• Home
  • Sumatera
    • Aceh
    • Sumatera Utara
    • Sumatera Barat
    • Riau dan Kepri
    • Sumatera Selatan
    • Jambi
    • Bengkulu
    • Bangka Belitung
    • Lampung
  • Jawa
    • DKI Jakarta
    • Banten
    • Jawa Barat
    • Yogyakarta
    • Jawa Tengah
    • Jawa Timur
  • Kalimantan
    • Kalimantan Barat
    • Kalimantan Tengah
    • Kalimantan Utara
    • Kalimantan Timur
  • Sulawesi
    • Sulawesi Selatan
    • Sulawesi Tengah
    • Sulawesi Barat
  • Bali NTB NTT
    • Bali
    • Lombok
    • Sumba
    • Flores
  • Maluku dan Papua
    • Maluku
    • Papua
instagram Email

dodonulis

blog catatan perjalanan

rumah si pitung

Pantai Marunda memang tidak sepopuler tetangganya seperti Pantai Ancol dan Pantai di kawasan Kapuk. Namun Penulis penasaran untuk datang berkunjung ke pantai ini, yang berada di sudut Ibu Kota. Katanya banyak spot foto menarik yang bisa dieksplor seperti Rumah Si Pitung dan Masjid Al Alam yang lokasinya berdekatan. Pada hari libur Raya Waisak pada tanggal 26 Mei 2021, Penulis manfaatkan dengan aktivitas jelajah ke kawasan Marunda, sisi lain Ibu Kota.

Kawasan Marunda masih terasa asing bagi Penulis, Penulis belum pernah berkendara sampai ke Marunda sebelumnya. Pada situasi seperti ini google maps sangatlah berguna menjadi penuntun jalan. Penulis sarankan jika menggunakan motor maka bawalah masker lebih banyak, karena jalanan di kawasan Marunda penuh debu. 

Lalu lalang truk kontainer berukuran besar kadang menjadi hambatan, harus hati-hati kalau mau mendahuluinya, kalau memilih untuk mengikuti di belakang truk harus siap-siap "mandi debu". Maklum Marunda merupakan kawasan industri dan pelabuhan, tak jarang ditemui bangunan pergudangan dan tumpukan kontainer di sisi jalan. Saat menuju lokasi Pantai Marunda, Kalian akan melihat gerbang Kawasan Berikat Nusantara yang bersebelahan dengan Kantor Bea Cukai Marunda. Lalu terdapat juga gedung kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran yang tidak jauh dari lokasi pantai.

gapura kawasan wisata rumah si pitung

Tanda panah di google maps sedikit lagi akan berhenti di titik akhir, pertanda akan sampai ke lokasi tujuan. Penulis berhenti sejenak  di depan gapura bertuliskan Rumah Si Pitung 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir,  lalu tidak jauh dari sana Penulis melihat keramaian warga yang sedang memancing di empang-empang. Mereka duduk di bawah Pohon Bakau yang tumbuh, berlindung dari sengatan matahari yang saat itu sedang terik. 

memancing di empang dekat rumah si pitung marunda

Museum Rumah Si Pitung

museum rumah si pitung marunda

Setelah tiba di lokasi, Penulis memarkirkan sepeda motor dan membayar biaya parkir sebesar Rp 5.000. Lalu Penulis bergegas masuk ke dalam museum, Penjaga loket tiket menyambut dengan senyum ramah, lantas memeriksa suhu tubuh Penulis yang saat itu sedang normal, 36 koma sekian. Biaya masuk ke museum adalah Rp 5.000 saja, tiap pengunjung akan mendapatkan pamflet yang menjelaskan secara singkat tentang museum si Pitung. 

rumah si pitung jakarta

Tiap daerah mempunyai kisah rakyat masing-masing, termasuk Jakarta yang mempunyai cerita Si Pitung, jagoan betawi yang kerap dijuluki Robin Hood Betawi. Dikenal sebagai perampok tetapi hasil rampokannya diberikan kepada orang-orang yang kesusahan. 

