkan di pohon kelapa.
Salah satu keunikan Pulau Ketawai yaitu terdapat sumber air tawar yang melimpah. Jadi pengunjung bisa bilas setelah puas berenang di laut. Fasilitas umum di Pulau Ketawai juga memadai, selain kamar bilas dan toilet, di Pulau Ketawai juga terdapat musola. Pada saat datang ke Ketawai, saya melihat banyak tenda yang berdiri. Di sini rupanya bisa juga berkemah, asalkan sudah meminta izin ke penjaga keamanan di pintu masuk pulau.
Pulau Gusung Asam dan aktivitas snorkeling
Cuaca tiba-tiba berubah dengan cepat, awan hitam bergumul di atas Pulau Ketawai. Membuat jadwal kami berubah. Kami baru bisa pergi ke Pulau Gusung Asam dengan kapal ketika jam dua siang. Menunggu hujan berhenti dan ombak lebih tenang terlebih dahulu.
Melihat keindahan Pulau Gusung Asam menjadi bagian favorit saya di perjalanan kali ini. Ciri khasnya adalah pasir timbul yang di kedua sisinya terdapat air laut yang jernih dan biru. Saya langsung mengambil alat snorkeling di kapal, melihat gemasnya kelomang dan bebatuan kecil yang mempesona. Sekitar Pulau Gusung Asam juga dapat ditemui bintang laut.
Setelah hampir 1,5 jam menikmati keindahan Gusung Asam, kami beranjak menuju spot terumbu karang. Tidak banyak pilihan spot tereumbu karang di wilayah sekitar Bangka, namun untuk sekedar melepas kerinduan snorkeling sih menurut saya sudah lumayan puas.
Sunset di Pulau Ketawai
Setelah selesai snorkeling , kami kembali ke Pulau Ketawai untuk bilas dan bersih-bersih. Karena jadwal yang melorot akibat hujan, kami pulang ketika langit mulai gelap. Namun kami beruntung dapat melihat sunset yang begitu indah di Pulau Ketawai. Ketika hendak pulang, saya melihat beberapa pengunjung membawa alat pancing.
Perjalanan yang menyenangkan dan membekas. Jangan terlalu berekspektasi tinggi dengan keindahan Pulau Ketawai, tetapi sepulang dari pulau ini, rasa-rasanya saya tertarik berkunjung kembali :).
0 komentar