Cara Berkunjung ke Pulau Penyengat

by - 3/18/2020 02:34:00 PM

masjid pulau penyengat
Siang hari yang terik di Hari Sabtu 23 Maret 2019, Penulis tiba di Bandara Hang Nadim di Kota Batam. Dengan lamat penulis memperhatikan papan informasi taksi dari bandara menuju Pelabuhan Punggur. "Rp. 135.000 ke Punggur dek" ujar salah satu penjaga loket.
 Harga yang cukup mahal, syukurlah penulis mempunyai teman yang ada di batam dan meminta di antar ke sana dengan sepeda motor. Di bawah terik matahari yang menyengat, penulis menuju Pelabuhan Punggur.
Suasana Pelabuhan cukup ramai siang itu. Penulis menuju loket kapal cepat MV Oceanna, membeli tiket seharga Rp. 62.500 dengan jadwal keberangkatan pukul 13.15 WIB. Fasilitas di dalam kapal lengkap, terdapat toilet, pendingin ruangan, TV, dan Warung kecil. 
Oh ya, hampir lupa. Penulis memesan tiket tujuan Pelabuhan Sri Bintan Pura di Kota Tanjung Pinang ya sob. Lama perjalanan satu jam, waktu yang cukup untuk menonton satu episode drama korea yang sedang populer saat itu, haha.
Tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura, penulis keluar menuju jalan raya melewati kantor-kantor otoritas pelabuhan. Terdapat juga Kantor Customs Tanjung Pinang di dekat pelabuhan. Dengan bertanya kepada warga sekitar, penulis pun berhasil menuju dermaga penyeberangan Pulau penyengat. Karena Jaraknya kurang dari 1 KM, penulis pun berjalan kaki saja.
dermaga pulau penyengat
 Tiba di dermaga, sudah ada beberapa perahu mesin yang disebut dengan pompong oleh warga sekitar. Ongkos menyeberang Pulau Penyengat sekali jalan Rp.7.000. Penulis pun duduk di posisi tengah pompong, di depan penulis terdapat satu rombongan keluarga asli Pulau Penyengat. 15 menit terasa cepat, pompong pun tiba di Pulau Penyengat.

Gerbang Masuk Pulau Penyengat

gerbang pulau penyengat

Sebelum masuk ke kawasan masjid, penulis terkagum dengan sebuah gerbang besar berwarna kuning. Tulisan "selamat datang di pulau penyengat", sebuah sapaan nonverbal menyambut setiap pengunjung yang datang. Sekitar 10 meter dari Gerbang besar, terdapat gapura berbahan kayu bertuliskan selamat datang. Karena ada poster partai di dekat gapura, Penulis tidak mengupload foto yang lebih dekat.
Menurut cerita, pulau mungil di Muara Sungai Riau ini sudah lama dikenal oleh para pelaut sejak berabad-abad yang lalu karena menjadi tempat persinggahan untuk mengambil air tawar yang cukup banyak tersedia di Pulau ini menurut legenda lebih lanjut, nama Penyengat diberikan kepada pulau itu karnea pernah pelaut-pelaut yang sedang mengambil air di tempat itu diserang oleh semacam lebah (insect) yang dipanggil Penyengat hingga membawa korban. Sejak peristiwa itu pulau ini terkenal di kalangan pelaut dan nelayan dengan panggilan Pulau Penyengat. 

Masjid Sultan Riau

masjid raya sultan riau penyengat

Ikonnya Pulau Penyengat yaitu masjid kuning nan bersejerah ini. Katanya salah satu material campuran bahan bangunan masjid ini adalah putih terlur. Warna dinding masjid berwarna dominan kuning.  Masuk ke dalam masjid terdapat Al-quran yang ditulis dengan tulisan tangan.

Komplek Makam Raja Ali Haji, Pujangga Kerajaan

makam raja ali haji penyengat

Saat keluar dari Pompong tadi, tersedia jasa becak motor yang menawarkan mengantar penumpang keliling pulau. "Bang naik becak motor aja, lima puluh ribu aja keliling pulau" tawaran salah satu abang pengemudi becak motor. Penulis pun menolak, sepertinya berjalan lebih seru dan menyenangkan.
Namun setelah dipikir-pikir, capek juga. Akhirnya penulis melambai memanggil becak motor, Penulis pun diantar keliling Pulau. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah komplek makam Engku Puteri Raja Hamidah.  
makam raja ali haji di pulau penyengat
Di komplek itulah pahlawan nasional Raja Ali Haji dimakamkan. Karyanya yang terkenal yaitu Gurindam Dua Belas, berisikan 12 nasihat dalam bersikap. Makam Raja Ali Haji terletak di luar bangunan, berdekatan dengan Raja dan kerabat kerajaan lainnya. 
Penulis masuk ke dalam bangunan yang terdapat makam Engku Puteri Raja Hamidah.  Terdapat tulisan Nasihat Gurindam Dua Belas di dinding-dinging.  

Makam Raja Haji Fisabilillah
Komplek makam Raja Haji Fisabilillah berjarak sekitar 500 meter dari komplek makam raja ali haji. Warna bangunan dan pagarnya berwarna kuning dengan kombinasi hijau. Di sekitar makam Raja Haji Fisabilillah juga terdapat makam keluarga dan kerabat kerajaan.

Balai Adat Melayu

balai adat melayu di pulau penyengat

Balai adat dengan bentuk rumah panggung bernuansa melayu. Bangunan ini menghadap laut dan terdapat lapangan beralaskan semen.  Di dalam balai ini terdapat informasi silsilah Raja Riau Lingga yang di pajang di dinding-dinding dalam balai. Terdapat juga pelaminan khas melayu beserta pakaian adatnya. Sobat bisa foto dengan memakai pakaian adat melayu dengan biaya sewa Rp. 25.000. 

Istana Kantor


Sekilas tampak menyeramkan, bangunan ini dinamakan istana kantor. Sudah tidak difungsikan lagi, warna catnya pun tampak luntuk. Penulis hanya memfoto bagian luarnya saja dan tidak berkeliling kawasan istana kantor.

You May Also Like

0 komentar