Menurut informasi dari Pamflet yang penulis dapatkan, Rumah si Pitung menjadi ikon kisah perjuangan dan perlawanan  masyarakat Betawi terhadap penjajahan Belanda. Dahulu rumah ini adalah milik seorang saudagar kaya bernama H. Saifuddin. Terdapat legenda yang menyatakan bahwa H. Saifuddin hanya salah satu dari korban perampokan yang dilakukan oleh si Pitung.

Sementara versi lain menyebutkan bahwa H. Saifuddin seseungguhnya adalah sahabat Pitung dan rumahnya kerap dijadikan lokasi bersembunyi si Pitung. Agar tidak menimbulkan kecurigaan pihak Belanda bahwa rumah itu menjadi lokasi persembunyian si Pitung kemudian dilakukan skenario perampokan tersebut. Rumah ini adalah lokasi shooting film "Pitung Jago Betawi" dan pada tahun 1993, bangunan ini dinyatakan sebagai bangunan cagar budaya.

balkon depan rumah si pitung

ruang tengah rumah si pitung

Museum rumah si Pitung berbentuk rumah panggung yang dominan terbuat dari kayu. Bangunan dalam rumah terdiri dari balkon depan, ruang tengah, kamar, dan balkon belakang. Museum ini buka setiap Selasa s.d. Minggu pada pukul 08.00 WIB s.d. 17.00 WIB, sementara untuk hari Senin museum tutup untuk umum. Menurut Petugas yang berjaga, di lokasi ini sering diadakan pagelaran seni seperti Gambang Kromong Betawi, namun semenjak pandemi sudah tidak diadakan lagi. 

Siang itu matahari begitu terik, ditambah lokasi museum yang berada di dekat laut. Para pengunjung cukup ramai saat itu, semuanya nampak mematuhi aturan untuk memakai masker sepanjang berada di lokasi museum. Beberapa ada yang berteduh di bawah rumah panggung, bersandar di tiang-tiang penyanggah rumah. Di lokasi ini terdapat dua bangunan pendukung yang berfungsi sebagai kantin, tempat dagangan aksesoris, musala, dan ruangan petugas museum. 

Masjid Al-Alam Marunda

rusun marunda jakarta utara
Rusun Marunda

jalan menuju masjid al alam marunda
Jalan menuju Masjid Al Alam Marunda
Jika dilihat dari google maps, lokasinya hanya sekitar 500 m dari museum rumah si Pitung. Namun karena berada di gang kecil membuat Penulis kebingungan mencari lokasi masjid. Penulis bertanya ke kumpulan Bapak-bapak yang sedang mengobrol di sebuah warung. Mereka sangat ramah ketika penulis bertanya, mengarahkan penulis ke jalan terdekat. Penulis sempat memotret bangunan rusun Marunda yang terlihat dari jalan. 

gerbang masjid al alam marunda

Masjid ini diperkirakan dibangun pada tahun 1600 Masehi, merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Jakarta sehingga bentuk fisiknya dipertahankan dan tidak banyak berubah. Ruangan dalam masjid sederhana dan tidak terlalu luas. Empat pilar bercat putih berdiri kokoh di bagian tengah, jarak dari lantai ke atap tidak terlalu tinggi, paling hanya 2,5 meteran. Mihrab dan mimbar juga tidak terlalu besar, terkesan klasik dan sederhana.

masjid al alam si pitung marunda

dalam masjid al alam marunda

Terdapat juga pendopo masjid yang bisa digunakan untuk menggelar berbagai kegiatan, saat datang Penulis melihat empat orang bapak-bapak yang sedang berdiskusi ringan. Penulis memilih rebahan sejenak di pendopo, berteduh dari sengatan cahaya matahari yang masih terik meski jarum jam menunjuk pukul tiga sore.

pendopo masjid al alam marunda

Pantai Marunda

penunjuk arah menuju pantai marunda

Dari salah satu gerbang kecil masjid Al-Alam, Penulis melihat tulisan yang memberikan petunjuk tentang arah pantai Marunda. Benar saja, setelah ditelusuri jalan setapak itu mengarah ke laut. Terlihat warung dan pondok berdiri di sepanjang tepi laut yang sudah dipasangi tanggul. Berjalan lebih jauh, Pengunjung terihat lebih ramai di ujung pantai. Terdapat pohon-pohon bakau dan sedikit bagian pantai yang berpasir, namun penulis sama sekali tidak tertarik mendekat karena pengunjung ramai sekali di sana.

pantai marunda jakarta utara

Penulis memilih untuk duduk di jembatan bambu sederhana yang menjorok ke laut, melihat tiga orang anak-anak yang sedang berenang dan bermain air. Air laut di pantai ini cukup bersih dari sampah, meski airnya terlihat cokelat dan keruh (mungkin faktor air laut yang sedang sedikit pasang). "Ommm, ommm. fotoin kita dong" ujar seorang anak. Waduh, udah dipanggil om,om saja nih:D.

anak-anak bermain di pantai marunda

Dengan senang hati Penulis memotret mereka, berbagai atraksi dan gaya mereka peragakan agar foto terlihat menarik. Penulis juga bersemangat sekalian berlatih foto potrait, selama ini hanya fokus mengambil foto landscape alam saja. Semacam simbiosis mutualisme, anak-anak senang difoto, Penulis senang ada objek foto potrait. "Aku, minta nomor hp kalian ya, nanti malam bakal dikirim foto-fotonya melalui wa" Salah satu dari mereka memberikan nomornya.

sunset di pantai marunda jakarta utara

Pukul setengah enam sore, Penulis mencari spot untuk memotret sunset. Aktivitas pelabuhan dan kapal-kapal tongkang menjadi sasaran foto Penulis, Pemandangan matahari terbenam di pantai Marunda bisa dijadikan spot foto sunset favorit di Jakarta, selain Pantai Ancol dan Pantai Muara Kamal. Sayangnya saat itu baterai kamera habis dan lupa membawa cadangan, akibat terlalu asik berlatih foto potrait jadinya tidak terlalu memperhatikan kondisi baterai. Momen sunset hanya beberapa kali jepretan saja, sekejap kamera langsung mati tak berdaya.


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
ucapan selamat hari raya idul fitri

Ramadhan telah menemui hari bungsunya pada tahun ini. Hilal bulan syawal telah terlihat, membawa beragam harapan dan doa. Semoga amalan yang dijalankan pada Bulan Ramadhan diterima, dilimpahi keberkahan, dan cita-cita fitrah diraih. 

Lebaran tahun ini kembali di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda penyebarannya. Kebijakan pelarangan mudik dari tanggal 6-17 Mei 2021 menuai pro dan kontra,. Bagaimanapun, kita tetaplah harus menghormati, syukur-syukur mematuhi apa yang telah diputuskan oleh para pemimpin, tentunya mereka telah menimbang baik buruknya.

Yang terpenting semuanya sehat, bertemu lagi dengan Ramadhan tahun selanjutnya dan setelah situasi pandemi mereda kita bisa mudik lebaran lagi tentunya.

Mudah-mudahan meskipun tidak mudik ke kampung halaman, esensi dari Idul Fitri tidak berkurang satu senti pun. Ini merupakan kali kedua Penulis membuat blog post tentang idul fitri yang spesial ini, edisi spesial jilid ke II. Turut berduka juga atas apa yang menimpa Saudara-saudara kita di Palestina, semoga Allah melindungi dan memberikan ketabahan. 

Mohon maaf lahir dan batin atas segala khilaf dan salah selama Penulis berinteraksi, selamat berkumpul bersama keluarga baik secara offline maupun online. Taqobballahu Minna wa Minkum, Taqabbal Ya Karim.  Semoga bertemu dengan Bulan Ramadhan di tahun-tahun selanjutnya. Aamiin Ya robbal Alamin.

Blog post tahun lalu dapat dibaca di : Lebaran yang akan selalu diingat.

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
masjid istiqlal jakarta

Pandemi Covid-19 membuat masyarakat harus menunggu lebih lama untuk melihat wajah baru Masjid Istiqlal. Masjid ini mulai direnovasi pada Mei 2019 yang lalu, sebenarnya sudah selesai renovasinya pada bulan Agustus 2020 namun baru diresmikan pada Januari 2021 oleh Presiden Joko Widodo. Apakah setelah diresmikan Istiqlal sudah bisa didatangi untuk umum? Jawabannya tidak, karena masih mempertimbangkan penyebaran Covid-19 yang masih tinggi.

Alhamdulillah pada momen Ramadhan 1442 Hijriah tahun ini, Masjid Istiqlal sudah dibuka untuk umum dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, tidak hanya itu Masjid Istiqlal juga menyelenggarakan Salat Sunnah Tharawih berjamaah. Informasi tersebut bisa dilihat di akun Instagram resmi Masjid Istiqlal.

Tentang Masjid Istiqlal

masjid istiqlal pada malam hari
Masjid Istiqlal pada Malam Hari

Kata Istiqlal dalam bahasa Arab memiliki arti Merdeka. Nama Istiqlal dipilih sebagai bentuk rasa syukur bangsa Indonesia atas kemerdekaan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan yang Maha Esa. Masjid Istiqlal mulai dibangun pada tahun 1961 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno,  dan diresmikan penggunaannya pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto. 

Masjid Istiqlal merupakan Masjid terbesar se-Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 jamaah. Menurut Penulis, Masjid Istiqlal merupakan wujud toleransi umat beragama di Indonesia. Meskipun tempat beribadah umat Islam, perancang atau arsiteknya adalah Frederich Silaban, seorang penganut Kristen Protestan. Masjid Istiqlal dibangun di bekas Taman Wilhelmina, lokasinya berhadapan dengan Gereja Katedral yang telah lebih lama berdiri.

Masjid Istiqlal mempunyai tujuh pintu masuk dengan nama-nama yang diambil dari Asmaul Husna (Nama-nama baik Allah SWT), yaitu :

  1. Pintu Al Fattah - Maha Pembuka 
  2. Pintu Al Quddus - Maha Suci
  3. Pintu As Salam - Maha Damai
  4. Pintu Al Malik - Maha Raja
  5. Pintu Al Ghaffar - Maha Pengampun
  6. Pintu Ar Razaq - Maha Pemberi Rezeki
  7. Pintu Ar Rahman - Maha Pengasih

Apa Saja Yang Berubah dari Masjid Istiqlal?

Masjid Istiqlal merupakan bangunan cagar budaya sehingga bentuk bangunannya tidak boleh diubah. Lah, terus yang direnovasi apa saja? Secara fisik bangunan memang tidak berubah, namun ada banyak perubahan yang membuat Istiqlal semakin cantik dan megah.  Seperti penataan taman, pencahayaan, ruang parkir, pernak-pernik atau aksesoris di dalam masjid, serta pembersihan bagian kubah 

ruang parkir basement masjid istiqlal

pintu keluar basement masjid istiqlal
Pintu Keluar Basement Masjid Istiqlal

Penulis terakhir berkunjung ke Istiqlal pada tahun 2018 yang lalu, sudah lama sekali. Meski saat itu tidak memotret foto, Penulis masih ingat beberapa bagian yang telah berbeda dari sebelumnya.  Tempat parkir yang dulunya berada di halaman masjid, kini telah dipindahkan ke ruang parkir bawah tanah (basement) yang terdiri dua lantai. Dengan dipindahkannya area parkir membuat halaman masjid lebih luas dan tertata rapi dengan hiasan taman.

plaza pintu al fattah masjid istiqlal

Saat ini pintu masuk yang dibuka hanya melalui Plaza Al Fattah saja.  Pintu Al Fattah (untuk jamaah laki-laki) dan pintu Al Quddus (untuk jamaah perempuan). Jika dulunya terdapat tulisan masjid Istiqlal di dekat Pintu Al Fattah, kali ini sudah tidak ada lagi. Tempat penitipan barang yang dulunya berada di dalam masjid saat ini sudah dipindahkan, terletak di kedua sisi jalan menuju pintu Al Fattah. 

Jalan menuju pintu Al Fattah yang dulunya beralaskan aspal saat ini tampak elegan dengan bahan batu andesit. Halaman Masjid Istiqlal dilalui oleh aliran sungai Kali Ciliwung, bagian ini juga menjadi sasaran renovasi.  Nampak lebih artistik dengan dibangunnya tempat duduk di sekitaran sungai. Namun sayangnya warna airnya tetap sama, keruh dan dapat tercium baunya jika mendekat. Kalau difoto siang hari sih nggak terlalu bagus, warna airnya menganggu. Tetapi cobalah memotret pada  malam hari, cakeeep. 

foto katedral diambil dari masjid istiqlal
Katedral difoto dari taman Masjid Istiqlal

Terdapat juga kios-kios berukuran mini di dekat taman masjid, saat Penulis datang masih belum ditempati.  Mungkin setelah lebaran ya diisi? gak tau juga sih, lupa nanya ke petugas masjidnya. Beralih ke bagian dalam masjid yuk, fasad luarnya saja membuat terkagum-kagum, gimana bagian dalamnya? Masyaallah indahnya. 

Terdapat metal detector dan thermal scanner yang diletakkan di pintu masuk, sebelum masuk pengunjung diperiksa dulu agar aman dan nyaman :). Tempat wudhunya juga sudah lebih rapi. Belum sempat masuk ke ruang utama masjid, langkah kaki mengarah menuju teras terbuka yang besar di Masjid Istiqlal. Tanaman sulur ditanam di atas koridor dan membuat nuansa hijau mengelilingi teras. Lokasi incaran foto penulis di pojok teras telah dipenuhi oleh fotografer lain, tau aja posisi bagus. 

tumbuhan sulur masjid istiqlal

Penulis masuk ke dalam masjid, lalu langsung naik ke lantai dua terlebih dahulu, karena terdapat spot menarik untuk difoto. Selain lantai utama, Masjid Istiqlal mempunyai empat tingkat balkon. Dari lantai dua terlihat Monumen Nasional dan gedung perkantoran di malam hari, lalu terlihat panel surya yang dipasang di atap koridor. 

monumen nasional monas difoto dari masjid istiqlal
Monas difoto dari lantai dua Masjid Istiqlal

Saat Tarawih kemarin, hanya lantai utama yang terisi itupun tidak penuh, Saf-saf diberikan jarak antar jamaah. Tidak ada karpet atau sajadah di lantai, jadi disarankan untuk membawa sendiri sajadah dari rumah. Bagian dalam Masjid Istiqlal merupakan bagian yang paling banyak dipoles. Pencahayaan di bagian atap dibuat lebih hidup dengan ribuan lampu-lampu LED. 12 Pilar di ruang utama dibuat semakin indah dengan ukiran yang mengagumkan, lengkap dengan kipas angin yang membuat sejuk ruangan. 

ruang salat utama masjid istiqlal

Lengkungan kubah raksasa di ruang utama membuat kagum sejak dulu, Kali ini semakin indah dengan warna kebiruan dan ukiran kaligrafi yang mengelilinginya. Pada bagian mihrab (tempat imam salat), Dibuat lebih simple namun estetik. Ukiran berbentuk persegi dengan warna perak dan keemasan menghiasi bagian mihrab . Kaligrafi dengan tulisan syahadat diletakkan di bagian atasnya. 

mihrab masjid istiqlal

Salat Tarawih pun digelar, sebelumnya terdapat ceramah singkat yang rutin dilaksanakan setelah Salat Isya. Tidak terasa Bulan Ramadhan hampir menemui hari bungsunya :). Jika sobat hendak ke Masjid Istiqlal dan ingin menggunakan transportasi umum, dapat menggunakan KRL dan berhenti di Stasiun Juanda. Dari Stasiun berjalan kaki sekitar 500 meter, bisa juga naik ojek online.



 


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
masjid cut meutia jakarta

Mayoritas penduduk di Jakarta beragama muslim, tidak sulit menemukan masjid karena di tiap kelurahan pasti ada. Beberapa masjid di Ibu Kota Indonesia ini mempunyai cerita yang menarik, mulai dari sejarah pembangunan, bentuk arsitektur, hingga kegiatan keagamaan yang diadakan. Pada blog post kali ini penulis akan membahas Masjid Cut Meutia yang terletak di Menteng Jakarta.

Bulan Ramadhan sudah memasuki sepuluh hari terakhir, sebentar lagi akan menemui hari bungsunya. Ibadah puasa di Bulan Ramadhan kembali kita jalankan di tengah situasi pandemi.  Namun ada yang berbeda dibandingkan dengan tahun lalu, kali ini semua masjid sudah diperbolehkan untuk melaksanakan salat Tarawih berjamaah, tentunya dengan syarat protokol kesehatan yang harus diperhatikan oleh para jamaah.

Faliq, salah seorang teman dekat Penulis mengajak untuk berkunjung ke beberapa masjid di Jakarta. "Sambil ngabuburit nungguin buka, kita wisata religi sampai salat tarawih" katanya. Ajakan yang menarik,  teman yang satu ini selalu punya ide mengisi hari libur akhir pekan. Kami pun membahas masjid-masjid apa saja yang akan didatangi. "Gimana kalo Masjid Ramlie Musofa yang di Sunter?" usul Faliq. "Wah gue udah pernah ke sana liq, udah gue tulis di blog juga. Masjid yang lain aja" jawab Penulis. 

bisa dibaca pada blog post : Menatap Kemegahan Masjid Ramlie Musofa di Sunter.

Penulis pun memberi usul ke Masjid Cut Meutia, salah satu masjid dengan arsitektur unik di kawasan Menteng Jakarta. Namun sayangnya saat hari H Faliq tidak bisa ikut, Jadilah Penulis berangkat sendirian dengan sepeda motor. Alternatif cara lain menuju masjid ini adalah dengan menggunakan KRL, turun di Stasiun Gondangdia. Jarak dari stasiun paling hanya 50 meter saja, dekat banget ngesot dikit nyampe.  

stasiun gondangdia yang dekat dengan masjid cut meutia
Masjid Cut Meutia terletak di dekat Stasiun Gondangdia

Sesuai namanya, masjid ini terletak di Jalan Cut Meutia. Diambil dari nama seorang pahlawan perempuan yang berasal dari Aceh. Dari tampilan luarnya saja sudah menarik dan unik, berbeda seperti bentuk masjid pada umumnya. Tidak ada kubah ataupun menara, nuansa bangunan kental dengan arsitektur kuno peninggalan zaman Belanda. Masjid ini merupakan salah satu cagar budaya di Jakarta, sehingga bentuk aslinya dipertahankan dan tidak bisa diubah.  

masjid cut meutia menteng
Tulisan NVDE BOWPLO di dinding masjid Cut Meutia

Bangunan yang saat ini difungsikan menjadi masjid ini mempunyai sejarah panjang, serta banyak berubah peruntukannya. Di salah satu sisi luar dinding masjid terdapat tulisan "NVDE BOWPLO", nama kantor arsitek Belanda pada masa lampau. Sebelum berubah fungsinya menjadi masjid pada tahun 1987, bangunan ini juga sempat dijadikan kantor pos, kantor jawatan kereta api, hingga gedung MPRS. 

 

masjid cut meutia unik

Penulis masuk ke dalam masjid melalui pintu utama, keunikan lainnya yang penulis jumpai adalah letak mimbar yang tak lazim. Jika umumnya mimbar masjid terletak di tengah dan dibuat lurus dengan arah kiblat, berbeda dengan mimbar yang ada di Masjid Cut Meutia yang tidak searah dengan kiblat. Hal ini dikarenakan menyesuaikan dengan bentuk bangunan yang memang awalnya dibuat bukan untuk dijadikan masjid. 

atap masjid cut meutia

Masjid ini terdiri dari dua lantai, bercat putih, dan mempunyai atap yang menjulang tinggi. Jendela dan pintu masjid berbentuk klasik, kental dengan nuansa khas Belanda tempo dulu. Ketika siang hari, cahaya matahari masuk melalui jendela kaca di langit-langit dinding paling atas.

masjid cut meutia malam hari

Menjelang waktu berbuka puasa, jamaah semakin ramai memenuhi masjid. Daya tampung masjid dikurangi semasa pandemi, saf salat diberikan tanda untuk pembatas jarak antar jamaah. Penulis melihat semua jamaah yang hadir memakai masker dan tertib, termasuk menjaga jarak saat salat. Ketika malam hari cahaya lampu hias membuat indah bagian tengah masjid. 

bulan ramadhan di masjid cut meutia

Sobat pernah mendengar Ramadan Jazz Festvial? Halaman Masjid Cut Meutia merupakan lokasi diselenggarakannya Ramadhan Jazz Festival yang rutin di gelar sebelum pandemi melanda. Terakhir kali diadakan secara langsung pada tahun 2019 yang lalu, namun tahun ini diadakan melalui virtual lewat channel youtube. 

Penulis melihat sebuah poster I'tikaf pada 10 malam terakhir yang ada di dekat pintu masuk, setelah bertanya kepada seorang pengurus masjid I'ktikaf baru dimulai dari pukul 01.30 WIB. Jamaah tidak boleh ada yang menginap di masjid, serta harus memakai masker. Setelah menjalankan Salat Tarawih, Penulis pulang dan berencana membahas tentang masjid lain di Jakarta.







Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Official Logo

Official Logo
Pada tanggal 8 Oktober 2022, blog ini mempunyai logo resmi untuk pertama kali. Sudah lama saya berkeinginan untuk membuat logo sebagai identitas blog, terima kasih kepada seseorang yang telah membantu mengkreasikan logo yang luar biasa ini. Logo ini sebagai bentuk semangat untuk terus konsisten dalam membagikan hal-hal yang bermanfaat. Dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak ucapan dan respon yang baik dari para pembaca. Terima kasih atas energi positifnya :)

Popular Posts

  • Kolam Renang Bojana Tirta, Murah dan Nyaman
  • Transportasi Umum dari Pangkalpinang ke Sungailiat
  • Travel Blogger di Bangka Belitung
  • Naik Kapal Dari Muntok ke Tanjung Api-Api Membawa Mobil Pribadi
  • Itinerary Overland Sumba, Flashback Perjalanan 2018

Tentang Penulis

Halo para pembaca, penulis adalah seorang pemuda kelahiran tahun ’97. isi blog ini seputar cerita dan catatan penulis ketika berkunjung di beberapa provinsi di Indonesia, tujuan membuat blog ini supaya dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai hobi traveling. penulis dapat dihubungi dengan berkirim email ke dodonulis1@gmail.com

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

Mencoba Bertahan - G.A.V.K - Song - 2022

recent posts

    Pages

    • Privacy Policy
    • About Me
    • Disclaimer
    • Contact

    BloggerHub

    BloggerHub Indonesia

    Created with by ThemeXpose